Pengertian Konflik, Jenis, Faktor Penyebab, Dan Dampak Konflik
Pengertian Konflik. Konflik merupakan bagian dari inteksi sosial dalam proses disosiatif. Dalam kajian sosiologi, proses disosiatif meliputi persaingan, kontrovesi, pertikaian, dan konflik. Konflik merupakan ekspresi pertikaian yang terjadi antara dua atau lebih individu atau antara dua atau lebih kelompok karena adanya perbedaan atau perselisihan terhadap sesuatu hal. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan.
- secara umum, konflik diartikan sebagai proses sosial yang terjadi di antara dua pihak atau lebih, yang di dalamnya pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak yang lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
- secara khusus, konflik diartikan sebagai saling memukul (configere), hanya saja dalam pengertian khusus ini, konflik tidak hanya semata-mata pertentangan fisik saja.
Pengertian Konflik Menurut Pendapat Para Ahli. Menurut Zein, yang dimaksud dengan konflik adalah :
- suatu perdebatan atau pertandingan untuk memenangkan sesuatu.
- ketidak-setujuan terhadap sesuatu, argumentasi, pertengkaran, atau perdebatan.
- perjuangan, peperangan, atau konfrontasi.
- keadaan yang rusuh, ketidakstabilan, gejolak, atau kekacauan.
Selain pengertian tersebut di atas, banyak ahli juga telah mengemukakan pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan konflik, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
- Soerjono Sukanto, berpendapat bahwa konflik adalah suatu keadaan pertentangan antara dua pihak untuk berusaha memenuhi tujuan dengan cara menentang pihak lawan.
- Ariyono Suyono, berpendapat bahwa konflik adalah atau keadaan di mana dua pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing disebabkan adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.
- A.W. Hijau, berpendapat bahwa konflik adalah upaya yang disengaja untuk melawan atau memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Max Weber, berpendapat bahwa hubungan sosial disebut sebagai konflik apabila sepanjang tindakan yang ada di dalamnya secara sengaja ditujukan untuk melaksanakan kehendak satu pihak untuk melawan pihak lain. Lebih lanjut Max Weber menjelaskan bahwa konflik merupakan hubungan sosial yang dimaknai sebagai keinginan untuk memaksakan kehendaknya pada pihak lain.
- Gillin dan Gillin, berpendapat bahwa konflik adalah proses sosial di mana individu atau kelompok mencapai tujuan mereka dengan cara menentang langsung pihak lain dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.
Jenis Konflik. Konflik terdiri dari beberapa jenis. Sebagai suatu bentuk hubungan sosial, konflik dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
- konflik individu, merupakan konflik yang terjadi antara individu satu dengan individu yang lain atau dengan kelompok masyarakat.
- konflik antar kelas sosial disebut juga dengan konflik vertikal, merupakan konflik yang terjadi antara dua atau lebih kelompok kelas (kaya dan miskin, dan lain sebagainya) dalam masyarakat.
- konflik antar kelompok sosial disebut juga dengan konflik horisontal, merupakan konflik yang terjadi di dalam kehidupan sosial masyarakat.
- konflik rasial, merupakan konflik yang terjadi antara dua ras atau lebih yang berbeda.
- konflik agama, merupakan konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok yang mempunyai agama dan keyakinan yang berbeda.
- konflik politik, merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan pandangan di dalam kehidupan politik.
- konflik internasional, merupakan konflik yang terjadi antar negara-negara di dunia, baik negara berkembang atau negara maju,
Gillin dan Gillin mengklasifikasikan konflik menjadi lima jenis, yaitu :
- konflik pribadi.
- konflik rasial.
- konflik kelas sosial.
- konflik politik.
- konflik internasional.
Sedangkan Simmel mengklasifikasikan konflik menjadi empat jenis, yaitu :
- perang.
- perseteruan atau perselisihan.
- litigasi.
- konflik cita-cita impersonal.
Faktor Penyebab Konflik. Terdapat banyak faktor penyebab konflik, beberapa diantaranya adalah :
- perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia merupakan individu yang unik, yang mempunyai pendirian dan perasaan yang berbeda-beda. Perbedaan pendirian dan perasaan terhadap sesuatu hal dapat menjadi faktor penyebab konflik di antara dua atau lebih individu atau kelompok.
- perbedaan latar belakang budaya. Perbedaan latar belakang budaya akan membentuk pribadi yang berbeda-beda. Perbedaan masing-masing pribadi dalam menyikapi sesuatu hal dapat menjadi faktor penyeban konflik.
- perbedaan kepentingan antar individu atau kelompok. Kepentingan setiap individu atau kelompok berbeda-beda, demikian juga kepentingan mereka dalam menghadapai sesuatu hal. Perbedaan kepentingan dari masing-masing individu atau kelompok inilah dapat menjadi faktor penyebab konflik.
- adanya perubahan nilai dalam masyarakat. Perubahan nilai dalam masyarakat merupakan hal lazim terjadi. Tetapi apabila perubahan nilai yang terjadi tersebut berlangsung dengan cepat, sementara terdapat beberapa individu maupun kelompok dalam masyarakat belum siap menghadapi perubahan tersebut, maka akan memicu timbulnya suatu konflik dalam masyarakat.
Dampak Konflik. Secara umum, konflik akan menimbulkan dampak negatif bagi para pihak. Namun begitu dalam kasus tertentu, konflik dapat menimbulkan dampak positif. Dampak konflik adalah sebagai berikut :
1. Dampak negatif dari konflik :
- menimbulkan kerusakan integrasi sosial masyarakat.
- menimbulkan trauma, baik secara psikologi maupun secara sosial.
- menumbuhkan rasa dendam pada setiap pihak sehingga kehidupan masyarakat menjadi tidak harmonis.
- terjadi kerusakan atau kehilangan harta benda di dalam kehiduapan masyarakat.
2. Dampak positif dari konflik :
- Konflik yang terjadi dalam masyarakat dapat menghasilkan suatu kesepakatan yang menguntungkan semua pihak, sehingga integrasi masyarakat menjadi lebih kuat.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Semoga bermanfaat.