Agar Keuangan Rumah Tangga Aman dan Tak Mudah Habis
Hai, Sobat Blogger!
Berumah tangga itu banyak sekali yang harus diurus, ya. Bukan hanya perihal beberes rumah saja seorang istri itu harus bisa, tetapi mengelola keuangan pun kudu wajib musti harus bisa. Buat saya keuangan itu hal yang krusial banget dalam rumah tangga. Jika tak dikelola dengan baik. Wah, bisa-bisa perang dunia ketiga deh, haha.
Awal-awal pernikahan dulu saya sama suami tak begitu aware sama masalah keuangan ini. Walaupun saya tipe orang yang sangat hemat banget untuk mengeluarkan duit. Maklum, dulu diajarkan sama orangtua setiap mau beli apa-apa itu harus menabung. Nah, sampai segede ini juga masih suka menabung meski cuma uang koin. Maka dari itu, ketika menikah saya sempat kaget karena saya sama suami merasa "cukup" punya tabungan padahal mah menjadi hemat itu tetap harus dilakukan, kan?
Nah, setelah di pikir-pikir merasa banget awal pernikahan tuh terlalu boros dan banyak uang aneh yang tiba-tiba hilang. Bukan diambil tuyul sih, tapi emang kami aja suka jajan tapi enggak tahu jajan apa tiba-tiba uang habis. Duh, parah banget emang. Untung setelah itu kami berdua dapat hidayah. Alhamdulillah, Allah berikan jalan untuk kita sadar lebih cepat sebelum terlambat, haha.
Baca juga Bingung Memilih Sekolah Anak yang Tepat? Coba Renungkan Ini Bunda
Akhirnya, kami mulai mencatat setiap pengeluaran. Meskipun baru sekarang banget itu diterapkan. Pas di awal agak kesulitan saya. Padahal nih pas zaman saya kerja dulu, sudah terbiasa uang tuh langsung dibagi-bagi per pos supaya lebih irit ketika mau belanja. Ternyata pas menikah tuh, tidak semudah itu Fernando Hose, wkwkwk. Iya, setelah menikah pos-pos keuangan itu lebih sulit karena dikelola berdua. Kalau tidak ada kesepakatan bersama untuk sama-sama irit, ya akan sulit mengatur keluar masuknya uang tersebut.
Namun, saya punya solusinya sekarang. Setelah berkutik berhari-hari mencari cara untuk irit bin hemat, please ini bukan pelit, wkwkwk. Akhirnya ada beberapa hal yang perlu saya lakukan. Mau tahu caranya? Simak ulasannya berikut ini :
1. Memiliki Lebih dari 1 ATM
Menurut saya ini penting sih, jadi kita bisa bagi-bagi per pos mana ATM untuk menabung dan mana ATM untuk kebutuhan sehari-hari. Saya hanya punya 1 ATM dan suami punya 2 ATM. Kedua ATM suami ini sudah dibagi per pos, yang satu untuk kebutuhan sehari-hari dan yang satu untuk menabung. Untuk menabung tiap bulan saya memberikan budget 20%-30% dari gaji suami untuk ditabung di ATM satunya. ATM yang biasanya untuk transfer gaji, kami gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Baca juga Ketika Bapak Berbagi, Hanya Ikhlas yang Ia Tanamkan
Sedangkan ATM saya khusus untuk kebutuhan saya pribadi, jadi saya dapat jatah dari suami setiap bulan yang pasti akan di transfer di ATM saya. Untuk kebutuhan sehari-hari kami berdua ada di ATM suami yang dikhususkan untuk kebutuhan sehari-hari, tanpa mengganggu ATM saya *ini menyenangkan buat saya, sih, haha.
ATM yang difungsikan sebagai tabungan, tidak kita otak-atik sama sekali kecuali urgent. Misal orangtua sakit, kami sakit, dan kebutuhan urgent lainnya. Namun, ATM ini juga bisa digunakan untuk menabung dengan jumlah besar dengan nominal uang puluhan sampai ratusan juta. Misal untuk pergi haji, umroh, membeli rumah atau membeli mobil. Intinya harus punya ATM yang difungsikan sebagai tabungan, prinsip saya dan suami begitu.
Intinya sih saya dan suami tau diri aja gitu, kemampuan kami seberapa untuk kebutuhan gaya hidup. Sebenarnya rezeki yang kita miliki, cukup sekali untuk hidup tetapi selalu kurang untuk gaya hidup. Nah, makanya kalau hanya sekedar untuk gaya hidup, kami sebisa mungkin tidak mau ikut arus dan sederhana saja yang penting semua tercukupi.
2. Komitmen Bersama Pasangan
Terkadang karena tak adanya komitmen ini yang menimbulkan perang dunia dalam rumah tangga. Perihal ekonomi dalam rumah tangga itu hal yang sangat krusial bangeeet. Jadi, kita harus bisa nih komitmen bersama pasangan. Ya, kan berumah tangga isinya bukan kita sendiri tetapi juga ada pasangan. Nah, jangan dicuekin pasangan masalah keuangan ini.
Baca juga Mendidik Anak Agar Mandiri dari Seorang Onty
Bicarakan baik-baik. Bangun komunikasi dengan kepala dingin. Bagus lagi kalau lagi mood keduanya oke, lebih mudah lagi membicarakan keuangan bersama pasangan.
Jika kesepakatan dalam keuangan bersama pasangan ini sudah dapat dan keduanya mau lebih hemat bin irit. Wah, pasti akan lebih mudah menjalankannya karena akan saling mengingatkan nantinya. Ketika salah satunya kehilangan arah jalan lurus dan memilih berbelok, sebagai pasangan harus mengingatkan komitmen yang dibuat. Insyaallah, pasangan pun jadi paham.
Yuk, bangun komitmen bersama pasangan untuk masalah keuangan ini. Supaya bisa lebih baik keuangan kita dan tak mudah boros lagi. Sayangkan jika hanya membesarkan gaya hidup saja padahal untuk kebutuhan hidup sebenarnya lebih dari cukup loh. Mari bijak bersama pasangan dalam penggunaan keuangan rumah tangga.
3. Mencatat Setiap Pemasukan dan Pengeluaran Secara Detail
Tugas saya sebagai istri ini nih salah satunya. Kata suami, saya bendahara keuangan sekaligus sekretaris dan wakilnya. Banyak ya jabatan saya di rumah tangga ini, wkwkwk. Tapi demi suami tercinta apa sih yang tak dilakukan *eaaa, yang jomlo jangan baper, wkwkwk.
Buat saya yang terbiasa membagi per pos keuangan dari zaman kerja dulu, enggak terlalu sulit sih. Meski kadang suka terlewat karena suami lupa laporan ke saya perihal uang yang telah dia gunakan, haha. Makanya setiap dia pulang kerja saya bakalan interview sampai dia pening sendiri inget-inget itu uang pada kemana aja, wkwkwk.
Baca juga Ibu Rumah Tangga atau Ibu Bekerja?
Sebenarnya paling aman setiap mengeluarkan uang tersebut, suami langsung lapor ke saya. Tetapi, terkadang dia lupa. Makanya sampai rumah akan saya tanyakan ulang lagi. Demi mencatat pemasukan dan pengeluaran uang secara detail. Awalnya merasa capek juga, tapi lama-lama terbiasa kok dan jadi rutinitas aja kek makan, minum, mandi, dll.
So, jangan malas untuk mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran secara detail, ya. Kalau saya hal-hal yang pengeluarannya besar didahulukan seperti cicilan rumah, menabung, dll. Jadi, sisanya tinggal mencatat yang pengeluarannya kecil-kecil saja.
4. Gunakan Aplikasi Financial Planner di Handphone
Ini sangat berguna loh. Meski beberapa hal saya tetap catat secara manual, haha. Karena di financial planner di aplikasi handphone belum ada yang lengkap untuk aplikasi gratis. Mau yang pro sayang duitnya, karena emang belum ada buget-nya. Jadi, saya tidak memaksakan diri, sih yang masih bisa pakai di aplikasi handphone tetap saya gunakan.
Ada dua aplikasi yang saya download di iphone saya, yaitu Spending dan Piggy Bank. Untuk aplikasi Spending ini isinya pos-pos kebutuhan sehari-hari. Sedangkan Piggy Bank isinya tabungan yang sudah berhasil dikumpulkan.
Seperti yang telah saya bahas diatas (nomer 1) bahwa ada 2 ATM untuk kebutuhan sehari-hari dan menabung. Maka, untuk mengecek keduanya saya menggunakan dua aplikasi ini untuk mengecek berapa saja uang yang keluar dan masuk di ATM. Untuk itu saya selalu interview suami untuk dicocokkan di kedua aplikasi tersebut. Jangan sampai ada yang missed. Kalau pun ada, jadi pelajaran untuk kedepannya tidak seperti ini lagi.
Baca juga Pilih Melahirkan Normal atau Caesar?
Tak ada salahnya mendownload aplikasi financial planner di handphone, karena benar-benar sangat membantu sekali, loh. Banyak pilihan kok untuk aplikasi ini, jadi pilih saja yang benar-benar nyaman untuk kita.
5. Kelola Setiap Pos Keuangan dengan Teliti
Yap, harus banget ini teliti supaya tak ada yang kelewatan atau sampai ada uang hilang tanpa jejak. Huft, bikin pusing kepala berbie kalau sampai ada yang tak sama antara catatan pengeluaran dan real pengeluarannya.
Selain, menggunakan aplikasi di handphone saya juga catat manual loh. Iya seniat itu saya supaya tak ada yang kelewat, haha. Biasanya di aplikasi handphone hanya pos-pos sebagian besar saja yang bisa dicatat tapi di untuk anakan pos-pos biasanya tak bisa dicatat. Nah, hal ini nih yang membuat saya harus mencatat manual lagi.
Misal :
Untuk uang makan suami di kantor 500 ribu dalam sebulan. Berarti sehari dikeluarkan sekitar 20.000 - 25.000 saja setiap senin sampai jumat. Tapi, di aplikasi hanya bisa menuliskan 500 ribu uang makan tidak bisa dibuat perhitungan lagi untuk pengeluaran sebenarnya. Padahal kadang suami makan di kantor cuma 15 ribu atau 23 ribu.
Akhirnya saya pakai manual deh, untuk detail setiap pos-nya supaya tidak ada yang over budget. Meski agak ribet tapi yang penting aman dan bisa terus diawasi dengan baik.
6. Kurangi Hasrat Belanja atau Makan di Tempat Mahal
Namanya manusia pasti punya keinginan belanja atau makan ditempat yang mewah. Ya, sesekali boleh lah kalau bonus turun. Tapi kalau setiap hari, tentu BIG NO! Hehe. Biarin dah di kata kagak gaul, enggak masalah. Paling penting apa-apa tetap tercukupi dan punya tabungan yang nantinya bisa membantu di kemudian hari.
Memang saya sama suami tuh suka banget jajan, tapi untungnya bisa di rem dengan makan di kaki lima yang penting kenyang, haha. Enggak perlu harus makan ikan, ayam, atau daging tiap hari. Kadang pakai telor atau tahu atau tempa aja senang banget yang penting, ya itu, kenyang, haha.
Baca juga Resep MPASI ala Artis Mamah Muda Tanah Air
Bagi saya dan suami mah untuk menikmati hidup, tak selalu makan di tempat mewah tetapi dengan siapa yang mendampingi kita ketika makan. So, makan sama tahu dan tempe aja nikmat banget karena makannya bareng pasangan tercinta *eaaa, yang jomlo mohon bersabar ini ujian, haha.
7. Menabung Untuk Membeli Barang yang Mahal
Memang saya sama suami sudah punya satu ATM untuk menabung, tetapi untuk membeli barang yang harganya mahal itu beda menabungnya, haha. Karena tujuan tabungan di ATM kan bukan untuk beli barang-barang mahal. Jadi, ya, tau diri aja sih bukan lahir dari orangtua yang tajir melintir. Menikmati aja kalau beri barang mahal yang kudu menabung.
Misal kami mau beli handphone baru atau laptop baru yang harganya sekitar 3 juta sampai 5 juta. Maka, dari kebutuhan sehari-hari itu kami akan sisihkan uang sekitar 100 ribu - 300 ribu dalam sebulan untuk dimasukkan celengan biasa. Ketika terkumpul baru deh beli handphone atau laptop yang diinginkan. Itu juga budget tidak lebih dari 5 juta.
Atau bisa juga menabung dengan uang 20 ribu. Setiap punya uang 20 ribu tidak dibelanjakan tetapi di tabung. Sampai tercapai nominal yang diinginkan, lalu beli deh kebutuhan yang diperlukan tersebut. Insyaallah bisa dan mudah.
Begitu cara saya akhirnya bisa punya handphone baru, untuk laptop baru masih on the way menabung. Jadi, bersabar sama laptop jadul ini. Semoga laptop saya ini tetap semangat menemani sampai akhirnya tabungan saya tercukupi. Aamiin.
8. Bersyukur dengan Apa yang Dipunya
Memang bersyukur adalah salah satu cara, agar Allah mudahkan rezeki kita. Namanya kehidupan pasti ada saja kan hal-hal yang ingin kita realisasikan. Mau punya rumah, mau punya motor baru, mau punya mobil baru, mau umroh, mau pergi haji, atau mau keliling dunia. Itu semua duitnya tidak sedikit. Nah dengan bersyukur kita tak pernah tahu, siapa tahu Allah mudahkan dengan tiba-tiba dapat gratis pergi haji misalnya. Masyaallah.
Intinya, kita sebagai manusia yang memiliki agama harus selalu bersyukur dengan segala rezeki yang telah Allah berikan. Tetap sederhana terhadap gaya hidup dan jangan lupa juga untuk selalu berbagi kepada sesama. Insyaallah dengan begitu Allah mudahkan selalu rezeki kita. Aamiin
9. Saling Intropeksi Diri dengan Pasangan
Jangan saling menyalahkan ketika ada over budget. Coba saling cek data pengeluaran dengan hati-hati dan ketika lupa bisa saling menasehati dengan baik. Intropeksi diri itu penting loh. Namanya manusia tempatnya khilaf, pasti ada aja yang terlupa. Intinya saling memaafkan jika terjadi hal yang tak sesuai rencana keuangan di awal.
Dengan begitu, pasangan pun tak merasa dihakimi. Nanti, jadi perang dunia kalau saling serang. Kan serem. Hidup kita sudah banyak masalah jangan sampai ditambah adanya perang dunia ketiga *lah kok omongannya ngalor ngidul, wkwkwk.
Baca juga Anak Sehat Bunda Bahagia
Intinya, cobalah saling merangkul satu sama lain. Kelebihan kita menutupi kekurangan pasangan. Janganlah bosan untuk saling intropeksi, karena permasalahan keuangan ini memang tak mudah kok. Terus semangat melakukan trial and error, karena enggak semua rumah tangga sama dalam menangani keuangan.
Nah, itu tadi beberapa hal yang saya dan suami lakukan untuk menjaga keuangan kami lebih aman dan tak mudah habis. Memang sih di awal tetap aja tidak sesuai dengan budget. Tapi, tidak masalah, namanya juga trial and error, kok. Nanti lama-lama juga akan tahu mana yang seharusnya bisa lebih irit mana yang tidak. Intinya jangan mudah menyerah, ya.
Ayo, jaga keuangan rumah tangga dengan baik. Belajar lebih irit dan hemat untuk masa depan nanti. Bismillah, semoga dimudahkan selalu urusan kita. Semoga tulisan ini bermanfaat, ya.
Berumah tangga itu banyak sekali yang harus diurus, ya. Bukan hanya perihal beberes rumah saja seorang istri itu harus bisa, tetapi mengelola keuangan pun kudu wajib musti harus bisa. Buat saya keuangan itu hal yang krusial banget dalam rumah tangga. Jika tak dikelola dengan baik. Wah, bisa-bisa perang dunia ketiga deh, haha.
Awal-awal pernikahan dulu saya sama suami tak begitu aware sama masalah keuangan ini. Walaupun saya tipe orang yang sangat hemat banget untuk mengeluarkan duit. Maklum, dulu diajarkan sama orangtua setiap mau beli apa-apa itu harus menabung. Nah, sampai segede ini juga masih suka menabung meski cuma uang koin. Maka dari itu, ketika menikah saya sempat kaget karena saya sama suami merasa "cukup" punya tabungan padahal mah menjadi hemat itu tetap harus dilakukan, kan?
Nah, setelah di pikir-pikir merasa banget awal pernikahan tuh terlalu boros dan banyak uang aneh yang tiba-tiba hilang. Bukan diambil tuyul sih, tapi emang kami aja suka jajan tapi enggak tahu jajan apa tiba-tiba uang habis. Duh, parah banget emang. Untung setelah itu kami berdua dapat hidayah. Alhamdulillah, Allah berikan jalan untuk kita sadar lebih cepat sebelum terlambat, haha.
Baca juga Bingung Memilih Sekolah Anak yang Tepat? Coba Renungkan Ini Bunda
Akhirnya, kami mulai mencatat setiap pengeluaran. Meskipun baru sekarang banget itu diterapkan. Pas di awal agak kesulitan saya. Padahal nih pas zaman saya kerja dulu, sudah terbiasa uang tuh langsung dibagi-bagi per pos supaya lebih irit ketika mau belanja. Ternyata pas menikah tuh, tidak semudah itu Fernando Hose, wkwkwk. Iya, setelah menikah pos-pos keuangan itu lebih sulit karena dikelola berdua. Kalau tidak ada kesepakatan bersama untuk sama-sama irit, ya akan sulit mengatur keluar masuknya uang tersebut.
Namun, saya punya solusinya sekarang. Setelah berkutik berhari-hari mencari cara untuk irit bin hemat, please ini bukan pelit, wkwkwk. Akhirnya ada beberapa hal yang perlu saya lakukan. Mau tahu caranya? Simak ulasannya berikut ini :
1. Memiliki Lebih dari 1 ATM
Menurut saya ini penting sih, jadi kita bisa bagi-bagi per pos mana ATM untuk menabung dan mana ATM untuk kebutuhan sehari-hari. Saya hanya punya 1 ATM dan suami punya 2 ATM. Kedua ATM suami ini sudah dibagi per pos, yang satu untuk kebutuhan sehari-hari dan yang satu untuk menabung. Untuk menabung tiap bulan saya memberikan budget 20%-30% dari gaji suami untuk ditabung di ATM satunya. ATM yang biasanya untuk transfer gaji, kami gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Baca juga Ketika Bapak Berbagi, Hanya Ikhlas yang Ia Tanamkan
Sedangkan ATM saya khusus untuk kebutuhan saya pribadi, jadi saya dapat jatah dari suami setiap bulan yang pasti akan di transfer di ATM saya. Untuk kebutuhan sehari-hari kami berdua ada di ATM suami yang dikhususkan untuk kebutuhan sehari-hari, tanpa mengganggu ATM saya *ini menyenangkan buat saya, sih, haha.
ATM yang difungsikan sebagai tabungan, tidak kita otak-atik sama sekali kecuali urgent. Misal orangtua sakit, kami sakit, dan kebutuhan urgent lainnya. Namun, ATM ini juga bisa digunakan untuk menabung dengan jumlah besar dengan nominal uang puluhan sampai ratusan juta. Misal untuk pergi haji, umroh, membeli rumah atau membeli mobil. Intinya harus punya ATM yang difungsikan sebagai tabungan, prinsip saya dan suami begitu.
Intinya sih saya dan suami tau diri aja gitu, kemampuan kami seberapa untuk kebutuhan gaya hidup. Sebenarnya rezeki yang kita miliki, cukup sekali untuk hidup tetapi selalu kurang untuk gaya hidup. Nah, makanya kalau hanya sekedar untuk gaya hidup, kami sebisa mungkin tidak mau ikut arus dan sederhana saja yang penting semua tercukupi.
2. Komitmen Bersama Pasangan
Terkadang karena tak adanya komitmen ini yang menimbulkan perang dunia dalam rumah tangga. Perihal ekonomi dalam rumah tangga itu hal yang sangat krusial bangeeet. Jadi, kita harus bisa nih komitmen bersama pasangan. Ya, kan berumah tangga isinya bukan kita sendiri tetapi juga ada pasangan. Nah, jangan dicuekin pasangan masalah keuangan ini.
Baca juga Mendidik Anak Agar Mandiri dari Seorang Onty
Bicarakan baik-baik. Bangun komunikasi dengan kepala dingin. Bagus lagi kalau lagi mood keduanya oke, lebih mudah lagi membicarakan keuangan bersama pasangan.
Jika kesepakatan dalam keuangan bersama pasangan ini sudah dapat dan keduanya mau lebih hemat bin irit. Wah, pasti akan lebih mudah menjalankannya karena akan saling mengingatkan nantinya. Ketika salah satunya kehilangan arah jalan lurus dan memilih berbelok, sebagai pasangan harus mengingatkan komitmen yang dibuat. Insyaallah, pasangan pun jadi paham.
Yuk, bangun komitmen bersama pasangan untuk masalah keuangan ini. Supaya bisa lebih baik keuangan kita dan tak mudah boros lagi. Sayangkan jika hanya membesarkan gaya hidup saja padahal untuk kebutuhan hidup sebenarnya lebih dari cukup loh. Mari bijak bersama pasangan dalam penggunaan keuangan rumah tangga.
3. Mencatat Setiap Pemasukan dan Pengeluaran Secara Detail
Tugas saya sebagai istri ini nih salah satunya. Kata suami, saya bendahara keuangan sekaligus sekretaris dan wakilnya. Banyak ya jabatan saya di rumah tangga ini, wkwkwk. Tapi demi suami tercinta apa sih yang tak dilakukan *eaaa, yang jomlo jangan baper, wkwkwk.
Buat saya yang terbiasa membagi per pos keuangan dari zaman kerja dulu, enggak terlalu sulit sih. Meski kadang suka terlewat karena suami lupa laporan ke saya perihal uang yang telah dia gunakan, haha. Makanya setiap dia pulang kerja saya bakalan interview sampai dia pening sendiri inget-inget itu uang pada kemana aja, wkwkwk.
Baca juga Ibu Rumah Tangga atau Ibu Bekerja?
Sebenarnya paling aman setiap mengeluarkan uang tersebut, suami langsung lapor ke saya. Tetapi, terkadang dia lupa. Makanya sampai rumah akan saya tanyakan ulang lagi. Demi mencatat pemasukan dan pengeluaran uang secara detail. Awalnya merasa capek juga, tapi lama-lama terbiasa kok dan jadi rutinitas aja kek makan, minum, mandi, dll.
So, jangan malas untuk mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran secara detail, ya. Kalau saya hal-hal yang pengeluarannya besar didahulukan seperti cicilan rumah, menabung, dll. Jadi, sisanya tinggal mencatat yang pengeluarannya kecil-kecil saja.
4. Gunakan Aplikasi Financial Planner di Handphone
Ini sangat berguna loh. Meski beberapa hal saya tetap catat secara manual, haha. Karena di financial planner di aplikasi handphone belum ada yang lengkap untuk aplikasi gratis. Mau yang pro sayang duitnya, karena emang belum ada buget-nya. Jadi, saya tidak memaksakan diri, sih yang masih bisa pakai di aplikasi handphone tetap saya gunakan.
Ada dua aplikasi yang saya download di iphone saya, yaitu Spending dan Piggy Bank. Untuk aplikasi Spending ini isinya pos-pos kebutuhan sehari-hari. Sedangkan Piggy Bank isinya tabungan yang sudah berhasil dikumpulkan.
Seperti yang telah saya bahas diatas (nomer 1) bahwa ada 2 ATM untuk kebutuhan sehari-hari dan menabung. Maka, untuk mengecek keduanya saya menggunakan dua aplikasi ini untuk mengecek berapa saja uang yang keluar dan masuk di ATM. Untuk itu saya selalu interview suami untuk dicocokkan di kedua aplikasi tersebut. Jangan sampai ada yang missed. Kalau pun ada, jadi pelajaran untuk kedepannya tidak seperti ini lagi.
Baca juga Pilih Melahirkan Normal atau Caesar?
Tak ada salahnya mendownload aplikasi financial planner di handphone, karena benar-benar sangat membantu sekali, loh. Banyak pilihan kok untuk aplikasi ini, jadi pilih saja yang benar-benar nyaman untuk kita.
5. Kelola Setiap Pos Keuangan dengan Teliti
Yap, harus banget ini teliti supaya tak ada yang kelewatan atau sampai ada uang hilang tanpa jejak. Huft, bikin pusing kepala berbie kalau sampai ada yang tak sama antara catatan pengeluaran dan real pengeluarannya.
Selain, menggunakan aplikasi di handphone saya juga catat manual loh. Iya seniat itu saya supaya tak ada yang kelewat, haha. Biasanya di aplikasi handphone hanya pos-pos sebagian besar saja yang bisa dicatat tapi di untuk anakan pos-pos biasanya tak bisa dicatat. Nah, hal ini nih yang membuat saya harus mencatat manual lagi.
Misal :
Untuk uang makan suami di kantor 500 ribu dalam sebulan. Berarti sehari dikeluarkan sekitar 20.000 - 25.000 saja setiap senin sampai jumat. Tapi, di aplikasi hanya bisa menuliskan 500 ribu uang makan tidak bisa dibuat perhitungan lagi untuk pengeluaran sebenarnya. Padahal kadang suami makan di kantor cuma 15 ribu atau 23 ribu.
Akhirnya saya pakai manual deh, untuk detail setiap pos-nya supaya tidak ada yang over budget. Meski agak ribet tapi yang penting aman dan bisa terus diawasi dengan baik.
6. Kurangi Hasrat Belanja atau Makan di Tempat Mahal
Namanya manusia pasti punya keinginan belanja atau makan ditempat yang mewah. Ya, sesekali boleh lah kalau bonus turun. Tapi kalau setiap hari, tentu BIG NO! Hehe. Biarin dah di kata kagak gaul, enggak masalah. Paling penting apa-apa tetap tercukupi dan punya tabungan yang nantinya bisa membantu di kemudian hari.
Memang saya sama suami tuh suka banget jajan, tapi untungnya bisa di rem dengan makan di kaki lima yang penting kenyang, haha. Enggak perlu harus makan ikan, ayam, atau daging tiap hari. Kadang pakai telor atau tahu atau tempa aja senang banget yang penting, ya itu, kenyang, haha.
Baca juga Resep MPASI ala Artis Mamah Muda Tanah Air
Bagi saya dan suami mah untuk menikmati hidup, tak selalu makan di tempat mewah tetapi dengan siapa yang mendampingi kita ketika makan. So, makan sama tahu dan tempe aja nikmat banget karena makannya bareng pasangan tercinta *eaaa, yang jomlo mohon bersabar ini ujian, haha.
7. Menabung Untuk Membeli Barang yang Mahal
Memang saya sama suami sudah punya satu ATM untuk menabung, tetapi untuk membeli barang yang harganya mahal itu beda menabungnya, haha. Karena tujuan tabungan di ATM kan bukan untuk beli barang-barang mahal. Jadi, ya, tau diri aja sih bukan lahir dari orangtua yang tajir melintir. Menikmati aja kalau beri barang mahal yang kudu menabung.
Misal kami mau beli handphone baru atau laptop baru yang harganya sekitar 3 juta sampai 5 juta. Maka, dari kebutuhan sehari-hari itu kami akan sisihkan uang sekitar 100 ribu - 300 ribu dalam sebulan untuk dimasukkan celengan biasa. Ketika terkumpul baru deh beli handphone atau laptop yang diinginkan. Itu juga budget tidak lebih dari 5 juta.
Atau bisa juga menabung dengan uang 20 ribu. Setiap punya uang 20 ribu tidak dibelanjakan tetapi di tabung. Sampai tercapai nominal yang diinginkan, lalu beli deh kebutuhan yang diperlukan tersebut. Insyaallah bisa dan mudah.
Begitu cara saya akhirnya bisa punya handphone baru, untuk laptop baru masih on the way menabung. Jadi, bersabar sama laptop jadul ini. Semoga laptop saya ini tetap semangat menemani sampai akhirnya tabungan saya tercukupi. Aamiin.
8. Bersyukur dengan Apa yang Dipunya
Memang bersyukur adalah salah satu cara, agar Allah mudahkan rezeki kita. Namanya kehidupan pasti ada saja kan hal-hal yang ingin kita realisasikan. Mau punya rumah, mau punya motor baru, mau punya mobil baru, mau umroh, mau pergi haji, atau mau keliling dunia. Itu semua duitnya tidak sedikit. Nah dengan bersyukur kita tak pernah tahu, siapa tahu Allah mudahkan dengan tiba-tiba dapat gratis pergi haji misalnya. Masyaallah.
Intinya, kita sebagai manusia yang memiliki agama harus selalu bersyukur dengan segala rezeki yang telah Allah berikan. Tetap sederhana terhadap gaya hidup dan jangan lupa juga untuk selalu berbagi kepada sesama. Insyaallah dengan begitu Allah mudahkan selalu rezeki kita. Aamiin
9. Saling Intropeksi Diri dengan Pasangan
Jangan saling menyalahkan ketika ada over budget. Coba saling cek data pengeluaran dengan hati-hati dan ketika lupa bisa saling menasehati dengan baik. Intropeksi diri itu penting loh. Namanya manusia tempatnya khilaf, pasti ada aja yang terlupa. Intinya saling memaafkan jika terjadi hal yang tak sesuai rencana keuangan di awal.
Dengan begitu, pasangan pun tak merasa dihakimi. Nanti, jadi perang dunia kalau saling serang. Kan serem. Hidup kita sudah banyak masalah jangan sampai ditambah adanya perang dunia ketiga *lah kok omongannya ngalor ngidul, wkwkwk.
Baca juga Anak Sehat Bunda Bahagia
Intinya, cobalah saling merangkul satu sama lain. Kelebihan kita menutupi kekurangan pasangan. Janganlah bosan untuk saling intropeksi, karena permasalahan keuangan ini memang tak mudah kok. Terus semangat melakukan trial and error, karena enggak semua rumah tangga sama dalam menangani keuangan.
Nah, itu tadi beberapa hal yang saya dan suami lakukan untuk menjaga keuangan kami lebih aman dan tak mudah habis. Memang sih di awal tetap aja tidak sesuai dengan budget. Tapi, tidak masalah, namanya juga trial and error, kok. Nanti lama-lama juga akan tahu mana yang seharusnya bisa lebih irit mana yang tidak. Intinya jangan mudah menyerah, ya.
Ayo, jaga keuangan rumah tangga dengan baik. Belajar lebih irit dan hemat untuk masa depan nanti. Bismillah, semoga dimudahkan selalu urusan kita. Semoga tulisan ini bermanfaat, ya.
Salam,