Tentang Entrepreneurship & Innovation contoh company: 3M
3M Center Place |
Budaya Inovasi di 3M
3M telah membangun reputasi sebagai perusahaan yang unggul dalam inovasi selama bertahun-tahun, sampai sekarang. Apa resepnya?
Bila kita melihat beberapa prestasi terbaik dalam background perusahaan ini, ternyata banyak terobosan atau ide-ide dashyat justru ditemukan dengan tidak disengaja, sewaktu berusaha mencari atau mengerjakan hal-hal yang lain. Memang, sudah menjadi kebijakan 3M sejak lama untuk mendukung semua personelnya agar berani mengambil risiko dan mentoleransi kegagalan yang terjadi.
Tetapi pada akhir tahun 1990-an, perusahaan ini sempat menggelembung, menjadi lamban dan terseok-seok. Profitnya tidak menentu, dan harga sahamnya anjlok. Penyebabnya, CEO Jim McNerney menerapkan banyak disiplin manajerial sebelum ia pindah ke Boeing sebagai CEO pada 2005. Beberapa kritikus mengatakan bahwa mindset Six Sigma yang ia terapkan menimbulkan efek samping yang tak terduga, yaitu mengaburkan budaya kreatif yang diperlukan untuk berinovasi.
Perusahaan ini pernah mengumumkan keinginannya untuk menjual bisnis farmasinya, yang merupakan divisi dari bisnis kesehatan. Divisi farmasi 3M melakukan penelitian, riset, pengembangan, manufaktur, dan menjual produk obat-obatan yang berhubungan dengan dermatologi, kesehatan wanita, kardiologi, dan obat pernafasan. Kebanyakan brand-nya yang terkenal seperti Aldara, Difflam, Duromine, Tambocor, Maxair, Metrogel-Vaginal, dan Minitran.
Willian L McKnight, mantan presiden dan chairman dari dewan direksi juga mengeluhkan definisi kultur pekerjaan di sana. “Manajemen dapat menjadi penghancur perusahaan apabila kesalahan diperlakukan sebagai sesuatu yang membunuh inisiatif. Padahal penting sekali bagi kita untuk mempunyai orang-orang yang berani mengambil inisiatif bila kita ingin maju dan bertumbuh,” katanya.
Untunglah, CEO yang sekarang, George Buckley telah menggeser mandat perusahaan untuk kembali meningkatkan penjualan, mengurangi Six Sigma, dan terus mencari terobosan-terobosan inovatif sambil mengawasinya dengan ketat.
Kekuatan R&D
3M adalah perusahaan Amerika yang didirikan tahun 1902, yang sejak awal amat memperhatikan inovasi. 3M selalu membicarakan tentang inovasi di dalamnya, berapa banyak ide yang digunakan ataupun dibuang, kesuksesan, dan kegagalannya. Sejarahnya dimulai di Minnesota ketika masih berupa perusahaan pertambangan dan manufaktur. Perusahaan ini sekarang mempekerjakan 86.000 orang di lebih dari 60 negara dengan revenue per tahun sebesar US$ 115 miliar.
Untuk sebuah perusahaan yang sudah bertahan selama 105 tahun, yang meneliti produk baru setiap hari, dan mempunyai puluhan ribu pekerja; 3M adalah innovator paling orisinal di antara perusahaan-perusahaan besar Amerika yang lain. Setiap harinya, semua orang di 200 negara menggunakan produk-produk 3M, mulai dari duct tapes sampai inhaler untuk penyakit asma. Brand produk-produk 3M antara lain Scotch, Post-it, Scotchgard, Thinsulate, Scotch-Brite, Filtrete, Command dan Vikuiti.
Beberapa tahun silam, 3M menciptakan sejarah yang diimpikan oleh banyak perusahaan, yaitu namanya telah dianalogikan dengan reabilitas dan inovasi. Apa pun yang mereka bikin, konsumen tahu benar bahwa mereka bisa meningkatkan kualitas hidup dengan produk 3M.
3M terkenal mampu memperkenalkan dan meluncurkan produk baru yang sukses. Kekuatan R&D (research and development)-nya yang besar dan budaya perusahaan yang sangat mementingkan inovasi telah menjadi patokan utama untuk beradaptasi dalam menghadapi iklim bisnis yang terus-menerus berubah, tren teknologi yang berkembang pesat, dan pasar global yang semakin terbuka luas.
Formula lain dari 3M untuk bertumbuh adalah kekuatan dari korporasinya. Kekuatan ini dimulai dari merekrut orang-orang yang tepat, menempatkan mereka di tempat yang tepat, dengan lingkungan kerja yang tepat, dan membiarkan mereka melakukan keahliannya.
Selain menjual produk-produk yang sudah ada di pasar-pasar yang berbeda, 3M juga sudah mendirikan penghubung antardepartemen R&D di daerah-daerah tertentu dan mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan lokal yang spesifik di daerah atau lingkungan masing-masing. Prinsip utama kesuksesan 3M adalah komitmen untuk berinovasi secara kontinu. 3M memberikan kebebasan kepada para pekerja untuk melakukan penelitian dan bahkan membuat kesalahan. Beberapa hasil dari proyek penelitian yang tak resmi justru bisa muncul menjadi brand dan produk yang terkenal seperti masking tape dan Post-Its.
Bila kita melihat balik ke tahun 1920-an, di mana banyak penemu-penemu andal bermunculan, bisa disimpulkan bahwa inovasi adalah suatu proses yang kontinyu. Bisnis perlu bergerak cepat bila ingin bertahan, dan lebih cepat lagi bila mereka ingin berkembang. Hal ini sangatlah benar, terutama di 3M.
3M telah membangun reputasi sebagai perusahaan yang unggul dalam inovasi selama bertahun-tahun, sampai sekarang. Apa resepnya?
Bila kita melihat beberapa prestasi terbaik dalam background perusahaan ini, ternyata banyak terobosan atau ide-ide dashyat justru ditemukan dengan tidak disengaja, sewaktu berusaha mencari atau mengerjakan hal-hal yang lain. Memang, sudah menjadi kebijakan 3M sejak lama untuk mendukung semua personelnya agar berani mengambil risiko dan mentoleransi kegagalan yang terjadi.
Tetapi pada akhir tahun 1990-an, perusahaan ini sempat menggelembung, menjadi lamban dan terseok-seok. Profitnya tidak menentu, dan harga sahamnya anjlok. Penyebabnya, CEO Jim McNerney menerapkan banyak disiplin manajerial sebelum ia pindah ke Boeing sebagai CEO pada 2005. Beberapa kritikus mengatakan bahwa mindset Six Sigma yang ia terapkan menimbulkan efek samping yang tak terduga, yaitu mengaburkan budaya kreatif yang diperlukan untuk berinovasi.
Perusahaan ini pernah mengumumkan keinginannya untuk menjual bisnis farmasinya, yang merupakan divisi dari bisnis kesehatan. Divisi farmasi 3M melakukan penelitian, riset, pengembangan, manufaktur, dan menjual produk obat-obatan yang berhubungan dengan dermatologi, kesehatan wanita, kardiologi, dan obat pernafasan. Kebanyakan brand-nya yang terkenal seperti Aldara, Difflam, Duromine, Tambocor, Maxair, Metrogel-Vaginal, dan Minitran.
Willian L McKnight, mantan presiden dan chairman dari dewan direksi juga mengeluhkan definisi kultur pekerjaan di sana. “Manajemen dapat menjadi penghancur perusahaan apabila kesalahan diperlakukan sebagai sesuatu yang membunuh inisiatif. Padahal penting sekali bagi kita untuk mempunyai orang-orang yang berani mengambil inisiatif bila kita ingin maju dan bertumbuh,” katanya.
Untunglah, CEO yang sekarang, George Buckley telah menggeser mandat perusahaan untuk kembali meningkatkan penjualan, mengurangi Six Sigma, dan terus mencari terobosan-terobosan inovatif sambil mengawasinya dengan ketat.
Kekuatan R&D
3M adalah perusahaan Amerika yang didirikan tahun 1902, yang sejak awal amat memperhatikan inovasi. 3M selalu membicarakan tentang inovasi di dalamnya, berapa banyak ide yang digunakan ataupun dibuang, kesuksesan, dan kegagalannya. Sejarahnya dimulai di Minnesota ketika masih berupa perusahaan pertambangan dan manufaktur. Perusahaan ini sekarang mempekerjakan 86.000 orang di lebih dari 60 negara dengan revenue per tahun sebesar US$ 115 miliar.
Untuk sebuah perusahaan yang sudah bertahan selama 105 tahun, yang meneliti produk baru setiap hari, dan mempunyai puluhan ribu pekerja; 3M adalah innovator paling orisinal di antara perusahaan-perusahaan besar Amerika yang lain. Setiap harinya, semua orang di 200 negara menggunakan produk-produk 3M, mulai dari duct tapes sampai inhaler untuk penyakit asma. Brand produk-produk 3M antara lain Scotch, Post-it, Scotchgard, Thinsulate, Scotch-Brite, Filtrete, Command dan Vikuiti.
Beberapa tahun silam, 3M menciptakan sejarah yang diimpikan oleh banyak perusahaan, yaitu namanya telah dianalogikan dengan reabilitas dan inovasi. Apa pun yang mereka bikin, konsumen tahu benar bahwa mereka bisa meningkatkan kualitas hidup dengan produk 3M.
3M terkenal mampu memperkenalkan dan meluncurkan produk baru yang sukses. Kekuatan R&D (research and development)-nya yang besar dan budaya perusahaan yang sangat mementingkan inovasi telah menjadi patokan utama untuk beradaptasi dalam menghadapi iklim bisnis yang terus-menerus berubah, tren teknologi yang berkembang pesat, dan pasar global yang semakin terbuka luas.
Formula lain dari 3M untuk bertumbuh adalah kekuatan dari korporasinya. Kekuatan ini dimulai dari merekrut orang-orang yang tepat, menempatkan mereka di tempat yang tepat, dengan lingkungan kerja yang tepat, dan membiarkan mereka melakukan keahliannya.
Selain menjual produk-produk yang sudah ada di pasar-pasar yang berbeda, 3M juga sudah mendirikan penghubung antardepartemen R&D di daerah-daerah tertentu dan mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan lokal yang spesifik di daerah atau lingkungan masing-masing. Prinsip utama kesuksesan 3M adalah komitmen untuk berinovasi secara kontinu. 3M memberikan kebebasan kepada para pekerja untuk melakukan penelitian dan bahkan membuat kesalahan. Beberapa hasil dari proyek penelitian yang tak resmi justru bisa muncul menjadi brand dan produk yang terkenal seperti masking tape dan Post-Its.
Bila kita melihat balik ke tahun 1920-an, di mana banyak penemu-penemu andal bermunculan, bisa disimpulkan bahwa inovasi adalah suatu proses yang kontinyu. Bisnis perlu bergerak cepat bila ingin bertahan, dan lebih cepat lagi bila mereka ingin berkembang. Hal ini sangatlah benar, terutama di 3M.