Beberapa Budaya Karo Ini Jangan Sampai Tenggelam

Budaya-karo
Sumber : tourtoba.com

kebiasaan menjadi sebuah landasan bagi setiap Insan untuk dilalui, sehingga menciptakan sebuah budaya. 

Budaya dapat menjadi ciri khas bahkan sebagai identitas bagi sebuah daerah bahkan negara sekalipun.

Salah satu surga yang memiliki bentangan budaya yang luas adalah tanah Karo atau budaya Karo.

Karo sudah sangat dikenal sebagai daerah dengan budaya yang masih sangat kental. Khas tradisional yang menjadi cita rasa budaya Karo wajib untuk dicicipi dan dihidangkan di dunia internasional.

Salah satu jembatan yang dapat membawa budaya Karo ke belahan dunia adalah teknologi. Dengan hadirnya teknologi, kemudahan akan mengenalkan identitas tersebut menjadi sangat terbantu.

Namun keadaan tidak seperti apa yang diinginkan. Era digital yang dikemas sedemikian rupa untuk menjadi hidangan positif bagi masyarakat luas malah menjebak manusia. Bukan tujuan dari kemasan itu, namun manusia itu sendiri yang menjebak dirinya dalam penjara candu.


Pada era ini begitu banyak kebiasaan-kebiasaan baru yang melekat pada masyarakat yang justru merupakan pengaruh dari gaya hidup 'luar'.

Teknologi yang dirancang untuk mempermudah aktivitas dan kehidupan sehari-hari malah menjadi alat transfer kebiasaan buruk dari budaya luar.

Keadaan ini memang terjadi pada saat ini termasuk di tanah Karo. Budaya yang dulu ada kini tercampur aduk dengan kebiasaan-kebiasaan aneh.

Hal ini memang sangat miris, namun apakah kita harus membuat benteng pada masyarakat agar keburukan penggunaan teknologi tertolak? tidak juga.



Rasanya tidak ada yang dapat menutupi diri dari kecanggihan zaman, bagai air sungai. Semua akan berlalu menelusuri setiap insan.


Sekarang bagaimana masyarakat sadar akan teknologi yang sesungguhnya, mereka harus bisa memilih dan memilah mana hidangan yang lezat dengan hidangan yang terlihat lezat, di mana semua hidangan itu tersaji di dalam internet.

Begitu banyak budaya budaya Karo yang mesti dilestarikan kembali pada era ini. Ya, semua.

Berikut adalah beberapa budaya karo yang harus dijaga keberadaannya yang beberapa diantaranya sudah mulai tenggelam.




1. Aksara Karo

Aksara-tradisional-karo
Sumber : sinabungjaya.com

Aksara Karo merupakan aksara kuno yang digunakan oleh masyarakat Karo pada zaman dulu.

Aksara Karo menjadi salah satu aksara kuno di Nusantara. Aksara ini dimiliki oleh masyarakat Karo atas kesepakatan bersama pada zaman dulu.

Saat ini penggunaan aksara Karo tersebut sudah sangat jarang ditemui, bahkan hampir tidak ada.

Hal yang paling menyedihkan lagi adalah generasi saat ini sudah banyak yang tidak mengenal aksara Karo sebagai budaya mereka sendiri, bahkan ada yang beranggapan terlalu tradisional apabila masih mempelajari aksara kuno pada era modern ini.

Untuk membangkitkan kembali budaya ini hendaknya dibuat pembelajaran yang lebih mendalam lagi, membuat pelatihan khusus dan membuat berbagai perlombaan terhadap aksara karo ini.

Karena apabila dibuat saembara-saembara terhadap budaya, maka masyarakat khususnya generasi karo akan berlomba-lomba untuk mengenal lebih jauh lagi akan budayanya, termasuk aksara ini.

2. Tari Tradisonal

Tari-tradisional-karo
Sumber : sobatpertiwi.blogspot.com

Tari tradisional Karo menjadi budaya yang paling menarik bagi pribadi saya, karena setiap gerakan dari tari tradisional Karo  ini memiliki makna makna tertentu, dapat dikatakan tari tradisional Karo kaya akan makna.

Tari tradisional Karo adalah budaya yang sampai saat ini terus dijalankan dan dilestarikan, karena setiap tahunnya akan ada tarian dan perlombaan-perlombaan. Sebab hal tersebutlah yang membuat tari tradisional Karo masih sering dijumpai saat ini. 

Beberapa tarian Karo yang cukup terkenal adalah piso surit, lima serangkai, terang bulan dan sebagainya.

Saya adalah orang yang cukup sering bergelut dalam tarian tradisional Karo ini.

Saya pernah meraih juara 3 dan juara 1 lomba tari lima serangkai se kabupaten Karo pada pesta bunga dan buah Berastagi.

Sebab itu saya beberapa kali tampil di kerja tahun berbagai desa yakni Kutabuluh, Siabang-abang, Tanjung, Bintang Meriah dan Jinabun.

Selain itu saya juga pernah ikut tari kreasi biring manggis dan tari aron kujuma di beberapa pesta kerja tahun.

Pengalaman ketika saya masih duduk di sekolah dasar juga dibumbui dengan perlombaan tari terang bulan di perayaan HUT RI.

Dari semua pengalaman tersebut membuat saya menjadi sangat cinta terhadap budaya Karo khususnya tarian tradisional Karo.

Saya ingin budaya-budaya tersebut tersalur kepada generasi-generasi selanjutnya. Saya juga berharap agar tarian tradisional karo ini nantinya dapat menjadi "Go international"

Berikut adalah beberapa video tarian yang saya ikuti :





Sejujurnya masih banyak video-video saya menari tari tradisonal karo, sayangnya saya tidak menemukan video tersebut.

3. Alat Musik

Alat-musik-tradisional-karo
Sumber : bukalapak.com

Alat-musik-tradisional-karo
Sumber : sinoesuka.blogspot.com

Suku karo juga memiliki alat musik tradisonal yang amat sangat kaya. Beberapa alat musik tersebut antara lain :

a. Sarune
Sarune ini adalah alat musik yang membawakan melodi dalam sebuah musik Karo.

Sarune ini terbuat dari kayu mahoni atau sejenisnya. Tidak semua orang dapat memainkan alat musik ini, teknik pengaturan nafas yang digunakan hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang ahli saja.

b. Kulcapi
Kulcapi merupakan alat musik tradisional budaya Karo yang hampir sama dengan gitar akustik biasa, bedanya bahan yang digunakan untuk membuat kulcapi ini adalah kayu dengan 2 senar yang diukir sedemikian rupa, sehingga menjadi khas.

c.Keteng-keteng
Keteng-keteng adalah alat musik tradisional Karo yang dibuat menggunakan bambu.

Walaupun cara memainkan alat ini hanya dengan dipukul tetapi tidak semua orang dapat memainkannya.

d.Gendang singanaki & gendang singindungi
Kedua alat musik ini biasanya terbuat dari kayu pohon nangka. Bentuk dan cara pembuatannya juga sama, hanya saja gendang singindungi dapat menghasilkan bunyi nada yang naik turun sedangkan gendang singanaki tidak.

Masing-masing gendang ini juga memiliki dua alat pukul  (palu-palu).

e.Gung dan penganak
Gung atau lebih dikenal dengan gong  adalah salah satu alat musik tradisional Karo yang terbuat dari bahan kuningan.

Sedangkan pemukulnya terbuat dari kayu yang bagian ujungnya dilapisi dengan benda lunak.

Perbedaan mendasar antara gung dengan penganak adalah dari segi ukuran, dimana  gung memiliki ukuran yang lebih besar dari pada penganak.

Pada penerapannya alat musik Karo ini sudah sangat jarang digunakan akibat hadirnya berbagai macam alat musik modern. Keadaan ini yang membuat alat musik tradisional Karo Sudah jarang diketahui oleh orang-orang banyak.

Untuk membuat alat musik tradisional Karo ini hadir kembali ke permukaan, pemakaian alat musik ini harus lebih ditingkatkan kembali, serta diajarkan kepada muda-mudi bagaimana cara memainkannya. Sehingga mereka akan lebih cinta dengan budaya mereka sendiri.

4. Kegiatan Budaya

Budaya karo memiliki kegiatan budaya yang selalu rutin dilakukan, salah satunya adalah merdang merdem atau lebih dikenal dengan kerja tahun. 

Merdang merdem ini biasanya disertai dengan gendang guro-guro aron yang dilaksanakan sekali dalam 1 tahun di setiap desa.

Beberapa kegunaan dari kerja tahun antara lain: 1. Bertemu dengan keluarga, karena biasanya pada kerja tahun setiap keluarga akan saling mengunjungi, 2. Jumpa ras ate ngena, di dalam kerja tahun terdapat kegiatan guro-guro aron yang dilakoni oleh muda-mudi (Singuda-nguda ras anak perana), dan masih banyak lagi kegunaan dari kerja tahun.

Selain itu budaya karo juga mempunyai beberapa pakaian tradisional yang sangat beragam, beberapa diantaranya adalah uis kelam-kelam, uis jujung-jujung, uis beka buluh, songket dan sebagainya.

Lebih jelasnya mengenai kegiatan budaya Karo ini dapat dibaca di Wikipedia



Demikian beberapa kebudayaan suku Karo yang patut untuk dilestarikan yang sesungguhnya masih sangat banyak. 

Harapannya semoga para generasi selanjutnya dapat lebih berperan aktif dalam mengembangkan budaya mereka sendiri.

Tujuannya agar budaya yang telah diciptakan dengan susah payah itu tidak tenggelam dalam zaman.

Akhirnya, semoga bermanfaat bagi kita semua dan mohon maaf apabila ada kesalahan, silakan dikoreksi dan apabila ada kekurangan silakan ditambah di kolom komentar.








Next Post Previous Post