Manajemen Produksi : Pengertian, Fungsi, Tujuan,Tahapan, Dan Faktor Pendukung Manajemen Produksi, Serta Perbedaan Antara Manajemen Produksi Dan Manajemen Operasional
Pengertian Manajemen Produksi. Manajemen produksi merupakan salah satu bidang manajemen yang berperan dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen produksi juga berarti penataan proses pengubahan bahan mentah menjadi produk barang atau jasa.
Manajemen produksi memiliki hubungan erat dengan proses produksi yang memiliki tujuan untuk menambah nilai guna barang maupun jasa yang dihasilkan. Untuk menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik yang sesuai dengan standar yang ditentukan, maka perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan proses produksinya.
Pengertian Manajemen Produksi Menurut Pendapat Para Ahli. Selain pengertian tersebut, beberapa ahli juga telah mengemukakan pendapatnya tentang manajemen produksi, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Irham Fahmi, berpendapat bahwa manajemen produksi adalah suatu ilmu yang membahas secara komprehensif begaimana pihak manajemen produksi mempergunakan ilmu dan seni yang dimilikinya dengan mengarahkan dan mengatur orang-orang untuk mencapai suatu hasil produksi yang diinginkan.
- Sofyan Assauri, berpendapat bahwa manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan berbagai sumber daya, meliputi sumber daya manusia, sumber daya alat, sumber daya dana, dan sumber daya bahan secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa.
- E.F.L. Brech, berpendapat bahwa manajemen produksi adalah proses perencanaan yang efektif dan mengatur operasi bagian perusahaan yang bertanggung jawan atas transformasi aktual bahan menjadi produk jadi. Pengertian ini menekankan pada proses transformasi input menjadi output tanpa mempertimbangkan faktor manusai yang terlibat dalam proses produksi.
- J. Haizer dan B. Render, berpendapat bahwa manajemen produksi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.
Ruang Lingkup Manajemen Produksi. Manajemen produksi dapat diterapkan dalam di berbagai jenis organisasi. Ruang lingkup manajemen produksi terdiri dari tiga kategori keputusan atau kebijakan yang tercakup didalamnya, yaitu :
- keputusan atau kebijakan mengenai desain. Desain dalam hal ini tergolong tipe keputusan berjangka panjang dan dalam arti yang luas yang meliputi penentuan desain dari produk yang akan dihasilkan, desain atau lokasi dan tata letak pabrik, desain atas kegiatan dan pengadaan masukan yang diperlukan, desain atas metode dan teknologi pengolahan, desain atas organisasi perusahaan, dan desain atas job description dan jon specification.
- keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi (operations). Keputusan operasi ini berjangka pendek, berkaitan dengan keputusan taktis dan operasi. Di dalamnya terkait jadwal produksi, gilir kerja dari anggota organisasi, anggaran produksi, jadwal penyerahan masukan ke subsistem pengolahan, dan jadwal penyerahan keluaran ke pelanggan atau penyelesaian produk.
- keputusan atau kebijakan perbaikan terus-menerus dari sistem operasi. Karena sifatnya berkesinambungan, maka kebijakan tersebut bersifat rutin. Kegiatan yang tercakup di dalamnya pada pokoknya meliputi perbaikan terus-menerus dari mutu keluaran, keefektifan, dan keefisienan sistem, kepastian dan kompetensi dari para pekerja, perawatan sarana kerja atau mesin, serta perbaikan terus-menerus atas metode penyelesaiaan atau pengerjaan produk.
Fungsi Manajemen Produksi. Secara umum, fungsi manajemen produksi berkaitan dengan pertanggung-jawaban dalam pengolahan dan input (pentransformasian masukan) menjadai output (keluaran) yang berbentuk barang atau jasa yang akan memberikan hasil pendapatan bagi organisasi. Menurut Sofjan Assauri, tujuan manajemen produksi adalah :
- proses pengolahan, yaitu metode atau teknik yang dipakai untuk pengolahan masukan (input).
- jasa-jasa pendukung, yaitu sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk untuk penetapan dan metode yang akan dijalankan agar proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
- perencanaan, yaitu keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi yang dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode.
- pengawasan, yaitu untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan, sehingga tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (input) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
Tujuan Manajemen Produksi. Tujuan manajemen produksi tercermin dalam kualitas yang tepat, kuantitas yang tepat, waktu yang telah ditentukan, dan biaya yang ditetapkan sebelumnya (biaya produksi).
- kualitas yang tepat, merupakan kualitas produk yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan konsumen.
- kuantitas yang tepat, merupakan dalam proses produksi (manufaktur) harus menghasilkan produk dengan dengan jumlah yang tepat.
- waktu yang tepat, merupakan ketepatan waktu dalam pengiriman. Hal ini merupakan salah satu parameter penting untuk menilai efektivitas departemen produksi. Departemen produksi harus mengatur kegiatannya sedemikian rupa sehingga proses produksi sesuai dengan jadwal, sehingga tidak mengganggu jadwal waktu pengiriman barang hasil produksi.
- biaya produksi yang tepat, merupakan perhitungan kebutuhan dana harus sudah ditetapkan sebelum produk diproduksi.
Manfaat Manajemen Produksi. Terdapat beberapa manfaat yang dapat didapat dari pelaksanaan manajemen produksi yang baik, yaitu :
- meningkatkan reputasi organisasi menjadi lebih baik dalam suatu pasar tertentu.
- mampu mengembangkan produk baru serta membawanya ke pasar dengan cepat.
- mengurangi biaya di setiap tahap proses produksi.
- memiliki keunggulan kompetitif di pasar.
- memungkinkan organisasi untuk tumbuh jauh lebih cepat dari pada yang seharusnya.
Tahapam Manajemen Produksi. Terdapat beberapa tahapan yang harus dilewati agar mendapat hasil produksi yang sesuai dengan target yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi. Tahapan dalam manajemen produksi adalah sebagai berikut :
- perencanaan produksi. Dalam tahap ini tiap-tiap anggota tim dapat mengajukan ide produk baru yan relevan dan efektif dalam mewujudkan tujuan organisasi. Tujuan dari rerencanaan produksi adalah untuk dilakukannya persiapan yang tersistem bagi produksi yang akan dilakukan. Keputusan yang harus dihadapi antara lain : jenis barang yang akan diproduksi, kualitas barang, jumlah barang, bahan baku, dan pengendalian produksi.
- pengendalian produksi. Agar produksi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana yang dibuat, maka harus melakukan pengendalian atau kontrol produksi. Proses ini disebut dengan proses penentuan rincian teknis. Yang dilakukan dalam pengendalian produksi, diantaranya adalah pengaturan detail rencana sistem kerja, pengaturan jadwal kerja, menentukan barang yang akan dipasarkan kepada siapa, dan lain-lain.
- pengawasan produksi. Berlangsungnya proses produksi diperlukan suatu pengawasan. Tujuan dari pengawasan adalah supaya hasil produksi sesuai dengan kualitas yang diinginkan, tepat waktu sesuai yang ditentukan, tidak mengalami kekurangan atau kelebihan biaya produksi serta produknya sesuai dengan standar kualitas, dan lain sebagainya hingga siap dipasarkan.
Faktor Pendukung Manajemen Produksi. Untuk dapat berjalan dengan baik, manajemen produksi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
- pembagian tugas yang tepat (division of labour). Agar mencapai produk yang berkualitas dan diterima baik oleh pasar, maka pembagian kerja yang tepat dapat membantu proses produksi lebih efisien dan efektif serta terjaga kualitasnya.
- dilakukannya revolusi indiustri. Revolusi industri maksudnya adalah pergantian tenaga manusia dengan mesin dalam proses produksi, sehingga target produksi dapat tercapai.
Perbedaan Antara Manajemen Produksi dan Manajemen Operasional. Antara manajemen produksi dan manajemen operasional, keduanya saling berkaitan. Perbedaan di antara keduanya sangat susah untuk ditemukan. Hanya saja, keduanya adalah bagian yang terpisah dan berbeda dalam manajemen karena pada intinya produksi adalah bagian dari seluruh siklus operasi. Meskipun susah untuk ditemukan, tetapi antara manajemen produksi dan manajemen operasional tetap ada perbedaannya. Perbedaan tersebut adalah :
1. Manajemen produksi :
- mencakup pengelolaan semua tugas yang terlibat dalam proses produksi.
- bertujuan menyediakan barang berkualitas dalam jumlah yang tepat pada waktu yang tepat dan harga terbaik.
- mencakup pengelolaan semua tugas yang terlibat dalam produksi barang dan pengiriman, seperti manajemen material, manajemen kualitas, manajemen pemeliharaan, manjemen proses, desai proses, desai produk, dan lain sebagainya. Jadi, manajemen produksi merupakan bagian dari manajemen operasi.
- bertujuan memanfaatkan sumber daya organisasi dengan sebaik-baiknya, untuk memenuhi keinginan konsumen.
Manajemen produksi berkaitan dengan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi agar tercapai tujuan dari organisasi. Dengan menerapkan manajemen produksi, akan dapat dengan lebih mudah untuk mengatur, mengelola, dan mengontrol aspek produksi pada organisasi.
Semoga bermanfaat.