Pengertian Delusi (Waham), Jenis, Faktor Penyebab, Gejala, Dan Pengobatan Delusi (Waham)
Pengertian Delusi. Seringkali orang salah pemahaman tentang delusi. Banyak orang beranggapan bahwa delusi adalah halusinasi atau tertukar pemahaman mereka tentang delusi dan halusinasi. Halusinasi merujuk pada persepsi akan sesuatu yang tidak nyata, seperti mendengarkan, melihat merasakan, mencium atau mengecap sesuatu yang tidak nyata. Sedangkan secara umum, delusi diartikan sebagai suatu kepercayaan yang kuat akan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
Delusi juga dapat berarti jenis penyakit mental serius yang juga disebut psikosis di mana seseorang meyakini suatu hal yang sebenarnya tidak ada. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, delusi diartikan sebagai pikiran atau pandangan yang tidak berdasar (tidak rasional), biasnya berwujud sifat kemegahan diri atau perasaan dikejar-kejar, pendapat yang tidak berdasarkan kenyataan, khayal. Ciri delusi yang utama adalah keyakinan yang tidak tergoyahkan mengenai sesuatu yang tidak benar. Lebih jelasnya adalah bahwa penderita gangguan delusi meyakini hal-hal yang tidak nyata atau tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, walau sudah terbukti apa yang diyakini penderita berbeda dengan kenyataan, penderita delusi tetap berpegang teguh pada pemikirannya.
Delusi dapat merusak hubungan penderita dengan orang-orang di sekitarnya dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, jika di sekitar anda terdapat orang yang mengalami delusi atau psikosis, segeralah bawa ke dokter atau ahli kesehatan mental.
Jenis Delusi. Terdapat berbagai ganguan delusi didasarkan pada tema utama dari delusi yang dialami. Jenis gangguan delusi meliputi :
- Erotomania (delusi cinta). Orang dengan jenis gangguan delusi ini percaya bahwa orang lain jatuh cinta padanya. Penderita dapat mencoba untuk menghubungi obyek khayalan dan menguntit perilaku obyek khayalannya.
- Grandiose (delusi kebesaran). Orang dengan jenis gangguan delusi ini merasa memiliki ikatan suatu kekuatan, tenaga, pengetahuan, bahkan identitas yang lebih dari orang lain. Penderita dapat mempercayai bahwa dirinya memiliki bakat besar atau telah membuat penemuan penting.
- Persecutory (delusi kejar). Orang dengan jenis gangguan delusi ini percaya bahwa mereka sedang dianiaya, atau seseorang memata-matai mereka atau berencana menyakiti. Tetapi penderita delusi ini tidak melaporkannya ke pihak yang berwajib.
- Somatik. Orang dengan jenis gangguan delusi ini percaya bahwa ia memiliki cacat fisik atau masalah medis.
- Cemburu. Orang dengan jenis delusi ini percaya bahwa pasangannya tidak setia.
- Campuran. Orang dengan jenis delusi ini memiliki dua atau lebih jenis delusi yang tercantum di atas.
Faktor Penyebab Delusi. Penyebab pasti dari delusi hingga sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti. Tetapi terdapat beberap faktor yang dapat berkonstribusi dalam memicu kemunculan delusi. Beberapa faktor penyebab delusi adalah sebagai berikut :
- genetik. Fakta membuktikan bahwa gangguan delusi lebih sering terjadi pada orang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan delusi atau skizofrenia. Dari sinilah patut diduga kemungkinan adanya faktor genetik yang terlebat.
- biologi. Para peneliti sedang mempelajari bagaimana kelainan bagian-bagian tertetu di otak mungkin terlibat dalam perkembangan gangguan delusi. Kelainan pada fungsi area otak yang mengontrol persepsi dan pemikiran yang mungkin berpengaruh pada pembentukan gejala delusi.
- lingkungan (psikologis). Delusi dapat terjadi karena stress. Selain itu penyalahgunaan obat-obatan terlarang juga berkontribusi terhadap kondisi delusi tersebut. Orang yang terisolasi atau orang dengan penglihatan dan pendengaran yang buruk, akan lebih rentan untuk terkena gangguan delusional.
Gejala Gangguan Delusi. Seseorang dikatakan menderita gangguan delusi apabila mengalami gejala delusi setidaknya satu bulan lamanya. Gejala gangguan delusi yang umum adalah :
- mudah tersinggung, marah, atau suasana hati yang selalu sedih.
- halusinasi (melihat, mendengar, atau merasa hal-hal yang tidak benar-benar ada) yang terkait dengan khayalannya.
Pengobatan Delusi. Apa yang harus dilakukan terhadap penderita delusi ? Penderita delusi harus segera dirujuk ke dokter dan ahli kesehatan mental untuk pemeriksaan secara menyeluruh dan diberikan penanganan khusus untuk mencegah agar gejala-gejala yang dialami tidak menjadi semakin parah.
Pengobatan untuk ganguan delusi yang paling umum digunakan adalah :
- obat antipsikotik.
- psikoterapi (sejenis konseling).
Obat-obatan antipsikotik adalah perawatan utama untuk gangguan delusional. Hasil dari penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa hampir setengah dari pasien yang diobati dengan obat antipsikotik menunjukkan adanya suatu perbaikan parsial (tidak total). Sedangkan psikoterapi menjadi pengobatan tambahan untuk membant penderita delusi lebih baik dalam mengelola dan mengatasi stress. Psikoterapi yang dapat membantu dalam mengatasi gangguan delusional adalah :
- psikoterapi individu, dapat membantu orang mengenali dan memperbaiki pemikiran yang mendasari yang telah terdistorsi menjadi pemikiran yang lain.
- terapi perilaku kognitif, dapat membatu orang belajar untuk mengenali dan mengubah pola pikir dan perilaku.
- terapi keluarga, dapat membantu keluara penderita delusi untuk menangani secara lebih efektif anggota keluarga yang menderita delusi.
Komplikasi Delusi. Orang yang menderita delusi apabila tidak segera ditangani oleh dokter atau ahli kesehatan mental dapat semakin memperparah penderitaan penderita delusi, seperti :
- penderita gangguan delusional lebih mungkin untuk mengalami depresi.
- penderita gangguan delusional bertindak karena pemikirannya sendiri dan dapat berbuat kekerasan atau berhubungan dengan masalah hukum.
- penderita gangguan delusional dapat menjadi terasing dari orang lain, terutama jika delusi mengganggu atau merusak hubungan sosial.
Delusi biasanya diasosiasikan dengan penderita skizofrenia. Hal tersebut tidaklah salah, tetapi kurang tepat, jika hanya berpikir delusi hanya dialami oleh penderita skizofrenia. Delusi dapat juga dialami oleh penderita bipolar. Delusi juga dapat dialami secara terpisah atau bersamaan dengan halusinasi.
Semoga bermanfaat.