Aku Tak Ingin Jadi Kaum Rebahan Yang Tak Berguna
Sekarang ini lagi trending kata "rebahan". Entahlah siapa yang memulai memunculkan kata tersebut. Bahkan yang lebih kocak lagi muncul kalimat "kaum rebahan" dimana memiliki arti beragam.
Misalnya saja ada yang mengartikan kaum rebahan adalah golongan anak muda yang memang sukanya rebahan diatas kasur atau sofa sambil melihat sosial media tanpa henti. Ini untuk definisi pertama dimana menurutku seperti inilah gambaran kaum rebahan.
Definisi kedua ada juga yang beranggapan kaum rebahan terkait dengan profesi sebagian anak muda zaman sekarang yang tak melulu berada di balik meja alias orang kantoran. Dunia telah banyak mengalami perubahan termasuk dalam hal pekerjaan. Dulu orang selalu mengartikan bekerja ya harus masuk kantor dengan jam kerja kurang lebih delapan jam setiap harinya. Sekarang sudut pandang telah berubah walau tetap masih ada karyawan yang harus bekerja di dalam gedung pada jam-jam tertentu.
Terkait dengan definisi kedua, memang aku akui sekarang ini banyak profesi yang sangat menggiurkan dan dapat dikerjakan sambil rebahan di rumah. Contohnya freelancer, selebgram maupun youtuber. Namun kita tidak boleh meremehkan profesi tersebut karena ternyata mereka-mereka yang berkecimpung di dunia media sosial harus berpikir keras bagaimana bisa menyajikan kontent yang unik untuk Instagram maupun Youtube mereka.
Sedangkan freelancer biasanya terdiri dari profesi beragam mulai penulis artikel, desain grafis, ghost writing dan masih banyak lagi profesi yang dapat dikerjakan dari rumah.
Kalau aku melihat diriku sendiri sepertinya masuk kategori kaum rebahan pertama yang hanya tiduran sambil scrolling media sosial. Puas berselancar di satu media sosial, kemudian aku lanjut berselancar di media sosial lainnya sambil senyum-senyum sendiri membaca gosip terkini. Ga penting banget kan ya !
Entahlah kenapa memang kegiatan rebahan itu sangat mengasyikkan bagiku. Leyeh-leyeh menghabiskan waktu bisa sampai berjam-jam untuk hal-hal yang tidak berguna. Masih mending rebahan sambil menulis di blog, lah aku malah cuma stalker akun Instagram para artis.
Sempat aku tersentil juga bahwa aku tidak boleh seperti ini terus. Jika memutuskan untuk menjadi "kaum rebahan" maka aku harus menjadi kaum rebahan yang menghasilkan uang setidaknya. Memang media sosial mampu menghipnotis kita untuk larut dalam berita yang disajikannya. Meskipun kadang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kita.
Definisi kedua ada juga yang beranggapan kaum rebahan terkait dengan profesi sebagian anak muda zaman sekarang yang tak melulu berada di balik meja alias orang kantoran. Dunia telah banyak mengalami perubahan termasuk dalam hal pekerjaan. Dulu orang selalu mengartikan bekerja ya harus masuk kantor dengan jam kerja kurang lebih delapan jam setiap harinya. Sekarang sudut pandang telah berubah walau tetap masih ada karyawan yang harus bekerja di dalam gedung pada jam-jam tertentu.
Terkait dengan definisi kedua, memang aku akui sekarang ini banyak profesi yang sangat menggiurkan dan dapat dikerjakan sambil rebahan di rumah. Contohnya freelancer, selebgram maupun youtuber. Namun kita tidak boleh meremehkan profesi tersebut karena ternyata mereka-mereka yang berkecimpung di dunia media sosial harus berpikir keras bagaimana bisa menyajikan kontent yang unik untuk Instagram maupun Youtube mereka.
Sedangkan freelancer biasanya terdiri dari profesi beragam mulai penulis artikel, desain grafis, ghost writing dan masih banyak lagi profesi yang dapat dikerjakan dari rumah.
Kalau aku melihat diriku sendiri sepertinya masuk kategori kaum rebahan pertama yang hanya tiduran sambil scrolling media sosial. Puas berselancar di satu media sosial, kemudian aku lanjut berselancar di media sosial lainnya sambil senyum-senyum sendiri membaca gosip terkini. Ga penting banget kan ya !
Entahlah kenapa memang kegiatan rebahan itu sangat mengasyikkan bagiku. Leyeh-leyeh menghabiskan waktu bisa sampai berjam-jam untuk hal-hal yang tidak berguna. Masih mending rebahan sambil menulis di blog, lah aku malah cuma stalker akun Instagram para artis.
Sempat aku tersentil juga bahwa aku tidak boleh seperti ini terus. Jika memutuskan untuk menjadi "kaum rebahan" maka aku harus menjadi kaum rebahan yang menghasilkan uang setidaknya. Memang media sosial mampu menghipnotis kita untuk larut dalam berita yang disajikannya. Meskipun kadang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kita.
Jadi buat kalian generasi muda yang hampir mirip-mirip melakukan kegiatan seperti yang aku lakukan, segeralah bangkit dan buang rasa malas. Istirahat sejenak boleh saja tapi buatlah istirahat itu menjadi berkualitas. Terlalu lama istirahat kadang membuat kita kehilangan ide untuk berkreasi. Seorang penulis seperti aku yang baru pemula jika terlalu lama mager akibatnya akan sangat malas untuk memulai kembali menulis.
Jangan tiru aku yah !
Credit Foto : Google