Suka Duka Seorang Sales Dan Marketing



Kalau ditanya pekerjaan sekarang maka aku akan menyebut diriku seorang marketing. Dulu aku pun pernah  menjadi sales. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pekerjaan sales maupun marketing. Beberapa orang cenderung menghindari atau bahkan menolak mentah-mentah jika ditawari pekerjaan tersebut.

Mereka menganggap profesi sales dan marketing sebagai sebuah profesi yang sulit bahkan mungkin tak bermasa depan. Kata Siapa ? Sebenarnya tidak juga. Mereka-mereka yang menganggap pekerjaan sebagai sales atau marketing merupakan pekerjaan sulit karena mereka hanya melihat dari luarnya saja. Dan bisa jadi yang mereka lihat dari beberapa orang yang mungkin berkunjung ke rumah-rumah untuk menawarkan produk seperti panci dan produk lainnya.

Baiklah, untuk memulai membahas lebih lanjut aku ingin membedakan antara sales dengan marketing. Orang lebih menilai sales itu sifatnya door to door seperti yang terlihat selama ini. Mungkin ada benarnya juga namun bisa jadi tidak sepenuhnya benar. 

Sampai saat ini aku menjalani profesi seorang marketing walau tidak ada target yang membebaniku. Kok bisa ? Ya, karena selain marketing aku juga diberi tanggung jawab lain oleh pimpinan dan rasanya sulit jika harus mencapai target sementara sehari-harinya aku juga harus berkutat dengan bidang lainnya.

Seorang sales lebih dituntut untuk dapat menjual produk berupa barang maupun jasa yang dijualnya. Biasanya sales akan melakukan penjualan secara langsung menemui calon pembeli ataupun tidak langsung melalui telepon, yang biasanya dinamakan telesales. Sebagai contoh sales biasanya kita lihat yang menawarkan produk di mall-mall sambil menyebarkan selebaran atau pemflet kepada pengunjung mall. 

Seorang marketing biasanya memiliki job description yang tidak jauh berbeda dengan sales. Hanya saja target market yang dituju biasanya tidak sehari langsung bisa closing. Perlu waktu yang lama untuk meyakinkan calon pelanggan untuk mau membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh si marketing.


Tidak usah jauh-jauh aku akan mengambil contoh yang berkaitan dengan tempat kerjaku sendiri. Jasa pengendalian hama biasanya membutuhkan seorang marketing untuk membidik pelanggannya. Biasanya tidak mudah meyakinkan calon pelanggan untuk menggunakan jasa pengendalian hama. Misalnya orang akan membandingkan, lalu mereka akan beranggapan jika membeli insektisida pengusir serangga di supermarket tidak akan ada bedanya dengan insektisida yang digunakan oleh perusahaan jasa pengendalian hama dalam mengusir serangga. Dari segi biayapun pasti akan lebih terjangkau apabila membeli inseltisida sendiri.

Namun, seorang marketing dituntut untuk mampu mempersuasi calon pelanggan dengan memberikan pengetahuan bagaimana jasa pengendalian hama bekerja. Dan tentu saja melakukan pendekatan ini bukan sehari dua hari, namun bisa sampai berminggu-minggi agar calon pelanggan yakin sampai akhirnya mengambil keputusan mau menggunakan jasa perusahaan tersebut.

Aku pernah mengalami di mana telah memprospek calon pelanggan namun tidak berhasil. Enam bulan sesudahnya pelanggan itu menghubungiku via whattsapp dan menyatakan bahwa neliau ingin kontrak dengan kantor. Apa enggak girang aku dibuatnya. Di saat sedikit putus asa justru rezeki dan keberuntungan berpihak kepadaku. Betapa mempersuasi orang agar membeli produk atau menggunakan jasa yang kita jual itu bukanlah hal yang mudah. Dan butuh waktu bagi orang untuk benar-benar yakin dan percaya di saat memutuskan untuk membeli produk maupun jasa kita.

Yang pasti profesi keduanya sangat erat kaitannya dengan tekanan atau pressure kerja. Apalagi kalau sudah mendekati akhir bulan pasti marketing maupun sales dikejar target omset. Itu mungkin duka  dari profesi tersebut. Tapi tidak mungkin dalam hidup akan hanya ada duka saja. Sukanya adalah profesi sales maupun marketing selalu bisa bertemu dengan banyak orang, mengetahui karakter orang sehingga bisa membaca sedikit banyak kepribadian seseorang tanpa harus mempelajari di pendidikan formal.



Credit Foto : tommcifle.com
Next Post Previous Post