Corona Yang Buatku Jauh Darimu
Mungkin pada pembahasan mengenai social distancing ini bagi saya merupakan suatu dilema. Kenapa saya katakan dilema? Karena saya sendiri masih bekerja seperti biasa. Kantor saya merupakan jasa pembasmi hama dan semprot disinfeksi dimana pelayanan merupakan nomor satu.
Untuk saat ini saya memang belum bisa bekerja dari rumah atau bahasa kerennya WFH (work from home) karena peralatan kerja semua ada di kantor. Namun sejak awal pimpinan sudah melakukan briefing bahwa kami semua yang berada di kantor harus mulai dari awal COVID-19 menyerang Jawa Timur untuk melakukan social distancing atau pembatasan jarak dengan karyawan lainnya. Hal ini semata-mata dilakukan untuk menghindari penularan virus corona. Dan yang tak kalah pentingnya adalah seluruh karyawan harus menggunakan masker walaupun berada di dalam kantor. Bahkan beberapa kali training teknisi pun kami menggunakan metode jarak jauh melalui aplikasi zoom. Memang awalnya tidak terbiasa karena ada beberapa teknisi yang gaptek, hehehe namun hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi kami untuk melakukan training.
Secara harfiah social distancing sendiri memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu jarak sosial. Dikutip dari suara.com bahwa social distancing memiliki pengertian yaitu mengurangi jumlah aktivitas di luar rumah dan interaksi dengan orang lain dan mengurangi kontak tatap muka langsung.
Beberapa kegiatan yang biasanya kita lakukan tanpa mengedepankan social distancing antara lain menonton film di bioskop, berada di stadion olahraga untuk menonton pertandingan favorit dimana mengharuskan berbaur dengan penonton lainnya serta mengunjungi tempat-tempat ramai lainnya. Selain istilah social distancing ada juga istilah physical distancing yang makna kurang lebih sama dimana terdapat jarak fisik untuk melakukan aktivitas antar individu satu dengan lainnya.
Beberapa bidang usaha yang sulit dihindari berkumpulnya orang-orang, saya sebut saja bank dan supermarket dimana bank merupakan tempat untuk nasabah melakukan transaksi keuangan baik itu di meja Teller maupun Customer Service. Sehingga untuk mengantisipasi dibuatlah jarak tempat duduk untuk menunggu sebesar satu meter. Sama halnya dengan bank, supermarket juga tidak mungkin terhindarkan dari kerumumunan orang sehingga jarak untuk mengantri pembayaran di kasir pun diberi jarak sebesar satu meter.
Selain mengantisipasi dengan memberi jarak cukup jauh antar pengunjung satu dengan lainnya, setiap kita mau memasuki bank dan supermarket akan di chek suhu tubuhnya menggunakan thermometer infrared dan harus menggunakan hand sanitizer sebelum mulai berbelanja maupun menuju meja teller.
Lalu dari segi penyedia jasa dan pemilik supermarket juga melindungi pegawainya dari kemungkinan terpapar dari virus covid-19. Dari beberapa bank dan kantor leasing kendaraan yang sudah saya kunjungi, sekarang setiap customer service menggunakan kacamata pelindung yang terbuat dari mika serta masker tentunya untuk terhindar dari paparan virus. Sedangkan di bank, para teller hampir semuanya menggunakan sarung tangan karet yang bertujuan agar terhindar dari virus atau kuman yang menempel di uang yang mereka hitung.
Untuk supermarket sekarang saya lihat di meja kasir terpasang plastik sebagai pembatas antara kasir dan pembeli. Untuk prosedur masuk ke dalam supermarket juga tak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh bank. Bahkan pada beberapa kasir terlihat ada yang menggunakan sarung tangan juga.
Untuk supermarket sekarang saya lihat di meja kasir terpasang plastik sebagai pembatas antara kasir dan pembeli. Untuk prosedur masuk ke dalam supermarket juga tak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh bank. Bahkan pada beberapa kasir terlihat ada yang menggunakan sarung tangan juga.
Yang paling menyedihkan pada ramadan tahun ini karena penerapan social distancing, maka kami umat Muslim yang ingin melaksanakan sholat tarawih untuk sementara hanya bisa melakukan di rumah. Walau beberapa pemuka agama mengatakan hal tersebut diperbolehkan dalam agama namun bagi saya pribadi ada suatu rasa yang kurang apabila sholat tarawih dilakukan di rumah. Tidak nampak keceriaan anak-anak menyambut bulan Ramadan yang ditunggu-tunggu sebelas bulan lamanya dan tidak ada senyum para jamaah lainnya yang mulai berdatangan ke mesjid untuk melaksanakan sholat tarawih.
Selain tidak bisa tarawih di masjid, kemungkinan juga tidak ada acara berkunjung ke keluarga demi menghindari terjadinya kerumunan yang memungkinkan diri kita terpapar oleh virus corona.
Sehingga marilah saudaraku semuanya, yuk kita patuhi seruan pemerintah untuk melakukan social distancing agar tahun depan kita masih diberi kesempatan berjabat tangan dengan saudara kita untuk saling memaafkan di hari yang fitri.
Selain tidak bisa tarawih di masjid, kemungkinan juga tidak ada acara berkunjung ke keluarga demi menghindari terjadinya kerumunan yang memungkinkan diri kita terpapar oleh virus corona.
Sehingga marilah saudaraku semuanya, yuk kita patuhi seruan pemerintah untuk melakukan social distancing agar tahun depan kita masih diberi kesempatan berjabat tangan dengan saudara kita untuk saling memaafkan di hari yang fitri.