Dibalik Kerasnya Seorang Ibu, Ternyata Ini Alasannya!

Halo, Sobat Blogger!

Dibalik Kerasnya Ibu

Dulu teman-teman saya sering bercerita, rata-rata dari mereka, memiliki bapak dengan sifat yang galak, keras dan tak ramah. Kebalikan dengan ibunya yang super ramah, baik dan selalu mengerti. Ketika saya mendengarkan cerita itu, saya hanya tersenyum kecut. Karena saya sama sekali tidak merasakan apa yang teman-teman saya rasakan.

Rasanya tuh kadang kalau lagi iri sama teman-teman yang lain. Pengen banget kabur ke Villa Sunrise dan menikmati pemandangan di sana seperti di blognya Mba Icha ini. Ya, namanya dulu masih remaja ya, sering banget kepikiran buat kabur dari rumah karena enggak betah, haha. Untungnya sih enggak pernah dilakukan, wkwkwk.

Saya selalu berpikir bahwa ibu itu orangnya kaku, enggak bisa bilang sayang ke anak-anaknya dan sangat keras didikannya. Sewaktu masih sekolah dulu, saya benar-benar iri dengan cerita teman-teman saya ketika mereka menceritakan tentang ibunya. Ibu yang lembut, ibu yang selalu bisa diajak curhat, ibu yang ramah dan punya sifat kebaikan ibu-ibu pada umumnya.

"Tapi kenapa ibu saya enggak begitu?" 

Setiap selesai mendengarkan cerita teman tentang ibunya, saya akan bertanya pada diri sendiri dengan kata-kata itu. Rasanya dunia enggak adil karena saya memiliki ibu yang super galak, enggak ramah sama teman-teman saya, selalu mengomel dan keras didikannya.

Baca juga Yuk Sikapi Masalah dengan Bijak, Cek 9 Hal Ini!

Pokoknya saya enggak pernah menemukan kebaikan yang ada di dalam ibu saya. Rasanya hanya kesal, kesal dan kesal serta tak pernah menyukai ibu. Kebalikan dengan bapak yang lebih sabar, lebih pengertian, bisa diajak curhat dan komunikasi. Makanya saya lebih sayang sama bapak dibandingkan dengan ibu.

Namun seiringnya waktu dan saya sudah beranjak dewasa, saya yakin pasti ada suatu alasan kenapa ibu bisa seperti itu. Sampai saya berjanji pada diri sendiri untuk tak mau seperti ibu yang terlalu keras kepada anak-anaknya. Tapi suatu hari ketika kakak saya share suatu postingan di salah satu sosial media, membuat saya semakin sadar dan tahu alasannya kenapa ibu sangat keras didikannya kepada anak-anaknya.

Ini alasan seorang ibu mendidik anak-anaknya dengan keras, mungkin bisa dijadikan sebuah pelajaran berharga. Bahwa setiap orang, setiap orang tua lebih tepatnya, memiliki cara tersendiri untuk mendidik anak-anaknya. Jadi untuk hal ini, saya mulai mengerti mengapa ibu mendidik kami dengan keras seperti ini. Ini ulasannya :

1. Agar Tidak Menjadi Anak yang Lemah

Dibalik Kerasnya Ibu

Bisa jadi alasan ibu saya adalah agar anak-anaknya tidak lemah dalam menghadapi berbagai macam hambatan, ujian, cobaan dan hal-hal buruk yang ada di masa depan. Menjadi ibu yang keras terhadap anak-anaknya bisa jadi salah satu cara ibu saya dalam mendidik.

Mungkin banyak yang enggak setuju dengan cara ini. Saya pun juga enggak setuju. Tapi balik lagi setiap orangtua punya cara masing-masing dalam mendidik anaknya. Kita enggak bisa menjudge orang lain dari pandangan kita saja. Jadi, sekarang saya sudah paham mengapa ibu seperti itu.

Alhamdulillah saya tumbuh menjadi seseorang yang enggak baperan, memikirkan perasaan orang lain setiap akan bertindak, meski memang terkadang saya juga memiliki sifat keras seperti ibu saya. Setidaknya ini melindungi saya dari orang-orang yang jahat. Saya bisa keras dari orang yang memang cari masalah atau cari ribut dengan saya. Tapi saya tak akan melakukan hal tersebut kepada orang yang baik terhadap saya.

Apalagi untuk orang-orang yang hanya memanfaatkan saya saja, wah bisa habis dia saya ceramahi, wkwkwk. Semoga kamu bukan salah satunya, ya. Mohon maaf, hihi.

Baca juga 15+ Hal yang Bisa Kita Lakukan Ketika Hati Sedang Resah!

2. Sadar Bahwa Orangtua Tidak Selamanya Ada

Sudah pasti setiap orang di dunia ini akan mengalami yang namanya perpisahan. Bisa jadi ini salah satu alasan ibu juga. Ibu ingin mendidik anak-anaknya dengan baik dan bisa kuat berjalan di dunia yang kejam ini. Enggak lemah dengan kemanjaan yang selalu diberikan di rumah.

Dengan kerasnya didikan, ibu membuat saya dan kakak saya sadar bahwa dunia terkadang sangat kejam. Terlihat baik ternyata menusuk dari belakang. Terlihat tulus ternyata ada maunya. Terlihat polos ternyata sering menikam tanpa sepengetahuan. Begitulah dunia ini, banyak sekali orang-orang yang tak disangka.

Maka, ibu saya meninggalkan kami dengan didikan yang keras. Agar kami tahu bahwa ketika orangtua sudah tiada, kami sudah siap untuk kuat dan tabah ketika hal-hal buruk menimpa kami. Kami bukan orang yang lemah, kami kuat. Karena tempaan dari didikan ibu kami.

3. Menjadi Orang yang Sabar Ketika Ada Masalah

Dibalik Kerasnya Ibu

Bagaimana bisa menjadi orang sabar padahal di rumah saja ibu bukan orang yang sabar? Balik lagi setiap orangtua punya cara sendiri dalam mendidik anak. Ibu ingin anak-anaknya menjadi orang yang sabar. Bukan dengan melihat ibu sebagai orang yang sabar, tapi menuntut kita anaknya untuk menjadi sabar.

Bayangkan saja setiap hari mendengar omelan, siapa sih yang betah? Tapi nyatanya saya dan kakak saya tetap berada di rumah dan enggak kabur dari rumah. Begitulah. Didikan ibu membuat kita selalu sabar untuk setiap masalah yang dihadapi.

Bisa dikatakan ini cara salah. Tapi buat saya, ibu sudah benar seperti ini. Setiap anak memiliki cara masing-masing dididik oleh orangtuanya. Jadi, saya hanya ingin menghargai cara ibu saya saja. Sekaligus pelajaran berharga untuk saya agar mendidik anak-anak dengan cara yang lebih baik nantinya.

Baca juga Berbesar Hatilah, Ketika Memiliki Teman dengan Sifat Seperti Ini!

4. Lebih Peka Terhadap Lingkungan Sekitar

Didikan ibu yang keras membuat saya jadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Memang sih enggak selalu peka kadang saya juga kena apesnya kok. Tapi setidaknya saya semakin paham dari gelagat orang tersebut jika sedang ada masalah. Seperti bagaimana sifatnya dan bagaimana dia menyikapi setiap masalah.

Dari situ saya jadi berhati-hati dan sebisa mungkin enggak cari masalah sama dia. Karena saya tipe anak yang milih cinta damai daripada ribut, haha. Jadi, ya kalau ada seseorang yang tabiatnya buruk, sebisa mungkin saya menjaga jarak.

Hal inilah yang membuat saya sadar, bahwa didikan ibu yang keras membuat saya lebih mudah menilai orang lain. Pengen hidup damai karena sudah puas kena omelan setiap hari sewaktu kecil dulu, haha. Jadi sekarang lebih baik menikmati hidup dengan tenang.

5. Berhati-hati Ketika Berinteraksi dengan Orang Lain

Yap, saya jadi orang yang lebih berhati-hati memang sekarang ini. Setidaknya alarm peka yang sudah ada dalam diri saya ini, jangan sampai salah dalam menilai orang. Sebenarnya saya bukan orang yang suka memilih teman, saya tipe orang yang gampang banget deket sama orang. Kalau orang tersebut sudah asyik diajak ngobrol, sudah deh keluar semua sifat cerianya, haha.

Tapi ya itu tadi, kita perlu menjaga diri. Emang siapa sih yang mau setiap hari punya masalah sama orang? Kerjaannya ribut terus. Kan capek, ya. Nah, didikan ibu saya yang keras ini membuat saya lebih berhati-hati terhadap orang lain.

Seperti bicara seperlunya saja ketika ngobrol dengan orang yang baru dikenal. Memang harus selalu ramah sama orang lain, tapi tak perlu berlebihan juga. Jika ada yang perlu dibantu, ya dibantu saja sebisa kita. Intinya kita pun berhak kok untuk memilih berinteraksi lebih intens dengan siapa saja yang kita pilih karena kehati-hatian ini.

Baca juga Ketika Ada Jarak Maka Rindu Hadir, Ketika Suami WFH Masih Adakah Rindu?

6. Menyadarkan Bahwa Tempat Ternyaman adalah Rumah Suami, Bukan Rumah Orangtua

Dibalik Kerasnya Ibu

Ini salah satu alasan, untuk saya pribadi sangat menohok. Saya sangat setuju hal ini, apalagi sekarang saya sudah berumah tangga. Bisa jadi ini alasan utama kenapa ibu mendidik anak-anaknya dengan keras. Supaya kami tak nyaman ketika berada di rumah. Bukan karena benci dengan anaknya tetapi karena sayang. Enggak melulu loh rasa sayang itu selalu memanjakan anak.

Kebayang sih kalau rumah orangtua begitu nyaman untuk saya. Punya ibu bapak yang perhatian dan sangat baik. Pasti saya kalau ada apa-apa di rumah suami, bawaannya mau pulang aja ke rumah orangtua. Padahal ini pantang untuk seorang istri, apalagi kalau perginya diam-diam. Duh, orangtua pasti tahu deh kalau kami lagi berantem.

Nah, didikan ibu yang keras ini buat saya sadar. Bahwa paling nyaman, ya di rumah suami. Saya enggak punya tempat kabur yang nyaman kalau ada masalah dengan suami. Saya pasti tetap berada di rumah dan enggak kemana-mana. Karena emang enggak punya tujuan. Mau pulang ke rumah orangtua, pasti ibu saya ngamuk, wkwk. Enggak mau dong diamukin lagi. Sudah sangat cukup.

Maka, ini salah satu alasan yang sangat super ketika saya mengetahuinya. Agar keluarga saya dengan suami langgeng selalu dan kalau ribut, ya, kita aja yang tahu serta diselesaikan berdua saja. Selain itu, saya akan tetap berada di rumah suami karena memang ini tempat ternyaman saya. Masyaallah. Saya benar-benar baru sadar akan hal ini. Semoga Allah selalu melindungi ibu dan bapak saya di rumah. Aamiin.

Baca juga Agar Keuangan Rumah Tangga Aman dan Tak Mudah Habis!

Beberapa alasan diatas bisa menjadi salah satu alasan kenapa ibu saya sangat keras didikannya kepada saya. Saya pribadi tak pernah menanyakannya kepada ibu. Karena apapun alasannya, ibu telah berhasil mendidik anak-anaknya.

Meski dulu saya sempat berpikir bahwa itu adalah sifat dari ibu saya, tapi ternyata setelah dewasa saya bisa lebih memahami kenapa ibu sangat keras. Tidak ada orangtua di dunia ini yang jahat kepada anaknya. Ibu atau bapak yang didikannya keras, semata-mata hanya ingin anaknya tidak seperti mereka dahulu. Ingin kehidupan anak-anaknya lebih baik dari mereka.

Tulisan ini bukan untuk menjelekkan ibu saya, bukan. Tetapi tulisan ini sebagai pengingat saya, bahwa setiap apapun yang terjadi pada hidup ini pasti ada alasannya. Apalagi jika kita dapat melihat dari sudut pandang berbeda, tentu kita akan dapat pelajaran berharga di sana.

Jika saya dulu mengganggap ibu saya ini adalah masalah dalam hidup saya. Sekarang saya tahu bahwa ini adalah kasih sayang dari ibu. Ibu hanya ingin saya tetap kembali ke rumah suami, apapun masalahnya. Karena rumah suami adalah paling nyaman untuk saya sekarang ini, bukan rumah orangtua.

Masyaallah. Terima kasih Ibu.

Salam,
Next Post Previous Post