Termotivasi Oleh Buku




Jujur saja saya baru benar-benar mendalami dan mencemplungkan diri ke dalam dunia kepenulisan baru satu tahun terakhir ini. Dalam hati bertanya, kemane aje aye selama ini! Hehehe. Boro-boro nyemplung di dunia kepenulisan, berkenalan dengan dunia blogging saja saya pun ketinggalan jauh padahal banyak blogger senior sudah lebih dari sepuluh tahun menggeluti dunia blogging.

Berbicara mengenai membaca buku sebenarnya sudah sejak duduk di bangku SD saya suka membaca walau masih sebatas komik bergambar seperti doraemon dan pank ponk. Ya Allah, kalau ingat-ingat lucunya si pank-ponk jadi berasa kembali ke masa lalu, #eh.

Di bangku SMP saya mulai meningkatkan level bacaan saya menjadi novel dewasa. Eits, jangan punya pikiran negatif dulu ya gaes. Maksud saya novel tentang percintaan ala orang dewasa. Kalau novel sejenis ini saya paling suka novel karangan Marga T, Miwa W dan Ike Soepomo. Sebut saja Kabut Sutera Ungu, Kembang Padang Kelabu karya Ike Soepomo yang mampu menguras air mata saya. Belum lagi Sonata Masa Lalu karya Marga T yang tak bosan saya baca berulang-ulang. Diksi yang mereka tulis menurut saya masih sangat sopan dalam menghadirkan novel tentang romantisme anak muda. Tentu saja Ibu  saya memiliki andil dalam menyeleksi bacaan untuk anak perempuannya yang menginjak remaja.

Selain novel percintaan, novel serial empat sekawan juga kerap saya baca. Sampai tiap bulan saya "todong" almarhum Bapak untuk mengantar ke toko buku yang ada di kota Balikpapan kala itu.

Menginjak remaja yaitu di bangku SMU kebiasaan membaca mulai memudar, terganti oleh hobby mendengarkan musik dan sudah agak sibuk dengan tugas-tugas yang mulai banyak di bangku SMA. Bahkan sampai tahun 2019 pun saya masih belum terpikir untuk mulai rutin membaca kembali. Namun di akhir bulan Juli 2019 hati saya mulai tergerak untuk menulis dan mengikuti kelas kepenulisan. Sampai akhirnya saya berpikir, bagaimana saya bisa menghasilkan kualitas tulisan yang bagus jika membaca saja jarang. 

Sebenarnya banyak sekali buku yang saya sukai untuk dibaca. Namun jujur saja saya tidak begitu suka yang berbau sejarah atau filsafat. Ora mudeng, begitu kalau kata orang Jawa. Terlalu tinggi bahasanya hehehe. Buku favorit saya adalah segala buku yang bergenre motivasi. Karena saya ini orangnya cenderung moody sehingga butuh "asupan" motivasi dan biasanya datang dari buku. 

Untuk penulis buku, saya tidak punya patokan harus mengidolakan siapa penulis buku yang bagus atau best seller. Yang penting buku tersebut bisa memberi motivasi dalam hidup. Untuk memulai kembali rutin membaca buku, maka pilihan saya jatuh ke beberapa buku antologi karya saya bersama teman-teman lainnya karena masih tergolong ringan untuk dibaca.

Jadi untuk kalian yang ingin mulai rutin membaca buku, saya sangat mengapresiasi hal tersebut, Jika sanggup membaca segala jenis genre buku maka akan sangat bagus sekali untuk menambah wawasan kalian. Jangan seperti saya yang cenderung pilih-pilih bacaan dengan dalih tak kuat dengan kemampuan otak. 


"Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas"(Mohammad Hatta)



"Buku adalah sahabat paling setia, rela mendampingi sepanjang waktu di mana pun aku berada tanpa pernah memikirkan dirinya"
(Abdurahman Faiz)



Next Post Previous Post