Kenanglah Jasa Pahlawan

 

           Sumber Foto : Unsplash

Dahulu ketika aku masih berada di Sekolah Menengah Pertama pelajaran yang selalu aku nantikan adalah Sejarah. Bukan karena pelajaran tersebut banyak dituntut menghafal ketimbang berhitung namun jika guru Sejarah masuk kelas maka kami para murid akan lebih banyak mendengar cerita guru tentang sejarah ketimbang berlatih soal. Sebenarnya sih sama aja maknanya yaitu aku lebih menghindari pelajaran berhitung, hehehe. 

Setiap dari kita pasti memiliki sejarah dalam hidupnya masing-masing. Tidak terkecuali dalam suatu negara pasti pernah punya sejarah entah itu sejarah kelam seperti genosida Srebrenica yang pernah dialami oleh penduduk muslim Bosniak tahun 1995, bom atom yang meledak di negara Jepang tepatnya di Hiroshima dan Nagasaki serta sejarah-sejarah negara lainnya yang mungkin belum aku baca keseluruhan.

Bangsa Indonesia pun pernah mengalami sejarahnya sendiri. Dua yang pernah aku pelajari di bangku sekolah yaitu dijajahnya bangsa kita oleh Belanda selama 350 tahun dan oleh Jepang selama 3,5 tahun serta pengkhianatan PKI di tahun 1948 dan 1965.

Sungguh warga negara Indonesia yang hidup di tahun-tahun tersebut pasti mengalami ketakutan serta kegundahan dalam menjalani hidup. Ibuku pernah bercerita bahwa beliau yang dilahirkan pada tahun 1946 merasakan keadaan mencekam di tahun 1965 ketika sedang menempuh pendidikan di Solo, ibu melihat banyak peristiwa pembakaran di beberapa daerah tertentu.

Kondisi mencekam di tahun 1960an sangatlah berbeda jauh dengan apa yang terjadi di tahun 2010an ke atas dimana Indonesia menurutku sudah sangat merdeka. Bagiku di tahun 2010an dunia seolah-olah sudah dalam genggaman manusia dengan adanya teknologi yang dengan mudah didapat dan juga murah pastinya.

Generasi muda saat ini seharusnya tidak terbuai dengan kemudahan hidup sebagai buah dari perjuangan para pahlawan yang telah merelakan darah dan nyawa mereka untuk kemerdekaan generasi penerusnya kelak. 

Walau aku tidak hidup di era Orde Lama namun sering terngiang dengan istilah JAS MERAH yang digaungkan oleh Presiden Indonesia pertama yaitu Ir. Soekarno. Sebenarnya Jas Merah merupakan kepanjangan dari Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah. Kedengarannya sederhana namun bagi beberapa orang memiliki makna yang mendalam.

Mari kobarkan Jiwa Pahlawan di setiap dada kalian wahai para generasi milenial. Menjadi pahlawan bukan berarti kalian harus membawa senjata tajam setiap saat, bukan berarti kalian harus berperang tanpa istirahat. Pahlawan yang sesungguhnya di era modernisasi seperti saat ini adalah pribadi yang mampu memfilter segala budaya dari luar yang jika tidak sesuai dengan norma dan adat istiadat bangsa kita maka seyogyanya tidak diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

Indonesia dengan budaya toleransi, gotong royong dan tepa seliro seketika lenyap manakala sering aku lihat di media sosial banyak sekali permusuhan maupun konflik yang disebabkan oleh SARA. Sungguh jika dahulu kala pahlawan kita memandang suku, agama dan ras maka sudah pasti kita tidak akan menikmati kebebasan seperti sekarang ini. Tidak akan ada yang namanya kemerdekaan di bumi Indonesia.


Next Post Previous Post