Tata Cara Sholat Disertai Dengan Bacaan Sholat Lengkap

بِسْـــمِ للهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Lintas Sholat – Dalam topik ini penulis akan berbagi tentang Tata Cara Sholat disertai dengan Bacaan Sholat agar pembaca dapat memahami dengan jelas alur/urutan sholat yang baik dan insyaallah benar, artikel ini saya kutip dari buku “Panduan Shalat” yang ditulis oleh KH. Muhammad Sholikhin, terbitan Erlangga. Saya disini juga sama-sama belajar dalam hal sholat tidak ada yang lebih pintar kecuali Allah SWT.

Tata Cara  Sholat Disertai Dengan Bacan Sholat Lengkap

1. Niat,

Niat adalah menyengaja untuk melakukan sholat (ikhtiyari, atas kemauan sendiri karena kebutuhan). Niat sebaiknya dilafalkan sebelum takbiratulihram dengan tujuan untuk memantapkan dan mengikhlaskan hati ketika melakukan sholat.

2. Berdiri tegak dan sempurna menghadap kiblat bagi yang mampu (QS. Al-Baqarah [2]: 238; HR. Bukhari).

Saat berdiri tegak, sebelum niat dan takbiratulihram hendaknya membaca surat An-Nas dan membaca doa berikut:
رَبّيْ اَعُوْذُبِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَا طِيْنِ وَإِنِّي أَعُوْذُبِكَ اَنْ يَحْضُرُوْنَ
Rabbi a’udzubika min hamazatisy syayathin wa inni a’udzubika ayyahdhurun.
“Ya tuhan kami, aku memoho perlindungan kepada Engkau dari segala jenis godaan setan, dan aku memohon perlindungan-Mu dari kehadirannya.”

3. Bacaan Niat Sholat-sholat Fardhu

Bacaan-bacaan niat sholat fardhu adalh sebagai berikut:

  • Niat Sholat Zuhur

اُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَ كَعَا تٍ مُسْتَقْبِلَ الْقَبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمٌوْمًا\إِمَامًا) ِللهِ تَعَا لَى
Ushalli fardhazh-zuhri arba’a raka’atin mustaqbilal-qiblati adaan (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala.
“Saya menyengaja shalat fardu Zuhur empat rakaat menghadap kiblat (sebagai makmun/imam) karena Allah.”

  • Niat Sholat Asar

اُصَلِّى فَرْضَ العَصْرِ أَرْبَعَ رَ كَعَا تٍ مُسْتَقْبِلَ الْقَبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمٌوْمًا\إِمَامًا) ِللهِ تَعَا لَى
Ushalli fardhal-ashri arba’a raka’atin mustaqbilal-qiblati adaan (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala.
“Saya menyengaja shalat fardu Asar empat rakaat menghadap kiblat (sebagai makmun/imam) karena Allah.”

  • Niat Sholat Magrib

اُصَلِّى فَرْضَ اْلمَغْرِبِ ثَلاَ ثَ رَ كَعَا تٍ مُسْتَقْبِلَ الْقَبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمٌوْمًا\إِمَامًا) ِللهِ تَعَا لَى
Ushalli fardhal-magribi tsalatsa raka’atin mustaqbilal-qiblati adaan (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala.
“Saya menyengaja shalat fardu Magrib tiga rakaat menghadap kiblat (sebagai makmun/imam) karena Allah.”

  • Niat Sholat Isya

اُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَآءِ أَرْبَعَ رَ كَعَا تٍ مُسْتَقْبِلَ الْقَبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمٌوْمًا\إِمَامًا) ِللهِ تَعَا لَى
Ushalli fardhal-isya’i arba’a raka’atin mustaqbilal-qiblati adaan (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala.
“Saya menyengaja shalat fardu Isya empat rakaat menghadap kiblat (sebagai makmun/imam) karena Allah.”

  • Niat Sholat Subuh

اُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقَبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمٌوْمًا\إِمَامًا) ِللهِ تَعَا لَى
Ushalli fardhash-subhi rak’ataini mustaqbilal-qiblati adaan (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala.
“Saya menyengaja shalat fardu subuh dua rakaat menghadap kiblat (sebagai makmun/imam) karena Allah.”

  • Niat Sholat Jum'at

اُصَلِّى فَرْضَ الْجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقَبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمٌوْمًا\إِمَامًا) ِللهِ تَعَا لَى
Ushalli fardhal-jum’ati rak’ataini mustaqbilal-qiblati adaan (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala.
“Saya menyengaja shalat fardu Jumat dua rakaat menghadap kiblat (sebagai makmun/imam) karena Allah.”
Ket:
Untuk Lafaz Niat Masing-masing Sholat.
Untuk Membedakan Lafaz banyaknya Rakaat

4.Takbiratulihram.

Setelah berdiri tegak sambil berniat, lalu mengangkat kedua belah tangan dimana ujung jari tangan di sejajarkan dengan daun telinga sambil membaca takbir, “Allahu Akbar”, dan hati memantapkan niat kembali.
Tinggi tengan saat diangkat boleh sejajar dengan telinga atau sejajar bahu.

5. Bersedekap Sambil Membaca Doa Iftitah.

Sesudah takbiratulihram, kedua tangan disedekapkan di dada. Kemudian membaca Doa Iftitah. Bacaan ini diperintahkan oleh Rasulullah SAW.
Bacaan doa iftitah yang Masyhur di kalangan sahabat nabi yaitu:

اَلله أَكْبَرْكَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَا نَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا
Allahu akbar kabira wal-hamdu lillahi katsira wa subhanallahi bukrataw wa ashila.
“Allah Maha Besar Lagi Maha Sempurna Kebesaran-Nya, segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore.”

إِنِى وَ جَهْتُ وَجْهِيَ لَلَّذِيْ فَطَرَ السَمَاوَاتِ وَالْأَ رْضَ حَنِيْفًامُسْلَمًا وَمَآ اَنَامِنَ اْلمُشْرِكِيْنَ
Inni wajjahtu wajhiya lil ladzi fatharas samawati wal ardha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin.
“Kuhadapkan muka hatiku kepada Zat yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukan dari golongan kaum musyrikin.”

إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَا تِيْ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَشَرِ يْكَ لَهُ وَبِذَالِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbilalamin. La syarikalahu wa bi dzalika umirtu wa ana minal muslimin.
“Sesungghnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku semata hanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku dari golongan orang Muslim.”

6. Membaca Surah Al-Fatihah

Sesudah membaca Doa Iftitah, dan sebelum mambaca surah Al-Fatihah disunnahkan membaca ta’awwudz terlebih dahulu, yakni:

أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ اشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْـــمِ للهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ٠اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ٠الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ٠ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ٠إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ٠اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيِم٠ صِرَاطَ اَّلذِيْنَ أَنْعَمتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيِْهمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ (رَبِّ اغْفِرْلِي) آِميْنَ
Bismillahir-rahmanir-rahim (1) Alhamdu lillahi rabbilalamin (2) Arrahmanir-rahim (3) Maliki yaumid-din (4) Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (5) Ihdinash-shirathal mustaqim (6) Shirathal-ladzina an’amta ‘alaihim, ghairil maghdhubi alaihim wa laddhallin (7) (Rabbighfirli), amin.
Denga nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (1) Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam (2) Yang Pengasih dan Penyayang (3) yang menguasai hari kemudian (4) hanya kepada-Mu aku mengabdi dan hanya kepada-Mu aku meminta pertolongan (5) Tunjukilah kami ke jalan yang lurus (6) yakni jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan mereka yang pernah Engkau murkai, atau jalan orang-orang yang sesat (7) (Ampunilah aku ya Allah), kabulkanlah doa dan keinginanku kepada-Mu.
Saat membaca Surah Al-Fatihah, bacaan bismillah boleh dibaca jahr (keras) atau sirr (lirih).

7. Membaca Ayat-ayat Atau Surah dari Al-Qur’an

Sesudah membaca surah Al-Fatihah, pada rekaat pertama dan kedua bagi orang yang sholat sendirian atau imam, disunahkan membaca surah atau ayat-ayat Al-Qur’an yang mudah dihafal dan diingat misal, Surah Al-Kafirun, Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dll. Untuk bacaannya terserah mana yang anda hafal, silahkan buka kitab Al-Qur’an agan sendiri.

8. Melakukan Rukuk

Setelah selesai membaca surah dari Al-Qur’an, lalu mengankat kedua belah tangan setinggi telinga atau bahu seraya membaca, “Allahuakbar” (QS. Al-Hajj [22]: 77) kemudian badan dibungkukkan, kedua tangan mengenggam kedua lutut sambil di tekan, agar antara punggung dan kepala rata, sehingga sudut rukuk diperkirakan 90 derajat.
Pada posisi rukuk yang baik bacalah, tasbih berikut ini: 

سُبْحَانَ رَبِيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِ٥ِ
Subhana rabbiyal-adzimi wa bi hamdi (3kali) 
“Maha Suci Tuhan Yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya.”

9. Iktidal

Setelah rukuk kemudian bangkit berdiri serta mengangkat kedua tangan sebatas telinga hingga berdiri lagi, dan membaca Doa tasmi’ berikut ini:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهْ
Sami’allahu li man hamidah.
“Allah mendengar orang yang memuji-Nya.”

Kemudia berdiri tegak dengan tangan tegak lurus berasa di samping tubuh disertai tuma’ninah ata tenang. Pada posisi iktidal hendaknya membaca:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَالْأَرْضِ وَمِلْءَ مَابَيْنَهُمَا وَمِلْءَمَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Rabbana wa lakal-hamdu mil aa-samawati wamilal ardhi wa mil a ma bainahuma wa mil a ma syi’ta min syai’im ba’du. 
“Ya Allah Tuhan kami! Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, segala sesuatu yang berada di antara keduanya, dan sepenuh barang yang Engkau kehendaki sesudah itu.”

10. Sujud

Setelah selesai Iktidal, lakukan sujud dengan meletakkan dahi ke bumi dan ketika turun seraya membaca “Allahu akbar” tampa disertai mengankat tangan.
Saat akan melakukan sujud, terlebih dahulu dengan meletakkan kedua lutut, disusul dengan meletakkan kedua telapak tangan, dan baru meletakkan wajah (hidung dan dahi) pada lantai.
Pada posisi sujud disunnahkan membaca tasbih:

سُبْحَانَ رَبِيَ الْأَ عْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhana rabbiyal-a’la wa bi hamdih. (3 kali)
“Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi serta memujilah aku kepada-Nya.”

11. Duduk Di Antara Dua Sujud

Setelah sujud, kemudian bangkit dari sujud dan mengambil posisi duduk sambil membaca “Allahu akbar”. Posisi kedua telapak tangan berada di atas kedua paha dekat lutut. Pada posisi duduk ini bacalah doa berikut:

أَللَّهُمَّ (رَبِّ) اغْفِرْلِيْ، وَارْحَمْنِيْ، وَجْبُرْنِيْ، وَارْفَعْنِيْ، وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ، (وَعَافِنِيْ وَعْفُ عَنِّيْ
Allahumma (Rabbi)-ghfirli warhamni wajburni warfa’ni warzuqni wahdini (wa afini aw’fu ‘anni).
“Ya Allah (Ya Tuhanku), ampunilah dosaku, dan belaskasihanilah aku, dan cukupkanlah segala kekuranganku, dan angkatlah derajatku, dan berilah rezeki kepadaku, dan berilah aku petunjuk, dan berilah kesehatan kepadaku, dan berilah ampunan kepadaku.”

12 Sujud Kedua

Setelah selesai membaca doa duduk diantara dua sujud, kemudia sujud untuk yang kedua  kali dengan membaca “Allahu akbar” dan membaca doa seperti pada sujud yang pertama.
Jika sujud kedua yang dikerjakan terjadi pada rakaat ganjil maka saat hendak bangkit ke rakaat genap disunnahkan untuk duduk sebentar (istirahah). Setelah itu berdiri dengan menekan kedua telapak tangan (tanpa dikepalkan) di lantai, dan meletakkannya pada kedua paha kaki untuk berdiri dan langsung bersendekap tanpa mengangkat tangan.

13. Duduk Tasyhud/Tahiyat Awal

Jika bangun dari sujud kedua terjadi pada rekaat kedua, sedang sholat yang dikerjakan adalah yang mempunyai rekaat tiga atau empat, maka pada ujung rakaat kedua dilakukan tasyahud atau tahiyat awal. Gaya duduk tahiyat awal adalah duduk iftiraasy, yakni duduk di atas bentangan kaki kiri, sementara telapak kaki kanan ditegakkan denga jari kaki kanan menghujam dan mengarah ke kiblat.
Saat duduk tahiyat awal ini, kita dianjurkan membaca tasyahud/tahiyat awal  yaitu:

اَتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ اطَّيِّبَاتُ للِه. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَ وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُأَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ الله. اَللَّهُمَّ صَّلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Attahiyyatul-mubarakatus-shalawatut-thayyibatu lillah. Assalamu alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuh, assalamu alaina wa ala ibadhillahis-shalihin. Asyhadu alla illaha ilallah wa asyhadu anna Muhammadar-rasulullah. Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad.
“Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan, dan kebaikan bagi Allah. Salam, rahmat (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh. Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah, dan aku bersaksi Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah! Limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad.”

14 Tasyahud Akhir

Pada saat duduk pada tahiyat/tasyahud akkhir ini, kita mengambil posisi duduk tawaruk, yakni dengan gaya duduk dengan pangkal paha atas (pant*t)yang kiri bertumpu langsung pada lantai dan telapak kaki kiri dimasukkan dibawah kaki kanan, sedangan posisi kaki kanan ditegakkan sambil menekan jari-jari kaki kanan ke lantai dan dihadapkan ke arah kiblat.
Untuk bacaan tasyahud/tahiyat akhir adalah :

اَتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ اطَّيِّبَاتُ للِه. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَ وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُأَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ الله. اَللَّهُمَّ صَّلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَاصَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَااِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَااِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَابَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَااِبْرَا هِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِينَ اِنَّكَ َحمِيْدٌمَجِيْدٌ
Attahiyyatul-mubarakatus-shalawatut-thayyibatu lillah. Assalamu alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuh, assalamu alaina wa ala ibadhillahis-shalihin. Asyhadu alla illaha ilallah wa asyhadu anna Muhammadar-rasulullah. Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad kama shallaita ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Ibrahim wa barik ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad kama barakta ala sayyidina Ibrahim wa ala ali sayyidina Ibrahim fil-alamina innaka hamidum-majid.
“Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan, dan kebaikan bagi Allah. Salam, rahmat (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh. Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah, dan aku bersaksi Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah! Limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana telah Engkau beri rahmat kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya sebagai mana telah Engkau beri keberkahan kepada junjungan kamu Nabi Ibrahim. Bahwasannya Engkau sangat Terpuji dan Mulia di semesta alam.”
Catatan:
Pada saat tasyahud (awal atau akhir), ketika bacaan kita sampai pada kalimat “...illa-haillallah” kita harus menggerakkan jari telunjuk sambil menunjuk lurus ke depan sebagai perlambangan tauhid.
Jari telunjuk harus menunjuk lurus ke depan sesuai dengan contoh Nabi, serta dalam posisi tuma’ninah (tenang), tidak digerak-gerakkan (HR. Nasa’i, Abu Dawud, Baihaqi dan ‘Abd ar-Razzaq dari ‘Abdullah bin Zubair)

15. Salam

Setelah selesai berdoa pada tasyahud akhir, kemudian melakukan “Salam” yaitu dengan menengok ke kanan, sampai pipi terlihat dari belakang seraya membaca:

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullh.
“Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.”

Setelah menoleh kekanan kemudian dilanjutkan dengan berpaling ke arah kiri, sehingga pipi kiri terlihat dari belakang sambil mengucap salam yang sama.
Dengan ucapan salam, berakhirlah sholat. Setelah sholat kita dianjurkan membaca Dzikir dan doa atau melakukan aktivitas yang positif yang lain, zikir boleh diucapkan dengan keras, boleh juga dengan perlahan, baik berjamaan atau munfarid (sendirian).

16. Doa Qunut

Doa Qunut disunahkan untuk dikerjakan pada sholat Subuh di rakaat kedua sewaktu iktidal (berdiri tegak dari rukuk), setelah membaca: “Rabbana lakal-hamdu....” Bacaan Doa Qunut adalah sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ أَهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَيْتَ وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ وَقِيْنِ (بِرَ حْمَتِكَ) شَرَّمَاقَضَيْتَ فاإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لاَيُذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ سُبْحَانَكَ وَتَبَارَكْتَ رَبَّنَاوَتَعَالَيْتَ (وَلَكَ الْحَمْدُعَلَى مَا قَضَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ) لاَ مَنْجَامِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ وَصَلَى اللهُ عَلَى (سَيْدِنَا) النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ (وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ)
Allahummahdini fi man hadait wa a fini fi man afait wa tawallani fi man tawalait wa barik li fi man a’thait wa qini bi (rahmatika) sayarra ma qadhait fa innaka taqdhi wa la yuqdha alaik wa innahu la yadzillu man walait wa la ya’izzu man adait subhanaka wa tabarakta rabbna wa ta’alait (fa lakal hamdu ala ma qadhait astaghfiruka wa atubu ilaik). La manja minka illa ilaik wa sallallahu ala (sayyidina) Nabiyyi Muhammaddin (wa ala alihi wa shahbihi wa sallam).
“Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan seperti orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama-sama, orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah kepada segala apa yang telah Engkau berikan kepadaku dan peliharalah aku (dengan rahmat-Mu) dari kejahatan yang telah Engkau pastikan karena sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan tidak ada yang menghukum (menentukan) atas Engkau. Sesungguhnya tidaklah akan hina orang-orang yang telah Engkau beri kekuasaan, dan tidaklah mulia orang yang Engkau musuhi. Maha sucilah Engkau, dan Maha Berkahlah Engkau serta Maha Luhurlah Engkau, segala puji bagi-Mu atas yang telah Engkau pastikan. Aku mohon ampun dan kembali (tobat) kepada Engkau, dan tiada tempat keselamatan dari-Mu kecuali kepada-Mu. Semoga Allah membari rahmat, berkah, dan salam kepada Nabi Muhammad beserta keluargannya dan sahabatnya.” (Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i).
Catatan:

Setelah selesai sholat disunnahkan untuk membaca Dzikir, wirid, dan doa 


Demikianlah Tata Cara  Sholat Disertai Dengan Bacaan Sholat Lengkap jika ada kesalahan dalam tata penulisan artikel saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga artikel ini dapat dipahami dan berguna bagi pembaca semuanya, jika anda mempunyai pertanyaan jangan ragu untuk berkomentar, jika anda meganggap artikel ini bermanfaat silahkan untuk share/membagikan ke teman yang lain. terimakasih
Wassalam
Next Post Previous Post