4 Tips Untuk Selalu Super Hati-Hati dengan Penerbit Indie!

Hai, Sobat Blogger!


Dari judulnya berasa banget ya ada yang enggak enak, hihi. Iya, ini pengalaman pribadi saya yang tak pernah saya pikirkan akan terjadi pada saya, hiks. Sedih akutuh ~


Namun aku tau setiap orang yang akan menggapai impiannya, pasti akan ada badai untuk membuat seseorang itu KUAT agar dapat melanjutkan mimpinya. ~ steffifauziah

Tapi ya sudahlah ya, namanya juga sudah terjadi mau diapain lagi kan begitu, ya, hehe. Padahal dulu tuh saya lebih sering dicurhatin sama teman-teman satu geng di literasi tentang pengalaman buruk bekerjasama dengan penerbit indie loh. Namun, enggak pernah menyangka aja sih kalau akhirnya saya sendiri juga menjadi korban, wkwk *menertawakan diri sendiri biar enggak sedih muluk.

Cerita singkatnya begini, jadi dulu saya kepicut *kek apaan aja kepicut wkwk, sama salah satu penerbit indie yang menawarkan membuat buku antologi. Nah, karena yang share info poster ini di salah satu sosial media adalah penulis handal yang sudah memiliki ratusan sertifikat dari berbagai macam lomba maupun kelas antologi, jadi ya saya percaya dong. Secara gitu loh yang share aja penulis keren, hehe. Ya, mungkin si penulis keren nan kece ini juga enggak tau kali yes kalo ternyata .... , wkwk.

Akhirnya saya add friend-lah penerbit ini *tapi sekarang sudah saya unfriend, wkwk. Terus akhirnya di accept dan saya pun kepo tanya-tanya tentang poster yang di share itu. Nah, ternyata saya disuruh langsung hubungi PJ yang bersangkutan di nomer telpon yang tertera di poster. Akhirnya, tak lama-lama saya pun menghubungi beliau. Setelah itu, saya di kasih tau persyaratan-nya salah satunya harus bayar Rp. 50.000,- dengan fasilitas mendapatkan sertifikat dan bukti satu buku terbit. Murah dong cuman Rp. 50.000,- aja sudah dapat buku terbit, ya makanya saya langsung kepicut, wkwkw *anaknya gampangan yes.

Nah, sampai akhirnya saya pun dimasukkan ke dalam grup para kontributor deh. Tapi, berhubung murah dan ingin lebih mengasah kemampuan menulis akhirnya saya enggak hanya ikut satu event tetapi ikut dua event, wkwk *maruk yes. Soalnya penerbit indie ini memang sedang memiliki banyak event gitu untuk buku antologi. Makanya deh mumpung sekalian saya ikut aja dua event, wkwkwk.

Setelah saya membereskan tulisan untuk dua event yang saya ikuti di penerbit tersebut. Muncullah data diri untuk pengiriman buku dan mengecek ongkos kirim. Sebenarnya penerbit indie ini salah satu penerbit yang cepat dalam mencetak bukunya. Hanya dalam waktu kurang dari 2 bulan buku sudah selesai dicetak loh. Keren yes, tapi ya gitu deh saya lagi apes sepertinya saat itu dengan penerbit ini. Mungkin jika tidak apes saya akan lanjut untuk ikuti semua event yang mereka punya, hiks.

Pembayaran sudah saya lakukan untuk dua event yang saya ikuti plus ongkir. Namun, tiba-tiba ada teman saya yang mau bukunya, akhirnya saya tanyakan kepada PJ apakah bisa pesan satu buku lagi dan dikirimnya bareng dengan buku yang telah saya pesan. Mereka pun bilang bisa, lega dong. Akhirnya, saya bayar lagi lah seharga buku itu yaitu Rp. 55.000,- harga satu bukunya. Sebelumnya saya pesan 2 buku karena saya ikut dua event, namun tambah pesanan satu buku punya teman saya jadi ada 3 buku deh. Dibawah ini bukti chat saya dengan si mbak PJ, yes.







Tapi apa yang terjadi saat buku itu datang ke rumah, hiks. Ini adalah momen yang mendebarkan wkwk *lebay abis. Ternyata buku yang dibawa pak pos cuman 2 biji. WHAT? *saya panik dong karena itu buku sudah ditanyain muluk sama pembelinya. Langsung lah saya pakai pesawat jet pribadi datengin penerbit tersebut wkwkpake pesawat jet pribadi di emoticon whatsapp maksudnya yes.




Saya pun tanpa menunggu lama langsung WA deh PJ-nya dan katanya mau di cek dulu. Oke tak tungguin kan. Eh, bukannya tanggung jawab dan diselesaikan malah saya disuruh ngomong langsung sama si pemilik penerbit alasannya karena beliaulah yang packing dan mengirimkan buku-buku ke penulis. Baiklah, dengan kesabaran saya pun menanyakan ke pemiliknya dan jeng jeng jeng jeng, pemiliknya pun bilang akan dikirimkan kekurangannya dan akan memberikan resi buku susulan. Baiklah, saya pun sabar untuk menunggu, hmmm mmmmm hmmmmm hmmmmm mmmm *plis ini bukan nisa shabyan yes.

Ku hanya bisa menarik nafas panjang, wkwk.

Setelah satu minggu lewat, saya pun menanyakan kembali perihal buku saya yang ketinggalan satu. Kata pemiliknya semua resi terbaru sudah di kasih di grup. Saya cek lah dan ternyata enggak ada resi terbaru. Saya tanya lagi, si pemilik bilang lagi di kampung dan resi terbaru di kosan. Huft, akhirnya saya pun menunggu lagi, hmmm mmmmm hmmmmm hmmmmm mmmm *plis lagi lagi ini bukan nisa shabyan wkwkwk.

Hampir dua minggu total menunggu buku susulan tetapi tak ada kejelasan. Akhirnya saya mendapatkan resi terbaru dari PJ event yang saya ikuti, setelah di cek ternyata resi tersebut atas nama orang lain. Ya Allah, saya gemes sampai hampir nangis dijalanan *eh dan mikir hal-hal yang enggak-enggak. Dalam hati merasa dikhianati wkwk *lebay abis. Saya akhirnya nanya ke pemiliknya dan dia bilang dengan enaknya, "Mbak lebih baik uangnya saya ganti aja ya, saya transfer balik." WHAT?

Saya pun akhirnya bilang ke beliau bahwa saya kecewa dengan penerbit ini, saya kecewa berat. Sudah nunggu lama dan dengan enaknya katanya buku sudah enggak ada lagi dan gampangnya uang akan di kembalikan. Ya Allah, buat seorang penulis yang penting itu BUKU CETAK yang telah terbit bukan uangnya, ya mbak penerbit. Masya Allah, dzalim-nya.

Usut punya usut yes PJ event dan si pemilik ini ternyata tidak bekerja sama dengan baik. Saya sudah konfirmasi ke PJ event yang bersangkutan dan PJ event juga sudah bilang ke pemilik penerbit ini. Nah, tapi dengan alasan si pemilik ini sibuk luar biasa *emang dia doang yang sibuk yes wkwk, terus lupa kalau saya tambah pesanan dari 2 buku menjadi 3 buku. Kesel enggak? Jelaslah salah di mereka kan? Tapi apa kata pemiliknya? Dia bilang dia enggak salah dong karena sudah mengirimkan sesuai data, lah data yang dia punya aja salah gak sesuai, gimane dah wkwk.

Terus salah saya gitu karena nambah pesenan begitu caranya mending enggak promosin bukunya deh. Heuheu.

Dan yang bikin saya malas dengan penerbit ini adalah pemiliknya gak sopan sama sekali sama penulis. Saya kecewa dengan mereka bukan baik-baik ke penulis tapi malah saya dikatain penulis ribet. Ya Allah, Mbak pemilik asal tau ya kalo tanpa penulis publishing itu tak akan jalan loh. Kita sama-sama membutuhkan seharusnya beliau bisa dengan lapang dada bilang bahwa kesalahan ada di dia, tapi nyatanya tidak dan malah ngatain penulis. Beuh, bad attitude banget! *hanya bisa istighfar ~

Rapuh saya saat mbaknya bilang gini, hiks hiks ~

Tapi akhirnya saya ikhlas dengan semua itu, saya pun akhirnya mem-block semua nomer mereka dan juga sosial media mereka. Saya pikir baiklah mungkin itu semua bukan rezeki saya dan cobaan ini membuat saya sangat hati-hati dengan penerbit indie. Namun, tak hanya saya yang seperti ini ada beberapa teman di grup tersebut yang kecewa karena beberapa pesanan buku yang dikirim tak sesuai. Wow ~

Untuk itu, setelah saya cerita panjang kali lebar diatas maka saya akan memberikan 4 tips untuk selalu super hati-hati dalam memilih penerbit indie. Intinya semoga penulis-penulis diluar sana tak seperti saya. Emang sih uang dikembalikan sama mereka, tapi untuk penulis yang terpenting adalah hasil tulisan kita dalam buku bukan? Dan pastinya attitude penerbit ke penulis. Itu yang paling penting. Baiklah, langsung saja simak ulasannya dibawah ini:

1. Lebih baik cari penerbit indie yang sudah terpercaya


Bitread adalah salah satu penerbit indie yang terpercaya

Sekarang prinsip saya, saya enggak mau lagi untuk coba-coba di penerbit lainnya kecuali yang sudah benar-benar terpercaya atau yang menjadi pemilik penerbit adalah teman sendiri. Ya, karena hal ini lebih aman dan meminimalisir kerugian dan sakit hati *tsaah. Ya bagaimana enggak sakit hati, setiap tulisan yang ditulis pasti ada perjuangan dalam menyelesaikannya. Nah, terus saat ada kejadian kaya seperti cerita saya di atas, apakah enggak nyesek? hiks. Sudah ditunggu-tunggu dengan sabar tetapi yang didapat hanya harapan palsu persis seperti lelaki hidung belang diluar sana *lah nyambung kesana wkwk.

Jadi, ingat ya cari penerbit indie yang sudah terpercaya atau minimal cari yang sudah pernah bekerjasama sebelumnya. Nah, ini lebih baik daripada percaya penerbit indie yang belum dikenal sama sekali.

2. Jangan mudah terperdaya event dari penerbit indie dengan iming-iming murah atau gratis



Nah ini yang terjadi sama saya. Awalnya saya juga enggak pernah tau penerbit ini. Hanya karena ada penulis lain yang share perihal event ini tanpa tanya-tanya lebih lanjut ke penulis tersebut akhirnya saya percaya aja, main daftar aja. Akhirnya saya pun di kecewa 'kan dengan sangat dalam *uhuk. Maka dari itu, mulai sekarang jangan mudah terperdaya dengan event murah atau gratis ya karena belum tentu juga mereka siap atau sanggup untuk diamanahi berbagai macam sifat penulis loh. Apalagi kalau pemiliknya juga enggak bisa tahan kritikan wah pastinya kelar deh tuh usaha publishing-nya, ya enggak?

Jadi, ikut event dari penerbit indie yang memang sudah sering mengadakan event dan sudah sangat profesional dalam menjalin hubungan dengan penulis. Jangan ikut sendiri tetapi ajak penulis lainnya yang dikenal. Dengan begitu akan lebih mudah menganalisa apakah penerbit ini memang bagus atau tidak. Ya, setidaknya jika ada hal-hal yang tak baik teman sesama penulis ini bisa mencegah untuk tidak melanjutkan event dari penerbit indie tersebut.

3. Minta rekomendasi penulis senior untuk penerbit indie yang amanah



Tak ada salahnya jika kita ingin ikuti event ke penerbit indie atau memasukkan naskah ke penerbit indie, menanyakan dulu kepada penulis senior karena mereka biasanya sudah banyak pengalaman pahit di kepenulisan. Tanyakan dengan detail mana saja penerbit indie yang amanah. Dengan begitu kemungkinan kecil kamu terjebak dengan hal yang tak enak akan semakin kecil. Apalagi jika penulis senior ini akrab dengan yang punya publishing, wah, akan aman deh.

Jadi, ingat ya sebelum ikut event dan mengirim naskah tanya dulu ke penulis senior mengenai penerbit yang amanah dan pemiliknya baik hati serta tak mudah tersulut emosi saat ada kritik saran dari penulis, hehe.

4. Sebelum gabung event di penerbit indie tak ada salahnya tanya - tanya pada kontributor sebelumnya



Ada kalanya kekepoan itu perlu ditingkatkan. Untuk hal-hal seperti ini wajib sih, biar enggak salah ikutan event. Salahnya, saya enggak kepo dulu tuh pas ikutan event. Asal ikut aja dan akhirnya terjadilah hal yang tak diinginkan, hiks. Ya, pengalaman tersebut berharga banget untuk saya. Jadinya sekarang benar-benar aware mengenai setiap event penerbit indie karena enggak mau jatuh ke lubang yang sama. Duh, naudzubillah min dzalik.

Jadi, tingkatkan kepo saat akan mengikuti event penerbit indie yang dirasa belum dikenal namanya. Cari tau siapa saja yang sudah pernah ikutan event penerbit indie tersebut. Lalu, tanyakan kesan-kesan saat mengikuti event-nya apakah mereka amanah atau tidak.

Itulah empat tips yang bisa kamu terapkan untuk selalu hati-hati sama penerbit indie. Memang tak semua penerbit indie seperti ini tetapi tetap saja ya kehati-hatian harus supaya tidak dirugikan. Penting untuk selalu mencari tahu tentang penerbit indie saat akan menjadi kontributor atau pun mengirim naskah. Baiknya sih cari yang sudah terpercaya supaya masalah yang didapat lebih kecil dan pastinya amanah. Apakah ada sobat blogger yang mengalami kejadian tak enak seperti saya? Boleh dong share pengalamannya di kolom komentar di bawah ini ya. Semoga cerita saya dapat dijadikan pelajaran untuk kita semua.

Salam,
Next Post Previous Post