Belajar Fiksi Mini, Yuk!

Hola, Sobat Blogger!


Kali ini kita belajar mengenai fiksi mini, yuk! Sebenarnya saya pun juga masih belajar, hehe. Saya ikuti kelas dari Dandelion Author mengenai Fiksi Mini. Sebelumnya saya juga sudah ikut buku antologi fiksi mini atau flash fiction di Basagita.

Ternyata bikin fiksi mini itu seru loh, gaes. Agak susah sih emang bikin ending yang plot twist. Tapi, di kelas ini diajarkan dengan jelas banget loh. Kelasnya juga gratis. Terus, setelah kelasnya usai kita diajak bikin buku antologi-nya. Wah, semakin asyik kelasnya.

Nah, untuk yang belum paham-paham banget apa itu fiksi mini, saya akan menjabarkan kembali apa yang saya terima di kelas fiksi mini-nya Dandelion Author. Kelas fiksi mini di Dandelion ini diajarkan oleh Mba Virlyana Rahman, beliau memang master-nya fiksi mini, sih. Setiap cerita yang dijadikan contoh benar-benar oke punya dan bikin kita penasaran karena ending yang menggantung, heu.

Sebenarnya jika ingin bisa menulis tentang fiksi mini ini, yang harus dilakukan adalah rajin latihan menulis yang ending-nya plot twist. Dengan begitu, lama kelamaan kita akan lebih mudah untuk menulis fiksi mini ini. Buat saya pribadi membuat cerita seperti ini lumayan sulit, wkwkwk. Saya biasanya bikin cerita yang ending-nya nyata aja gitu, atau pasti-pasti aja enggak ngegantung. Padahal saya pun juga suka dengan film atau cerita yang ending-nya plot twist.

Tapi, ketika bikin sendiri ternyata hal itu enggak mudah gaes, heu. Enggak mudah bukan berarti enggak bisa sih, yes. Hanya perlu sering latihan aja sebenarnya. Nah, karena saya sebelumnya sudah pernah ikutan antologi fiksi mini di Basagita. Jadi, enggak terlalu sulit pas awal membuat fiksi mini di Dandelion Author.

Meski begitu sih, ternyata fiksi mini saya juga masih kurang yahud, heu. Duh, kudu banget nih latihan terus, biar semakin berasa cerita plot twist-nya. Nah, buat kamu yang sudah penasaran ingin belajar juga mengenai fiksi mini. Simak yuk ulasannya berikut ini :

Apa Sih Fiksi Mini Itu?
Menurut Kemendikbud, fiksi mini adalah sebuah cerita sangat pendek yang berasal dari kata fiksi (cerita) dan mini (kecil atau pendek). Berbeda dengan cerpen, fiksi mini membebaskan pembaca mengembangkan tema, alur cerita, akhir cerita, dan simpulan cerita sesuai daya imajinasi-nya. 
Sementara, menurut Agus Noor, sosok yang menghimpun fiksi mini di Indonesia pada tahun 2009 dalam 'Anjing dan Fiksi mini lainnya', "Fiksi mini adalah kisah yang terdiri dari beberapa kata hingga satu paragraf yang memiliki kedalaman dan keluasan kisah."
Secara umum, pengertian fiksi mini adalah fiksi singkat yang hanya terdiri dari ratusan kata. Umumnya 250 hingga 1000 kata.
Fiksi mini ini memang cerita pendek tetapi tetap punya batasan yang jelas bukan hanya berupa potongan adegan. Dalam fiksi mini pun juga memiliki cerita awal, tengah dan akhir. Namun, pada ending harus plot twist dan menggantung ceritanya, biarkan para membaca menebak nebak apa yang terjadi sebenarnya.

Apa Saja Syarat-Syarat Cerita Fiksi Mini?

  1. Satu Tempat
  2. Satu Waktu
  3. Satu Fokus
Ketiga hal diatas adalah yang wajib dipenuhi untuk penulisan fiksi mini. Intinya pada fiksi mini, cerita diceritakan singkat, padat dan jelas serta fokus pada satu kejadian tanpa mengalami pergantian waktu dan tempat. Jadi, singkatnya fiksi mini ini hanya menceritakan satu adegan saja.

Seperti Apa Contoh Fiksi Mini?

Berikut ini saya berikan contoh punya Mba Virlyana Rahman, supaya kamu-kamu bisa langsung paham apa itu fiksi mini dengan langsung membaca contoh cerita fiksi mini. Semoga semakin paham, yes.


Malam Tahun Baru
Oleh : Vie Rahman (Virlyana Rahman)

Dengan kesal Jean menyesap jus alpukatnya hingga tandas. Malam tahun baru selalu menyebalkan baginya yang jomblo. Andai saja dunia berpihak padanya, agar gadis seperti Jean tak perlu melewati malam sukacita ini sendirian. Sebuah harapan iseng terlintas di benaknya, ah andai saja.

Gegap gempita memenuhi langit. Semarak kembang api mewarnai kanvas kelabu di atas kota. Jean tertegun ketika keceriaan dan sukacita di sekitarnya tiba-tiba raib setelah bunyi petasan terakhir. 

"Happy New Year, Nona! Semoga tahun baru membawa secercah harapan," ucap pelayan bertampang suram saat mengambil gelas di meja Jean. Gadis itu mengamati sekelilingnya dengan ngeri. Di sepanjang kanan kiri jalan, di depan jajaran kafe yang berderet di tepi pantai, duduk gadis dan pemuda seusia dirinya dengan penampakan yang ganjil. Sendirian, memegang ponsel, sesekali menggerutu dan terlihat kesepian. Sama seperti Jean. Binggo, sebuah harapan dikabulkan di malam tahun baru.

Pusara
Oleh : Vie Rahman (Virlyana Rahman)

Aku menatap ke arah nisan yang masih basah. Entah kenapa, sebagian hatiku menginginkan dia kembali hidup. Meski dia harus menggali dari perut bumi dan bangkit dari kuburnya. Aku sungguh ingin bertemu dengannya meski untuk terakhir kali, ya Tuhan. 

Setelah bertahun-tahun berkelana mencarinya, satu-satunya wanita yang kucintai, kini aku harus menemui pusaranya.

Bangkitkanlah dia, Tuhan. Aku hanya ingin bertemu dan meminta maaf padanya untuk terakhir kali.  Kuusap nisan kayu di depanku, sebuah nama terukir jelas di sana. Kusadari nama belakang wanita itu berbeda ketika tanah di bawah nisannya mulai bergoyang.

Bagaimana dengan contoh-contoh diatas? Pasti sekarang semakin paham dong ya, tentang fiksi mini. Intinya cerita tersebut memiliki ending yang plot twist. Bikin pembaca menebak nebak apa yang selanjutnya terjadi di akhir cerita. Sekarang coba deh latihan bikin fiksi mini.

Jenis-Jenis POV (Point Of View) Untuk Fiksi Mini

Seperti biasa untuk POV ada 3 jenis yang bisa digunakan untuk fiksi mini. Sama seperti kategori cerita lainnya, bahwa POV yang digunakan bisa dari sudut pandang ketiga ini. Tinggal bagaimana kita lebih suka dan lebih nyaman menggunakan yang mana. Berikut ini ulasannya :

1. POV 1 atau sudut pandang orang pertama
Pada POV 1 ini, penulis menggunakan kata aku atau kita. Pembaca hanya bisa mengetahui apa yang sedang dialami oleh si karakter dalam cerita. Narator dalam POV ini, si 'aku/kita', umumnya merupakan karakter utama atau teman dekat karakter utama.
Contoh :
Aku suka sekali dengan aroma tanah basah setelah hujan turun. Rasanya damai dan menenangkan, seperti ingatan kembali pulang ke rumah setelah perantauan panjang.
2. POV 2 atau sudut pandang orang kedua
Pada POV 2 ini menggunakan kamu atau kau dalam cerita. POV 2 ini, melibatkan pembaca dan pembaca merasa seolah jadi sang tokoh utama dalam cerita tersebut. POV 2 termasuk jarang digunakan pada cerita fiksi, tetapi banyak ditemukan pada karya non fiksi.
Contoh :
Kau suka aroma tanah basah setelah hujan. Itu terlihat ketika kau merentangkan tangan dan menarik napas dalam-dalam setelah guyuran hujan sore ini. Senyum mengembang di bibirmu dan ya, kau terlihat bahagia. 
3. POV 3 atau sudut pandang orang ketiga
Pada POV 3 atau sudut pandang orang ketiga yang nyaris digunakan oleh sebagian besar cerita fiksi. POV ketiga ditandai dengan penggunaan kata ganti orang ketiga seperti dia, mereka, atau nama orang.
Contoh :
Seira menyukai aroma tanah basah sesudah hujan. Itu terlihat ketika dia tersenyum sambil merentangkan tangan, menarik napas dalam-dalam setiap kali hujan selesai mengguyur tanah lapang ini.
Bagaimana Cara Membuka Cerita Untuk Fiksi Mini?

Membuat cerita fiksi mini agar menarik dari awal hingga ending, memang susah susah gampang. Maka dari itu, Mba Virlyana Rahman sudah membuat ringkasannya supaya dengan mudah membuka cerita fiksi mini jadi lebih mudah, hihi. Seperti apa sih? Simak dibawah ini, yes :

1. Pilihlah Judul yang Langsung Mengena 
Pada fiksi mini, judul merupakan separuh bagian dari cerita. Jadi, jangan sampai salah dalam memilih judul dalam fiksi mini, ya. Pilihlah judul yang singkat tetapi inti dari cerita tersebut tanpa memberi tahu 'kan ending-nya seperti apa. Nah, loh semoga enggak bingung, yes, hihi.

2. Langsung di Mulai dengan Aksi
Mulailah membuka cerita langsung dengan aksi/konflik. Jika perlu ada narasi, usahakan singkat dan padat serta memang sangat dibutuhkan saja.

Contoh :
Salah Sasaran
Oleh : Vie Rahman (Virlyana Rahman)

Perkelahian tak terelakkan. Pukulan demi pukulan melayang. Tendangan melumpuhkan badan. Ardan terkapar bersimbah darah. Memeluk erat tas tangan berwarna delima, dengan napas satu satu hingga terhenti. Sebuah teriakan terdengar, "Hei, pencopetnya lari ke  sana!"

3. Minim Jumlah Kata
Selain untuk menjaga fokus, kata yang banyak akan bikin cerita kurang padat. Malah akan bercerita kemana-mana yang jadinya tidak fokus pada satu kejadian. Oleh karena itu, untuk fiksi ini akan sangat baik jika jumlah kata sangat minim.

4. Fokus Pada Kejadian yang Dialami Karakter
Nah ini penting, karena pada fiksi mini memang hanya mengambil satu adegan saja, di satu tempat, waktu dan fokus di kejadian tersebut. Jadi ketika membuka cerita fiksi mini, langsung saja fokus pada kejadian yang dialami oleh karakter tersebut.

Bedanya, fikmin itu cerita sekali habis. Ending-nya memang gantung, tapi tetap memberi kebebasan pembaca untuk menentukan lanjutannya.
Cuplikan cerita ya ibarat potongan cerita yang diambil dari cerita utuh dan butuh dilanjutkan.
Bagaimana Cara Membuat Ending Plot Twist?

Membuat cerita yang ending-nya plot twist pasti enggak mudah ya. Nah, untuk itu sudah ada cara-cara yang bisa kamu ikuti untuk membuat cerita fiksi mini dengan ending yang keren dan plot twist. Penasaran? Simak nih beberapa caranya di bawah ini :

1. Beri Petunjuk Pada Awal Cerita
Jadi, ending plot twist itu bukan ending melintir yang tiba-tiba, tetapi memang sudah ada clue atau petunjuk dari awal cerita. Namun, pas ending tiba-tiba terjadi sesuatu yang tak di sangka-sangka. Langsung bikin pembaca kaget dan enggak percaya.

2. Hindari Ending Menipu
Ending menipu itu adalah ending yang tiba-tiba tanpa adanya penjelasan di awal cerita atau atau tanpa petunjuk dari awal cerita. Salah satu contohnya, ending sedang bermimpi termasuk ke dalam kategori ini. Sudah heboh-heboh cerita dan bikin deg-degan tetapi CUMA MIMPI!

3. Kebalikan
Sejak memikirkan sebuah ide, kita ambil ide cerita yang berkebalikan antara awal dan akhirnya. Tapi, tetap, jangan tiba-tiba. Harus berpatokan pada dua cara sebelumnya.

Bagaimana? Sudah paham belum tentang fiksi mini? Semoga sudah mendapatkan pencerahan, ya. Emang sih fiksi mini ini enggak mudah, susah-susah gampang buatnya. Berikut ini hasil cerita fiksi mini yang pernah saya buat untuk tugas fiksi mini di Dandelion Author.

Ayahku
Oleh : Steffi Budi Fauziah

“Yah, aku berangkat, ya,” kataku kepada Ayah. Namun, seperti biasa ayah tak pernah menyahut-nya. Aku pun berangkat kerja seperti biasa.

Sudah enam bulan ini aku berangkat kerja tanpa lagi mendengar suara ayah. Hanya mencium aroma-nya yang sejak dulu tak pernah berubah. Aroma ini yang selalu membuatku kangen pada ayah.

“Ah, Ayah. Kamarmu sekarang jadi kamar abadimu, ya. Batu nisan yang mengiasi kamarmu ini sungguh harum seperti dulu kau hidup,” kataku dengan menyeringai.

Terus dikomentari oleh Mba Virlyana Rahmah katanya "Idenya dah keren. Tapi, eksekusinya bisa diperhalus. Terutama endingnya, terlalu jelas." Ternyata masih belum berhasil gaes saya, wkwkwk. Hmm, perlu memikirkan lagi ending yang plot twist, yes. Semoga aja untuk antologi fiksi mini ini saya dapat ide cemerlang, hehe.

Semoga tulisan saya kali ini tentang belajar fiksi mini bermanfaat, yes. Untuk kamu yang masih penasaran tentang fiksi mini, bisa langsung ke Dandelion Author aja, gabung disana, insyaallah ilmunya banyak loh. Seru. Jangan lupa praktek, yes!

Salam,
Next Post Previous Post