Ketika Bapak Berbagi, Hanya Ikhlas yang Ia Tanamkan

Hai, Sobat Blogger!

Jangan pernah lelah untuk berbagi. Meski kadang sulit untuk melakukannya, jangan menyerah. Ada harta kita yang memang seharusnya dimiliki oleh mereka yang kurang mampu. - Bapak


Berbagi adalah hal yang paling Bapak sukai. Berbagi merupakan hal yang membuat Bapak bahagia. Berbagi juga yang membuat hidupnya sekarang merasa sangat tercukupi. Ya, dari berbagi Bapak tidak pernah merasa kekurangan, malah rezeki yang ia dapat sangat cukup, lebih dari cukup tepatnya. Masyaallah.

Saya sebagai anak terheran heran ketika Bapak menceritakan semua kisah berbaginya. Meski dari dulu sekolah, saya selalu mendengar dari guru bahwa berbagi tidak akan membuat kita merugi atau kekurangan. Justru dengan berbagi harta kita akan bertambah, katanya.

Tapi kata-kata guru waktu itu hanya masuk ke kuping kanan dan keluar ke kuping kiri. Ya, begitulah. Masih sulit untuk berbagi karena merasa sayang jika harus memberikan harta kita kepada yang lebih membutuhkan.

Namun, semenjak Bapak menceritakan kisah hidupnya. Membuat saya berpikir ulang. Bahwa berbagi kepada sesama tidak akan pernah membuat kita kekurangan. Berbuat baik kepada sesama akan membuat kita semakin dipercaya oleh orang lain. Kedua hal ini yang membuat Bapak semakin dikenal oleh orang-orang disekitarnya. Dari cerita Bapak inilah saya ingin menerapkannya di kehidupan saya sekarang.

Berawal dari mana?


Bapak adalah anak kedua dari 7 bersaudara. Ada 4 anak lelaki dan 3 anak perempuan. Sebenarnya ada 8 tetapi satu meninggal karena terlahir kurang sempurna dan yang hidup hingga sekarang ada 7 orang. Bapak adalah salah salah anak yang merantau ke Jakarta sewaktu SD, kalau tidak salah di umurnya yang ke 13 tahun beliau sudah bekerja di Jakarta. Ya, Bapak dulu hanya lulusan SD sewaktu pertama kali ke Jakarta.

Lalu, ketika menikah dengan Ibu, Bapak mulai sekolah kembali. Ia ambil sekolah malam setingkat SMP di dekat Lapangan Banteng, Jakarta. Bapak di Jakarta bekerja sebagai kuli bangunan. Tak memiliki keahlian spesifik, ia bertekad untuk menjadi kuli bangunan sebagai mata pencahariannya di Jakarta. Demi adik-adiknya sekolah dan demi membantu kedua orangtuanya. Bapak sewaktu kecil hidup dengan prihatin. Tak jarang Bapak kecil tak makan karena memang tak punya makanan untuk di makan.

Dikarenakan tekadnya ingin membantu kedua orang tua sebagai anak tertua kedua. Ia tak pernah menyerah untuk bekerja merantau di Jakarta, meski dirinya masih sangat muda. Bapak dari kecil memang memiliki jiwa sosial tinggi. Tidak tega melihat orang lain susah. Apalagi keluarganya. Melihat ibu bapak dan adik-adiknya hidup serba kekurangan. Menggugah hati Bapak untuk bisa membantu mereka. Ingin bisa mengirimkan uang kepada keluarga setiap bulan.

Setelah menikah dan memiliki keluarga sendiri serta anak tak merubah sikap Bapak yang senang berbagi. Tak hanya keluarga di kampung yang diberikan bantuan tetapi tetangga kiri kanan yang memang kekurangan selalu Bapak berikan. "Kasihan, karena dulu Bapak juga enggak mampu," begitu kata Bapak.

Bagaimana Cara Berbagi Ala Bapak?


Bapak berbagi kepada tetangga kiri kanan dengan hal yang sederhana. Dulu Ibu masih berjualan sembako di dekat rumah dengan menyewa tempat. Sedangkan Bapak masih bekerja di sebuah perusahaan kontraktor. Dari bujang hingga menikah Bapak masih setia di perusahaan tersebut. Berawal dari kuli bangunan hingga menjadi Mandor.

Sadar bahwa dirinya bukan seorang Sarjana. Bapak tak pernah menyerah dalam mencari nafkah, meski atasan Bapak langsung adalah seorang yang workaholic dan tempramental. Semua itu tetap Bapak jalani, tak pernah berpikir keluar dari pekerjaan hanya karena atasan yang tak manusiawi. Bagi Bapak bisa mendapatkan uang tiap bulan untuk memenuhi kebutuhan keluarga adalah hal yang luar biasa. Apalagi juga bisa berbagi ke sanak saudara atau kepada tetangga sekitar.

Bapak sering bilang ke Ibu, jika ada tetangga yang memang kurang mampu dan tidak memiliki uang untuk makan kasih saja makanan di warung. Ada beberapa tetangga yang sudah lansia dekat rumah. Mereka sering hutang karena tak memiliki uang untuk makan. Kadang hanya sebungkus mi instan Bapak berikan dari warung. Semata mata membantu mereka untuk tetap hidup.

Enggak hanya itu, jika mereka hutang di warung sama Bapak akan diikhlaskan, enggak usah bayar. Ibarat kata warung selalu nombok tapi Bapak pikir melihat tetangga yang sudah lansia tetap beraktivitas seperti biasa adalah suatu kebahagiaan. Kata Bapak, "Jika kita masih bisa berbuat baik, maka lakukan. Enggak akan merugi." Masyaallah.

Apa Saja yang Bapak Dapatkan Setelah Berbagi?

Namanya Nyak Minah dan Baba Amin, sepasang lansia yang suka Bapak bantu. Kadang jika mereka sakit, Bapak juga yang rela untuk mengantar ke rumah sakit. Sebenarnya Nyak Minah dan Baba Amin bukan orang enggak mampu. Mereka punya banyak tanah di Jakarta, warung yang ditempati itu juga menyewa dari Nyak Minah dan Baba Amin ini. Tapi tetap saja kehidupannya terlihat kekurangan. Begitu juga anak-anaknya. Mungkin saja pengelolaan uang yang mereka lakukan belum baik. Jadi, uang pemasukan dengan uang pengeluaran tidak sama, malah cenderung kurang.

Tapi, Bapak enggak menutup mata. Bapak tetap membantu tetangga yang kekurangan seperti Nyak Minah dan Baba Amin ini. Selain itu, juga ada Nyak Nas yang selalu Bapak bantu. Nyak Nas ini tinggal persis di depan rumah kita. Hidupnya pun pas-pasan. Bapak enggak tega dengan para lansia ini, karena melihat mereka seperti Ibu dan Bapak kandung sendiri.

Seiring waktu Bapak sering membantu Nyak Minah dan Baba Amin. Akhirnya Nyak Minah dan Baba Amin punya rejeki untuk pergi haji dan mereka ingin tanah yang ditempati untuk warung Ibu, dibeli. Tapi, anak-anaknya tak ada yang setuju. Karena Nyak Minah dan Baba Amin menjual murah selain itu boleh di cicil. Mungkin melihat kebaikan Bapak yang selalu menolong mereka, akhirnya Nyak Minah dan Baba Amin ingin tanah yang ditempati warung itu menjadi milik Bapak.

Sampai akhirnya Nyak Minah dan Baba Amin sakit. Sakit ini karena anak-anaknya yang terlalu melihat dunia dan tidak setuju tanah dijual ke Bapak. Bapak pun tetap sabar dan menolong Nyak Minah serta Baba Amin ke rumah sakit kala itu. Uang untuk pergi haji terpakai untuk biaya pengobatan. Nyak Minah dan Baba Amin gagal untuk pergi haji. Sakit dan sedih, itu yang menyebabkan mereka berdua meninggal.

Tapi Allah Maha Baik. Bapak tidak dapat membeli tanah yang dulu ditempati warung, tetapi Allah memberikan yang lebih baik lagi. Yaitu, rumah Nyak Nas yang persis di depan rumah, dijual ke Bapak. Padahal rumah tersebut sudah ada yang DP, tapi anak-anaknya Nyak Nas lebih setuju di jual ke Bapak. Semata-mata kebaikan Bapak pada keluarga Nyak Nas. Ya, dulu Nyak Nas sering kali utang di warung. Tapi, karena kasihan Bapak selalu bilang ke Ibu untuk diikhlaskan saja.

Tidak hanya Nyak Nas tapi Bapak juga berbuat baik dengan anak-anaknya bahkan cucunya Nyak Nas. Setiap lebaran Ibu selalu memberikan uang kepada anak-anak dan cucu-cucunya dari uang Bapak. Karena tahu keluarga tersebut kekurangan. Sampai akhirnya rumah Nyak Nas Bapak beli, meski dengan menyicil. Alhamdulillah, Bapak bisa membangun rumah yang lebih besar dari sekitar 30 meter (rumah dulu) menjadi 100 meter (digabung dengan rumah Nyak Nas) sekarang.

Setelah bangun rumah, Bapak dan Ibu pergi haji. Alhamdulillah punya rezeki lebih akhirnya Bapak ba'dal haji Nyak Minah dan Baba Amin. Bapak selalu teringat keinginan mereka yang ingin pergi haji. Tanpa pikir panjang akhirnya Bapak ba'dal haji Nyak Minah dan Baba Amin. Anak-anaknya yang melihat itu tak kuasa menangis. Hingga akhirnya tanah 100 meter punya Nyak Minah dan Baba Amin yang berdekatan dengan warung dulu, dijual ke Bapak oleh anak-anaknya. Masyallah.

Bapak kini memiliki kehidupan yang layak, rezeki yang berkah dan selalu tercukupi. Semata-mata itu semua karena kebaikan yang Bapak berikan kepada tetangga kiri kanan. Bapak pun juga enggak pernah dendam ketika ada yang menjahatinya. Dulu, sewaktu bangun rumah, seringkali rumah dilempari oleh kotoran manusia. Tapi, Bapak santai aja enggak pakai emosi waktu itu. Bapak hanya berdoa supaya tetangga yang iri itu Allah berikan hidayah. Benar saja, enggak berapa lama dia enggak melakukan hal itu lagi dan mulai menjadi baik kepada Bapak. Masyaallah.

Hikmah Berbagi Dari Cerita Bapak


Saya sebagai anak tentu mendapatkan ilmu berbagi yang sangat hebat dari Bapak sendiri. Enggak menyangka bahwa kehidupan Bapak adalah sebuah kisah inspirasi. Saya sangat tersentuh dari setiap cerita yang Bapak ceritakan kepada saya.

"Berbagi itu akan membuat kita lebih bahagia. Dengan berbagi Allah akan memudahkan setiap rezeki kita. Allah tidak akan pernah membuat hambanya sengsara jika senang berbagi." - Bapak

Ada beberapa hikmah yang dapat saya ambil dari cerita Bapak. Semoga saja ini dapat menjadikan pelajaran untuk kita semua ya, khususnya saya sebagai anak untuk meneruskan kebaikan Bapak. Aamiin.

1. Berbagi Kepada Siapapun

Berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Tidak pandang bulu, apakah tua, muda, anak-anak, ibu, bapak, nenek, kakek, remaja atau hewan sekali pun. Apalagi jika kita memiliki harta berlebih, maka berbagilah agar orang lain juga merasakan kebahagiaannya. Jangan takut merugi karena berbagi akan membuat rezeki kita berkah. Jika sudah berkah dengan mudah Allah akan menambahkan rezeki kita.

2. Ikhlas Tanpa Pamrih

Jangan berbagi karena ada maunya. Kita tahu dia sedang kesulitan, maka langsung saja bantu tanpa lihat dia punya apa. Ketika kita pamrih, malah kita enggak akan dapat pahalanya. Tapi disaat kita ikhlas, selain pahala yang di dapat, Allah juga akan memudahkan kita mendapatkan rezeki yang tak disangka-sangka. Lebih baik mana?

3. Tidak Lelah Ketika Menebar Kebaikan

Berbuat baik itu enggak mudah. Apalagi berbagi ketika kita sedang kesulitan, tentu hal itu tidak mudah. Tapi, bukan berarti kita berhenti berbuat baik dengan sesama. Menolong sesama tidak hanya dengan harta tetapi bisa juga berbuat baik kepada lingkungan sekitar. Ketika ada tetangga butuh bantuan maka siapkan tenaga kita jika tak ada harta. Menulis hal yang bermanfaat juga suatu kebaikan. Intinya tetap tebar kebaikan dan jangan mudah lelah.

4. Sabar dalam Setiap Ujian

Menjaga pikiran untuk tetap waras adalah hal yang harus. Apalagi ketika ada ujian menerpa. Hanya sabar yang dapat membuat pikiran kita tetap waras. Berpikir dengan kepala dingin akan membuat kita lebih legowo menerima ujian. Tetap sabar dalam hal apapun, jadikan sholat dan sabar sebagai penolong. Jangan lupakan itu.

5. Tidak Sombong Ketika Diatas

Kehidupan pasti berputar. Kadang kita diatas kadang kita dibawah. Tetap berbuat baik dan jangan menjadi sombong ketika kita sudah berada diatas. Tetap rendah hati dan saling berbagi adalah hal yang paling baik. Kita enggak pernah tahu ujian Allah sesungguhnya ketika kita dimana. Siapa tau harta melimpah yang kita punya dan kebahagiaan yang kita rasakan sekarang adalah ujian dari Allah. Jadi, tetaplah rendah hati ketika berada diatas dan tidak mengeluh ketika dibawah.

6. Istiqomah Ketika Berbagi

Ada yang bilang berbagi itu menunggu suasana hati. Padahal berbagi tidak mengenal itu. Lebih baik berbuat baik setiap hari dengan sesuatu yang kecil daripada berbuat baik dengan sesuatu yang besar tetapi jarang. Allah lebih suka yang istiqomah, jadi lakukan kebaikan apapun mulai dari yang kecil dan terus menerus. Latih diri untuk tetap istiqomah dalam berbuat baik terutama berbagi.

7. Meski Susah, Tetap Berbagi

Allah menguji kita dengan suatu kesusahan. Allah ingin melihat apakah kita tetap istiqomah berbagi meski dalam kesusahan. Jika, kita tetap istiqomah berbagi dalam kesulitan, insyaallah ada rezeki yang tak disangka sangka. Karena itu adalah janji Allah kepada hambanya yang suka berbagi. Jadi, masih enggan untuk berbagi ketika sulit?

Semoga ketujuh hikmah berbagi dari cerita Bapak diatas bisa membuat kita membuka mata. Bahwa sejatinya berbagi itu membuat harta kita menjadi lebih berkah dan bersih. Allah tak segan juga mengganti dengan yang lebih lagi untuk orang-orang yang gemar berbagi. Semoga kita pun termasuk golongan orang-orang yang senang berbagi, ya. Aamiin

#JanganTakutBerbagi Dengan Donasi di Dompet Dhuafa, Yuk!

Dari cerita Bapak diatas membuat saya berpikir sekarang. Bagaimana sih cara berbagi di zaman yang serba digital ini? Bukan berarti saya enggak mengikuti berbagi cara Bapak diatas. Tapi menurut saya berbagi dengan yang lainnya juga perlu. Siapa tahu diluar sana juga ada seseorang yang membutuhkan uluran tangan kita, iya enggak? Oleh karena itu saya pun ingin berbagi kepada mereka di luar sana, yang jauh dari jangkauan saya, supaya bisa berbagi kebahagiaan juga.

Mungkin bantuan yang saya kasih belum banyak tapi yang saya pikirkan adalah niat saya berbagi dan ikhlas. Selain itu, istiqomah untuk berbagi pastinya. Saya ingin bisa terus berbagi kepada siapapun. Seperti Bapak yang tak pernah lelah berbagi. Selama Bapak masih bisa berbagi, beliau akan terus berbagi sampai kapanpun. Masyaallah.

Untuk itu, saya membulatkan tekad untuk berbagi di Dompet Dhuafa. Di sini saya akan donasi untuk membantu mereka yang membutuhkan di luar sana. Bagaimana donasi di Dompet Dhuafa? Caranya mudah banget kok.

1. Masuk ke Donasi Dompet Dhuafa

2. Ketika berhasil masuk akan terlihat seperti ini



3. Pilih Donasi dengan menentukan dulu "Jenis Donasi"



4. Jenis donasi yang saya pilih "Infaq/Sedekah"

5. Pilih Pengkhususan donasi, saya pilih "Program Pendidikan"



6. Keterangan donasi saya pilih "Sekolah Guru Indonesia"



7. Masukkan jumlah donasi minimal Rp. 10.000,-



8. Pilih sapaan di profil donatur dan masukkan nama, email dan nomer telepon



9. Pilih metode pembayaran secara "Transfer Bank" atau "Online Payment"


Transfer Bank


Online Payment

10. Saya pilih "Transfer Bank" ke BCA

11. Klik "Donasi Sekarang"

12. Akan muncul "Ringkasan Donasi" jika semua sudah benar, klik "Bayar Sekarang"



13. Jika sudah transfer bukti pembayaran jangan dibuang, di foto dan di simpan untuk konfirmasi



Akan masuk ke SMS dan Email kita juga untuk mengingatkan membayar donasi


Ini SMS-nya


Lewat Email

14. Klik "Konfirmasi Pembayaran"


15. Akan masuk ke "Konfirmasi Donasi" lalu masukkan informasi Bank, tanggal pembayaran dan bukti transfer


16. Jika sudah semua diisi, klik "Submit"

17. Konfirmasi berhasil! Selamat kamu telah berdonasi di dompet dhuafa. Alhamdulillah


Mudah banget ya donasi di Dompet Dhuafa. Alhamdulillah, sekarang donasi jadi semakin mudah. Pastinya berbagi kepada sesama sekarang bisa lebih luas jangkauannya. Tidak hanya keluarga dan tetangga saja yang perlu kita bantu tetapi orang-orang kurang beruntung di luar sana.

Dengan adanya Dompet Dhuafa tentu membantu kita dalam berbagi kepada sesama. Dompet Dhuafa adalah salah satu tempat donasi terbaik. Program yang diberikan banyak dan sangat amanah untuk memberikan donasi kepada mereka yang memang membutuhkan.

Terima Kasih Dompet Dhuafa telah memudahkan kita untuk berdonasi. Semoga Allah selalu memudahkan Dompe Dhuafa untuk membantu mereka yang kekurangan dan semoga semakin banyak juga donatur yang menyumbangkan harta-hartanya kepada Dompet Dhuafa. Aamiin.

Saya sudah berdonasi, sekarang saatnya kamu berdonasi di Dompet Dhuafa, ya. Yuk, tebar kebaikan berbagi kepada yang lain. Kamu juga mau kan?

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

Salam,
Next Post Previous Post