Yuk Jangan Minder



Pernah tidak kita merasa minder dengan lingkungan, teman ataupun keluarga di sekeliling kita ? Kalau iya maka hal itu sangat manusiawi sekali. Jika ada individu yang tidak pernah minder sama sekali dalam hidupnya maka saya salut dengan yang bersangkutan karena berhasil mengalahkan rasa tidak percaya diri yang ada di dalam dirinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minder artinya rendah diri. Sedangkan dalam pandangan saya arti dari minder adalah suatu bentuk perasaan malu dalam diri seseorang dikarenakan dirinya belum mampu melakukan atau menghasilkan sesuatu seperti yang orang lain lakukan. Sesuatu itu bisa berupa pencapaian karir, meteri, pangkat atau kedudukan, dan yang tak kalah penting bagi sebagian orang adalah keturunan. Minder sedikit banyak berkaitan dengan rasa tak percaya diri yang tertanam dalam mindset seseorang karena terlalu sering membandingkan hidupnya dengan orang lain.

Banyak sekali contoh di sekeliling kita akan orang-orang yang pernah atau sedang mengalami keminderan. Misalnya seseorang minder karena dirinya tidak sesukses teman-teman SMP sehingga ia tidak mau berkumpul jika ada reuni. Padahal jika diambil positifnya bisa saja ajang reuni dijadikan peluang untuk menjalin relasi dengan teman-temannya yang sukses itu. Atau ada pula seorang wanita yang minder karena dirinya belum dikarunia keturunan. Karena rasa mindernya, wanita itu tidak mau bertemu keluarga besarnya yang selalu bertanya sudah hamil apa belum.

Pasti serba salah menjadi orang minder. Bergerak kesana salah, kesini salah karena bisa jadi akan bertemu dengan orang-orang yang sekiranya menanyakan hal yang tak disukainya. Kita tidak akan pernah bisa meminta atau mengatur orang berbuat sesuatu yang hanya kita sukai. Begitupun orang lain tidak bisa menyuruh-nyuruh kita berbuat sekehendak hati mereka. Pasti kita akan marah bukan ?

Saya pun pernah mengalami rasa minder, bahkan untuk hal-hal tertentu sampai sekarang saya masih minder. Namun saya berpikir dalam hati, jika tidak saya hempaskan rasa minder ini pasti saya tidak akan maju. Maju dalam pemikiran, maju dalam pergaulan serta maju di bidang lainnya. Intinya saya melecut diri agar tidak boleh minder terus menerus sampai mematikan kreativitas.

Masuk ke komunitas ODOP salah satunya juga memberangus rasa minder saya. Karena saya bukan orang yang pandai menulis maka bertemu dengan teman-teman baru yang sudah jago di dunia literasi memacu saya untuk bisa seperti mereka. Dulu saya pemalu sekarang saya malu-maluin, eh enggak juga ya, hehehe. Jadi dulu saya malu jika harus menulis dan dipublikasikan di depan umum, tapi sekarang saya justru ingin tulisan saya dibaca. Walaupun saya sadar, masih banyak kekurangan disana sini. Ibaratnya saya ini serakah, tapi serakah ilmu dan tidak berhenti belajar bagaimana cara menulis yang baik dan benar. Saya belajar teknik kepenulisan juga dari sesama anggota ODOP, tak peduli usianya jauh di bawah saya. 

Jadi bagi para pembaca yang budiman, sebaiknya segera mengikis rasa minder dalam diri kita. Mungkin tak bisa kita hilangkan dalam satu atau dua hari. Semua berproses menuju kebaikan. Ingatlah, semua manusia kedudukannya sama di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa. Namun takdir setiap orang berbeda satu dengan lainnya. Jika saat ini kita belum sesukses teman kita, maka tidak perlu minder. Lihatlah di luar sana masih banyak orang yang hidupnya serba kekurangan. Jangankan makan 3 kali sehari, bisa makan satu kali sehari saja mereka sudah sangat bersyukur. Sedangkan kita bisa makan lebih dari 3 kali, itupun belum sama cemilannya.

Jangan membuat rasa minder menjadikan kita terkungkung di dalamnya. Yuk, jauhkan kata minder dari dalam pikiran kita. Bangkit segera, enyahkan rasa suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Credit Foto : Google
Next Post Previous Post