Pengertian Puisi, Ciri-Ciri, Unsur, Dan Jenis Puisi
Pengertian Puisi. Istilah puisi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "pocima" yang berarti membuat atau "poeisis" yang berarti pembuatan. Sebagaimana arti dari istilah puisi tersebut, Aminuddin menjelaskan bahwa arti puisi sebagai "membuat" atau "pembuatan", mengandung maksud karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batin.
Secara umum, puisi dapat diartikan sebagai bentuk karya sastra yang berupa ungkapan ekspresi dan perasaan penyair dengan bahasa yang menggunakan irama, rima, matra, bait, serta penyusunan lirik yang berisi makna. Puisi juga dapat berarti :
- sebuah karya sastra yang mengandung unsur irama, ritma, diksi, lirik, dan menggunakan kata kiasan dalam setiap baitnya untuk menciptakan estetika bahasa yang padu.
- sebuah karya sastra yang berasal dari hasil perasaan dan ekspresi yang diungkapkan oleh penyair.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi diartikan dalam beberapa pengertian, yaitu :
- ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
- gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.
- sajak.
Pengertian Puisi Menurut Pendapat Para Ahli. Selain pengertian puisi sebagaimana tersebut di atas, banyak ahli juga telah mengemukakan pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan puisi, beberapa diantaranya adalah :
- Herman J. Waluyo, berpendapat bahwa puisi adalah suatu bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyait secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dalam sebuat struktur fisik dan struktur batinnya.
- Ratih Mihardja, berpendapat bahwa puisi adalah sebuah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
- H.B. Jassin, berpendapat bahwa puisi adalah suatu pengucapan dengan sebuah perasaan yang di dalamnya mengandung suatu pikiran-pikiran dan sebuah tanggapan-tanggapan.
- N.L. Aisyah, berpendapat bahwa puisi adalah hasil penafsiran penafsiran penyair terhadap kehidupan.
- Watt Dunton, berpendapat bahwa puisi adalah ekspresi konkret yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.
Ciri-Ciri Puisi. Puisi mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan karya sastra yang lain. Secara umum, karakter puisi yang juga merupakan ciri-ciri puisi tersebut adalah sebagai berikut :
- dalam penyusunan puisi, unsur-unsur bahasa harus rapi, diperindah, dan ditata sedemikian rupa dengan memperhatikan irama serta bunyinya.
- bahasa yang dipakai berbentuk konotatif.
- dalam puisi ada pemadatan dari seuruh unsur kamampuan bahasa.
- puisi mengungkapkan pikiran serta perasaan dari penyair berdasarkan pada pengalaman serta berbentuk imajinatif.
Unsur Puisi. Menurut Herma J. Waluyo, unsur puisi terbagi dalam dua bagian, yaitu struktur fisik dan struktur batin. Masing-masing struktur tersebut terdapat unsur-unsur yang membangun sebuah puisi. Unsur-unsur puisi dalam masing-masing struktur puisi tersebut adalah :
1. Struktur Fisik Puisi.
Struktur fisik puisi merupakan segala hal yang langsung berhubungan dalam membangun puisi. Struktur fisik harus ada dalam puisi. Unsur-unsur puisi yang terdapat dalam struktur fisik puisi adalah sebagai berikut :
- tipografi, yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi oleh kata, tepi kanan dan kiri, serta pengaturan baris. Termasuk juga dengan tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Sehingga hal tersebut menentukan pemaknaan dari puisi.
- diksi (pemilihan kata), yaitu pemilihan kata yang dilakukan seorang penyair terhadap karya puisinya. Puisi merupakan karya sastra yang kata-katanya dapat mengungkapkan banyak makana, oleh karena itu harus cermat dalam memilih kata. Pemilihan kata sangat berkaitan dengan makna, urutan kata, dan keselarasan bunyi dari puisi.
- majas (gaya bahasa), yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan, memberikan efek dan dapat memberikan konotasi tertentu. Majas yang biasa dipakai dalam puisi adalah majas personifikasi, metafora, repetisi, pleonase, dan lain sebagainya.
- imaji (pengimajinasian), yaitu susunan kata yang melibatkan penggunaan alat indera, seperti indra penglihatan, penciuman, pendengaran, dan indera yang lain. Penggunaan imaji bertujuan agar para pembaca dapat membayangkan dan berimajinasi apa yang dirasakan penyair.
- kata konkret, yaitu kata yang memungkinkan untuk memuncukan imaji karena ditangkap oleh indera manusia. Untuk kata konkret biasanya berhubungan dengan kiasan atau lambang.
- rima atau irama, yaitu persamaan bunyi puisi, baik di awal, tengah, atau akhir puisi. Rima atau irama sangat penting ditonjolkan dalam pembacaan puisi karena terkait dengan panjang dan pendek, tinggi dan rendah serta keras dan lemahnya bunyi.
2. Struktur Batin Puisi.
Struktur batin puisi merupakan sesuatu yang juga mesti ada dalam sebuah puisi. Struktur batin berperan dalam membangun puisi. Struktur batin ini tidak tertulis jelas dalam puisi, tetapi lebih tersirat. Unsur-unsur puisi yang terdapat dalam struktur batin puisi adalah sebagai berikut :- tema atau makna, adalah unsur yang paling penting dalam menciptakan puisi. Puisi harus mempunyai makna yang jelas. Apabila tidak memiliki tema, maka puisi tidak dapat ditangkap maknanya.
- rasa (ekspresi), adalah sikap dari penyair yang dituangkan dalamkarya sastranya. Antara tema dan rasa saling berkaitan erat dalam mengungkap latar belakang penyair.
- nada dan suasana, adalah salah satu unsur yang berhubungan dengan tema dan rasa. Unsur nada merupakan sikap yang diberikan oleh penyait terhadap pembacanya.
- amanat, adalah nilai moral dan pesan yang disampaikan oleh penyair kepada pembaca karya sastranya.
Jenis Puisi. Puisi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk umum dan perkembangannya menurut jaman. Beberapa jenis puisi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Puisi Lama.
Puisi lama atau puisi klasik adalah jenis puisi yang masih terikat oleh berbagai ketentuan dan aturan, seperti jumlah baris puisi harus sama dan setiap bait memiliki rima yang sama pula. Ciri-ciri puisi lama adalah :
- nama pengarang puisi biasanya tidak diketahui.
- terkait berbagai pengaturan, seperti rima, irama, baris, dan bait.
- disebut sastra lisan karena penyampaiannya dari mulut ke mulut.
- berisi tentang kerajaan dan fantastis.
- majas yang digunakan tetap dan klise.
- syair, merupakan puisi lama yang pada tiap baitnya terdiri dari empat baris, dengan sajak a-a-a-a. Syair adalah karya sastra lama yang berasal dari Arab, yang biasanya berisi tentang nasehat atau cerita.
- pantun, merupakan puisi lama yang terdiri dari empat larik dengan persamaan asonansi atau rima ab-ab.
- mantra, merupakan ucapan-ucapan yang diperhatikan unsur estetisnya dan dipercaya memiliki kekuatan magis untuk memberikan dampak positif maupun negatif.
- gurindam, merupakan bentuk puisi lama yang biasanya terdiri dari dua bait yang setiap baitnya terdiri dari dua baris dengan rima yang senada.
- seloka, merupakan puisi Melayu klasik yang berisikan pepatah atau perumpamaan yang mengandung sindirin, ejekan, atau senda gurau. Seloka biasanya ditulis dalam empat baris, tapi ada juga yang menulis lebih dari empat baris.
- talibun, merupakan pantum genap yang di setiap baitnya terdiri dari 6, 8, atau 10 baris.
- karmina, merupakan puisi lama yang berbentuk pantun kilat karena isinya sangat pendek.
2. Puisi Baru.
Puisi baru atau puisi bebas adalah jenis puisi yang tidak terikat oleh berbagai aturan atau ketentuan tertentu, sehingga karya sastra puisi yang dihasilkan jauh lebih dinamis dan lebih beragam dalam genre atau gaya. Ciri-ciri puisi baru adalah :
- nama pengarang puisi banyak diketahui.
- tidak terikat peraturan, seperti rima, irama, baris, dan bait.
- penyampaiannya melalui lisan serta tulisan.
- berisi tentang kehidupan.
- majas yang digunakan berubah-ubah dan dinamis.
- berbentuk rapi dan simetris.
- persajakan terakhir biasnya teratur.
Jenis puisi baru dapat dibedakan berdasarkan sebagai berikut :
a. Isinya.
Berdasarkan isinya, puisi baru dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
- ode, merupakan puisi baru yang berisi sanjungan terhadap seseorang yang berjasa.
- balada, merupakan puisi baru yang berisikan cerita atau narasi mengenai peristiwa atau kisah tertentu. Terdiri dari tiga bait, yang setiap bait berisi delapan baris dengan rima a-b-a-b-b-c-c-b. Lalu rima tersebut kemudian berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refrain dalam bait-bait berikutnya.
- elegi, merupakan puisi baru yang mengandung ratapan atau ungkapan kesedihan. Puisi ini biasanya megungkapkan suatu rasa duka dan keluh kesah karena kematian atau kepergian seseorang.
- satir, merupakan puisi baru yang berisi kritik dan sindiran yang ditujukan kepada seseorang, yang disampaikan melalui ironi, parodi, atau sarkasme.
- romansa, merupakan puisi baru yang isinya meluapkan perasaan yang mendalam dengan cara dramatis, terumatam perihal cinta dan kasih sayang.
- himne, merupakan puisi baru yang berisi tentang pemujaan terhadap Tuhan, tanah air, atau para pahlawan dan dianggap penting atau sakral.
- epigram, merupakan puisi baru yang berisikan tentang ajaran hidup dan tuntunan-tuntunan, Puisi ini juga berarti unsur pengajaran, ikhtibar, atau nasehat yang membawa ke jalan kebenaran dan ada unsur teladannya.
b. Bentuknya.
Berdasarkan bentuknya, puisi baru dapat dibedakan menjadi bebeapa jenis, yaitu :
- distikon, merupakan puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari dua baris. Puisi ini biasa disebut dengan puisi dua seuntai.
- terzina, merupakan puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari tiga baris. Puisi ini biasa disebut dengan puisi tiga seuntai.
- kuatrain, merupakan puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari empat baris. Puisi ini biasa disebut dengan puisi empat seuntai.
- kuint, merupakan puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari lima baris. Puisi ini biasa disebut dengan puisi lima seuntai.
- sektet, merupakan puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari enam baris. Puisi ini biasa disebut dengan puisi enam seuntai.
- septime, merupakan puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari tujuh baris. Puisi ini biasa disebut dengan puisi tujuh seuntai.
- oktaf, merupakan puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari delapan baris. Puisi ini biasa disebut dengan puisi delapan seuntai.
- soneta, merupakan puisi baru yang terdiri dari empatbelas baris, yang terbagi dalam dua bait pertama yang masing-masing berisi empat baris dan dua bait kedua yang masing-masing berisi tiga baris.
3. Puisi Kontemporer.
Puisi Kontemporer adalah jenis puisi yang ingin lebih terbebas lagi dari berbagai ikatan konvensional puisi itu sendiri, seperti tata ungkap klise, nada-nada minor yang menjemukan, serta kecarut-marutan tercampurnya budaya populer dengan puisi. Puisi kontemporer lebih radikal dari puisi baru. Puisi kontemporer ingin terbebas dari berbagai limitasi-limitasi yang telah terbentuk oleh pandangan masyarakat umum terhadap puisi. Contoh puisi kontemporer diantaranya adalah :
- puisi kredo, di mana penulisan puisi dilandaskan terhadap kepercayaan dan prinsip yang diciptakan sendiri oleh penyairnya sendiri.
Semoga bermanfaat.