Teori Kepribadian, Dimensi, Fungsi Dan Manfaat Teori Kepribadian
Personality is your effect upon other people, bahwa kepribadian adalah pengaruh seseorang kepada orang lain. Kepribadian menunjukan pada bagaimana seseorang tampil dan menimbulkan kesan bagi orang lain. Kepribadian merupakan pola tingkah laku dan cara berfikir yang khas yang menentukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya.
- kepribadian umum yang dapat diamati oleh lain.
- kepribadian dari pikiran dan pengalaman yang jarang diungkapkan.
Teori Kepribadian. Banyak teori tentang kepribadian yang telah dikemukakan oleh para ahli. Beberapa teori kepribadian berdasarkan pendapat para ahli tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Sigmund Freud.
Sigmund Freud merupakan pencetus "Psychodynamic Theory". Teori ini dirumuskan dengan premis jika kebutuhan atau dorongan yang tak disadari konsumen khususnya dorongan bilogis adalah inti dari sebuah motivasi serta kepribadian. Sigmnd Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yaitu :
- Id, adalah berkaitan dengan prinsip kesenangan, yang merupakan pusat seluruh dorongan primitive dan impulsive.
- Ego, adalah berkaitan dengan prinsip kenyataan, yang meruakan pengendalian diri secara sadar oleh individu.
- Superego, adalah penjaga moral atau kata hati, yang merupakan ekspresi individual atas perilaku yang dibenarkan norma dan etika.
Tingkah laku seseorang, menurut Sigmund Frued, tidak lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut. Sigmund Freud juga berpendapat bahwa struktur kepribadian, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu :
- sadar (conscious).
- pra sadar (preconscious).
- tidak sadar atau bawah sadar (unconscious mind).
2. George Kelly.
George Kelly memandang kepribadian sebagai cara unit dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya.
3. Gordon W. Allport.
Gordon W. Allport merumuskan kepribadian sebagai "sesuatu" yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.
- Menurutnya, kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.
Gordon W. Allport menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan di antara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahka tingkah laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian yang dikemukakan oleh Gordon W. Allport memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama.
4. Karen Horney.
Karen Horney memandang bahwa kepribadian terbentu pada tahun-tahun pertama kehidupan anak, Faktor sosial (hubungan antara orang tua dan anak) sangat mempegaruhi perkembangan kepribadian (bukan dorongan biologis). Karen Horney menekankan faktor budaya dibanding faktor biologis dalam perkembangan manusia, terutama yang terkait dengan perbedaan gender. Anak-anak memulai kehidupannya dengan basic anxiety, tetapi hal itu dapat diatasi dengan pengasuhan yang memadai dari orang tua maupun orang lain.
5. Carl Gustav Jung.
Carl Gustav Jung mengemukakan tiga macam konsep tentang kepribadian, yaitu :
- personality function.
- psyche, adalah gabungan atau jumlah dari keseluruhan isi mental, emosional, dan spriritual seseorang.
- self, adalah kepribadian total, baik kesadaran maupun bawah sadar.
- sadar (conscious).
- bawah sadar (unconscious).
6. Ivan Pavlov.
Ivan Pavlov merupakan pencetus dari "Teori Pelaziman Klasik". Teori ini memasangkan stimuli yang netral/stimuli yang terkondisi dengan stimuli tertentu yang tidak terkondisikan, yang melahirkan perilaku tertentu. Setelah pemasangan berulang-ulang stimuli netral akan melahirkan respons terkondisikan. Menurut Ivan Pavlov, ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar.
Menurut teori pelaziman klasik, suatu proses perubahan terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi. Teori ini mensyaratkan adanaya latihan dan pengulangan, sedangkan kelemahan dari teori pelaziman klasik adalah belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.
7. John B. Watson.
John B. Watson mengemukakan bahwa perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengkondisian. Hubungan berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku. Rangkaian kompleks perilaku meliputi :
- pemikiran.
- motivasi.
- kepribadian.
- emosi.
- pembelajaran.
8. Lawrence Kohlberg.
Lawrence Kohlberg mengembangkan teori pengembangan kepribadian yang berfokus pada pertumbuhan pemikiran moral.
9. James W. Fowler.
James W. Fowler mengembangkan konsep kepribadian religious atau kepercayaan. Ia mengemukakan tahapan indiduating reflexive, yang muncul pada masa remaja akhir yang merupakan masa yang penting dalam perkembangan identitas keagamaan. Dalam tahapan ini, untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, seseorang memiliki tanggung jawab penuh atas keyakinan religious mereka.c
10. Costa dan McCrae.
Costa dan McCrae mengemukakan sebuah teori, yaitu "Neo Freudian Personality Theory". Teori ini berasumsi jika semua individu mempunyai karakter yang berbeda serta berbagai jenis konsep diri. Karakter tersebut memiliki sifat konsisten serta bisa diukur perbedaannya di antara setiap individu. Costa dan McCrae membagi teori ini ke dalam lima karakter, yaitu :
- extraversion, yaitu pribadi yang senang ada di dunia lain selain dunia mereka.
- neurotism, yaitu pribadi yang mempunyai kondisi emosi tidak stabil, pesimis, dan kepercayaan diri rendah.
- agreebleness, yaitu pribadi yang cenderung mempunyai keyakinan positif sekaligus menghargao nilai orang lain.
- conscientiousness, yaitu pribadi dengan sikap tanggung jawab, berdedikasi, dan bisa dipercaya.
- openess to experience, yaitu pribadi dengan karakter terbuka pada pola berpikir dan bisa menerima segala konsep baru.
Dimensi Teori Kepribadian. Setiap teori kepribadian diharapkan mampu memberikan jawaban seputar pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana tentang perilaku seseorang. Pervin menyebutkan bahwa untuk setiap teori kepribadian yang lengkap, pada umumnya memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut :
- pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil dan menetap, serta merupakan unsur-unsur pembentuk sosok kepribadian.
- pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang motivasi untuk menjelaskan dinamika tingkah laku atau kepribadian.
- pembahasan tentang perumbuhan dan perkembangan, yaitu aneka perubahan pada struktur sejak masa bayi sampai mencapai kemasakan, perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya, serta berbagai faktor yang menentukannya.
- pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakekat gangguan kepribadian atau tingkah laku beserta asal usul atau proses perkembangannya.
- pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi tentang bagaimana tingkah laku bisa dimodifikasi atau diubah.
Fungsi Teori Kepribadian. Sama seperti halnya teori ilmiah pada umumnya, teori kepribadian juga mempunyai dua fungsi, yaitu :
- fungsi deskriptif, yaitu menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau kepribadian seseorang secara rinci, lengkap, dan sistematis. Pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana seputar perilaku seseorang dijawab melalui fungsi deskriptif.
- fungsi prediktif, yaitu memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku seseorang di kemudian hari.
Manfaat Teori Kepribadian. Teori kepribadian mempunyai dua manfaat utama, yaitu :
- menjelaskan perilaku dan macam-macam sifat manusia.
- memahami perbedaan perilaku yang dimiliki oleh manusia.
Keduanya berguna untuk memahami dan juga memprediksi mengenai perilaku manusia.
Kriterian Evaluasi Teori Kepribadian. Teori kepribadian dapat dievaluasi berdasarkan beberapa kriteria tertentu, yaitu :
- verifiabilitas. Kriteria ini lebih menekankan jika teori kepribadian harus bertumpu pada konsep jelas, didefinisikan secara eksplisit dan juga mempunyai hubungan logis antara satu dengan yang lain, sehingga teori kepribadian bisa diperiksa atau diverifikasi oleh peneliti lain.
- konsistensi internal. Kriteria ini lebih menekankan jika senuah teori kepribadian seharusnya tidak mengandung pertentangan atau emosi dalam psikologi, dan seharusnya bisa menerangkan tingkah laku dengan cara konsisten.
- nilai heuristik. Kriteria ini bertugas untuk mengevaluasi sampai sejauh mana sebuah teori kepribadian bisa secara langsung mengundang penelitian.
- kehematan. Kriteria ini lebih menekankan jika teori kepribadian wajib disusun atas dasar konsep yang seminimal mungkin sehingga teori kepribadian akan dianggap lemah jika memakai konsep yang terlampau banyak.
- keluasan. Kriterian ini lebih menenkankan jika teori kepribadian menunjuk pada bentangan atau keaneka-ragaman fenomena yang bisa diliput dengan sebuah teori kepribadian. Semakin luas sebuah teori kepribadian, maka akan semakin banyak fenomena atau dasar tingkah laku yang berhasil terungkap.
- signifikasi fungsi. Kriteria ini lebih menekankan jika teori kepribadian bisa dievaluasi dalam rangka kegunaannya membantu orang-orag untuk bisa memahami tentang tingkah laku manusia sehari-hari sekaligus menghindari tanda-tanda stress.
Dari beberapa teori kepribadian tersebut di atas, menurut E. Koswara dapat ditarik beberapa kesamaan, yaitu sebagai berikut :
- Sebagian besar batasan menggambarkan kepribadian sebagai suatu struktur atau organisasi hipotesis, dan tingkah laku dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasi dan diintegrasikan oleh kepribadian. Kepribadian dipandang sebagai 'organisasi' yang menjadi penentu atau pengarah tingkah laku seseorang.
- Sebagian besar batasan menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan individual. Dengan istilah kepribadian, keunikan dari setiap individu ternyatakan. Melalui studi tentang kepribadian, sifat-sifat atau kumpulan sifat individu yang membedakannya dengan individu lain diharapkan dapat menjadi jelas atau dapat dipahami. Para teoris kepribadian memandang kepribadian sebagai sesuatu yang unik dan/atau khas pada diri setiap orang.
- Sebagian besar batasan menekankan pentingnya melihat kepribadian dari sudut 'sejarah hidup', perkembangan, dan perspektif. Kepribadian menurut teoris kepribadian, merepresentasikan proses keterlibatan subyek atau individu atas pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang mencakup faktor-faktor genetik atau biologis, pengalaman-pengalaman sosial, dan perubahan lingkungan. Corak dan keunikan kepribadian individu dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan.
Semoga bermanfaat.