Berbesar Hatilah, Ketika Punya Teman dengan Sifat Seperti Ini!

Halo, Sobat Blogger!


Pernah ada pengalaman bertengkar dengan temankah? Haha, masih zamankah? Apalagi untuk kita yang sudah berumah tangga, ya. Yampun, berasa kek masih anak-anak sekolah aja, ada bertengkar sama teman segala. Iya, saya juga berpikir begitu, wkwkwk.

Malu banget sudah besar seperti ini, masih ada aja deh pertengkaran. Apalagi kalau itu sahabat sendiri duh, enaknya bersahabat dengan suami aja lah, ya. Sepertinya lebih aman, haha. Sebagai seorang pegiat literasi sekaligus blogger. Emang harus hati-hati sih dalam berteman.

Semua Berawal dari ...

Awalnya saya pun enggak ngeuh kenapa jadi saya kena apes begini. Kaget banget, tiba-tiba saya di blocked di semua sosial media sama sesembak tersebut. Bingung dong salah saya apa dan kenapa. Emang sebelumnya saya pernah left grup di whatsapp, yang dimana sesembak itulah yang jadi founder-nya. Kita anggap nama grup WA-nya "Penulis Kece", ya.

Baca juga Tak Ada Batasan Ide Ketika Menulis, Benarkah?

Dia emang sahabat saya, kami sudah berteman kurang lebih 2 tahunan. Kami pun akrab banget sampai buat grup penulis sendiri dengan beberapa orang didalamnya. Anggap aja grup ini namanya Grup Sahabat Penulis, biar gampang aja nanti saya ceritanya, haha.

Nah, makanya saya enggak nyangka aja pertemanan kami bisa berakhir begini.

Kenapa Saya Left Grup di Penulis Kece?

Saya merasa saya sudah tak punya kepentingan di grup tersebut. Awalnya saya admin dan membantu dengan ikhlas untuk memajukan grup whatsapp tersebut. Lalu, tiba-tiba di grup tim inti Penulis Kece ada pemberitahuan bahwa tim dibubarkan. Kaget awalnya, tapi saya biasa aja dan enggak tanya juga kenapa.

Mungkin juga karena kami sudah lama tidak bersua di grup tersebut. Dikarenakan kami semua sudah sibuk dengan kehidupan masing-masing. Saya pikir ya terserah dia juga, toh dia yang punya grup tersebut suka-suka deh, ya. Meski saya sebenarnya kepo ada apa gerangan.

Lalu, lambat laun saya punya banyak grup blogger dan grup menulis di whatsapp. Akhirnya saya mulai sortir satu persatu grup yang kira-kira memang tak aktif lagi. Lalu, saya left gruplah di grup sesembak tersebut itu, yaitu grup Penulis Kece.

Baca juga Ini Loh Keuntungannya Punya Laptop Lemot!

Padahal saya left grup enggak cuma di situ, ada 3 atau 4 grup literasi yang saya left. Iya, karena merasa sudah tidak aktif di grup tersebut dan ingin meringankan handphone saya dari grup-grup yang sudah tak aktif lagi.

Eh enggak lama sesembak tersebut juga left grup di grup Sahabat Penulis, padahal di grup ini kami sudah seperti keluarga loh. Ya Allah, kaget dong saya. Ini orang kenapa dah? Pada menanyakanlah ke saya. Apa lagi ada masalah atau hal lainnya. Saya bilang dong, enggak ada masalah apapun dan saya left grup di Penulis Kece, ya karena sudah enggak aktif di sana.

Bukan berarti saya enggak mau kontribusi lagi. Saya left grup pakai izin lalu bilang kita masih bisa bertemu dan menyapa di grup FB Penulis Kece. Apakah saya salah left grup di whatsapp-nya? Subhannallah. Hal yang seharusnya tak dibesar-besarkan malah jadi besar.

Saya anggep saya lagi kena apes saja, heu.

Akhirnya di Blocked di Sosial Media, Sabar!

Dari situlah, enggak berapa lama sosial media saya di blocked sama sesembak! Wow!

Baca juga Ketika Ada Jarak Maka Rindu Hadir, Ketika Suami WFH Masih Adakah Rindu?

Saya laporan dong di grup Sahabat Penulis. Mereka pun kaget juga sama, wkwkwkw. Sampai akhirnya saya bercerita dengan salah satu sahabat saya di grup Sahabat Penulis tersebut via japri. Dan eng ing eng, ternyata apa yang selama ini mengganjal di hati kami berdua tentang si sesembak tersebut SAMA PERSIS! Ini bukan bermaksud ghibah, kami berdua hanya ingin hati-hati, supaya lebih tahu sifatnya dan ketika bersingungan lagi kami semakin paham. Selain itu, tidak mengulangi kesalahan yang sama kepada si sesembak. Begicuu, ya!

Saya bukannya juga cari temen untuk jahatin sesembak, ya. Enggak ada sama sekali! Saya enggak mau cari musuh. Saya pengen semua diselesaikan baik-baik. Dibicarakan baik-baik. Meski saya pernah kecewa juga sama sesembak tersebut, bukan berarti saya kekakan-kanakan dengan blocked sosmed dia dong? Ya enggaklah, paling mute aja paling banter, haha.

Ini bulan Ramadan, apalagi sedang Lailatul Qadar juga. Hanya ingin hati saya ini tak penuh dengan dengki dan benci. Tak bisakah menurunkan ego dan gengsi karena hawa nafsu? Tak bisakah japri ke saya untuk menanyakan perihal tersebut tanpa ujug-ujug blocked sosial media saya? Mengapa hal ini bisa terjadi? Berasa banget saya lagi berantem sama anak SD, haha.

Baca juga 30 Aktivitas Produktif yang Bisa Dicoba Ketika di Rumah Aja!

Kami sudah dewasa, sudah bisa berpikir lebih kompleks. Seharusnya hal ini tidak terjadi jika setiap masalah dibicarakan baik-baik. Tapi ya sudah, intinya di tulisan kali ini saya ingin menjelaskan sifat-sifat teman yang kadang bikin kita harus punya hati yang sangat lapang. 

Apa saja itu? Simak ulasannya berikut ini :

1. Teman yang Baperan

berbesar hatilah

Punya teman seperti ini emang harus dijaga banget hatinya. Kadang kita juga lelah sih. Masa kudu jaga hati orang lain terus sih. Tapi dianya kadang enggak jaga hati kita, haha. Kesel enggak sih?

Nah, punya teman begini tuh. Emang harus sabar banget. Apalagi kalau dikit-dikit pakai perasaan. Ya Allah, sudahlah kelar hidup kita. Persis kaya saya sekarang, haha.

Semoga saya selalu sabar, yes! Ada Allah yang enggak pernah tidur dan selalu menjaga saya supaya ikhlas dengan semua cobaannya dan mulai berhati-hati lagi ketika berteman.

Intinya punya teman yang seperti ini, harus hati-hati. Apapun yang kita lakukan sebisa mungkin jangan melukai hatinya. Emang sulit sih, saya aja gagal mulu berteman sama orang begini, haha. Paling aman ya jangan berteman sama orang baperan, haha.

Baca juga 9 Kiat Agar Tetap Produktif Menulis!

Eh, enggak deng, enggak gitu. Pokoknya sabar kalau punya teman baperan, wes itu aja, hihi.

2. Teman yang Mudah Mengambil Kesimpulan Sepihak

Ini nih, tanpa tanya dulu ke kita kenapa langsung ambil kesimpulan sepihak. Waduh! Ketahuilah bahwa apa yang terjadi itu, enggak bisa hanya dari mengambil kesimpulan sepihak.

Namanya ada masalah pasti ada sebab akibat kan? Nah, enggak mungkin juga ujug-ujug ada akibat tanpa ada sebabnya. Heu.

Untuk yang gampang sekali ambil kesimpulan sepihak, tolonglah hargai temanmu. Jangan mudah untuk melakukan hal tersebut. Jika kamu ingin dijaga hatinya, jaga juga hati orang lain. Dah, gitu aja!

3. Teman yang Dikit-dikit Salah Paham

berbesar hatilah

Gegera ambil kesimpulan sepihak, hal ini akhirnya muncul. Kesalahpahaman adalah hal yang paling sering banget terjadi. Padahal jika kita mau untuk mendengarkan alasan orang tersebut, pasti enggak bakalan panjang urusannya.

Tapi ya itu tadi. Jika ego sudah lebih besar ketimbang ingin mempertahankan pertemanan, tentu hal itu enggak bakalan digubris. Mungkin emang sengaja biar enggak berteman lagi.

Biarkanlah, masih banyak teman yang lain! Haha.

Baca juga Waspada Terhadap Virus Corona Tanpa Perlu Panik, Begini Tipsnya!

4. Teman yang Gengsi Untuk Memulai Chat Duluan

Nah, bisa jadi sesembak itu enggak mau chat saya duluan karena gengsi. Eh tapi ini menurut saya loh, ya. Saya juga gatau kenapa sih. Kalau ada yang tanya kenapa enggak saya aja duluan chat?

Saya belum coba chat sesembak tersebut, karena saya merasa gak salah. Saya merasa apa yang saya lakukan hal yang biasa banget. Left grup itu hal yang biasa bukan sih? Apalagi saya di sana sudah bukan admin lagi. Sudah enggak aktif lagi pula. Saya pikir sesembak tersebut ada masalah lain sama saya, tapi enggak tau kenapa enggak mau dibicarakan. Entahlah

Saya juga takut saya kelepasan kalau saya chat duluan. Takut berkata kasar, huhu. Insyaallah jika hati ini sudah tenang dan bisa di chat selama saya gak di block juga di whatsapp, akan saya coba untuk chat duluan. Semoga saya bisa menjaga perkataan saya nanti, ya. Bismillah.

5. Teman yang Sudah Tidak Mau Lagi Berteman

berbesar hatilah

Ya sudah sih kalau enggak mau berteman lagi mah, saya juga enggak bisa maksa buat itu. Tapi begini, ya. Kita berteman baik-baik, tak bisakah kita pisah juga baik-baik?

Ya emang ada begini?

Kalau enggak ada ya kita buat jadi ada dong, haha. Bisa kan ya? Jadi, begini loh. Setiap orang berhak berteman dengan siapa dan maunya sama siapa. Jadi, ketika kita sudah enggak mau lagi berteman dengan orang tersebut. Bicarakan aja baik-baik, ya.

Insyaallah meski tetap menyakiti hati. Setidaknya clear dan tidak ada prasangka lagi. Iya enggak sih?

Baca juga Asyiknya Jadi Pembicara Meski Masih Pemula!

6. Teman yang Sering Punya Masalah dengan Orang Lain

Pekalah terhadap hal ini. Saya baru sadar loh. Ternyata ketika kita berteman dengan seseorang dan kita mau tahu sebenarnya yang bermasalah siapa, coba cek apakah orang tersebut sering bermasalah dengan orang lain?

Kalau iya, bisa jadi orang tersebut emang bermasalah dari sananya, heu.

Setelah saya pikir-pikir setelah kejadian ini benar juga, ya. Tahu begini dari awal saya hati-hati dan ambil jarak dah. Biar enggak kena apes begini, haha.

Ya Allah pelajaran banget untuk saya. Saya kira mah saya enggak bakalan kena. Eh kena juga, wkwkwwk. Mau ngetawain diri sendiri dulu sambil nangis, haha.

7. Teman yang Tidak Pemaaf

Sulit sih punya teman begini. Padahal salahnya enggak seberapa tapi ogah untuk memaafkan. Padahal masalahnya juga enggak besar tapi sulit berlapang dada. Ya Allah.

Semoga kita semua orang yang pemaaf dan dihindari dari sifat buruk ini, ya. Aamiin!

Baca juga Agar Keuangan Rumah Tangga Aman dan Tak Mudah Habis!

8. Teman yang Merasa Paling Benar dan Paling Tersakiti

berbesar hatilah

Sudahlah ini mah playing victim mulu setiap punya masalah sama siapapun. Pas lagi kena masalah sama si A kesanannya paling tersakiti. Pas sama si B begitu juga, terus begitu sampai akhirnya masalah tersebut kena sama saya, wkwk. Entahlah mungkin aja sama juga seperti itu.

Versi dia, dirinya paling tersakiti dan paling benar. Saya minta maaf ya jika saya menyakiti hatimu. Saya enggak bermaksud kok. Semoga kalau dirimu baca. Saya akan berbesar hati untuk meminta maaf loh.

Silahkan whatsapp saja dan bicarakan baik-baik, jika mau. Jika tidak, semoga Allah mudahkan hati kita menjadi lembut dan menghilangkan sifat-sifat tercela dalam diri kita. Aamiin.

Saya minta maaf atas semua kesalahan yang pernah saya perbuat dan Insyaallah, saya sudah memaafkan dirimu.

Perlu digaris bawahi, ya. Saya enggak bilang sesembak itu memiliki semua sifat diatas. No! No! No! Jangan salah paham lagi, wkwkwk. Ini berdasarkan pengalaman saya sebelumnya juga. Dari zaman dulu saya sekolah sampai sekarang saya ingat-ingat apa saja yang sering bikin berantem sama temen.

Ya, kurang lebih sifat-sifatnya seperti diatas sih. Intinya saya juga pasti banyak salah. Saya bukan malaikat, saya manusia biasa! Saya yakin di kasus ini, si sesembak juga pasti ada masalah lain dengan saya, selain perihal saya left di grup Penulis Kece tersebut.

Tapi, yasudahlah. Mau dia bahas dan akhirnya kita berteman lagi atau enggak dibahas hingga akhirnya dilupakan, saya insyaallah ikhlas. Enggak mau baper, mau bahagia aja sama suami, haha.

Baca juga Belajar Menjadi PJ Buku Antologi Ala Steffi, Mau Coba?

Saya jadikan sekali pelajaran dalam hidup saya. Untuk berhati-hati dalam berteman dan mulai peka dengan lingkungan sekitar. Lebih paham juga untuk enggak mudah 100% percaya sama orang. Lebih aware juga dengan sifat-sifatnya. Biar hal ini tak lagi terulang.

Doakan saya untuk tetap kuat menghadapi hal ini. Sungguh hal ini membuat saya gemeteran banget, mau nangis meraung-raung ke suami tapi malu wkwkwk. Akhirnya saya limpahkan ditulisan aja biar jadi pengingat saya juga. Insyaallah.

Semoga hal ini membuat saya selalu bersyukur karena Allah masih sayang sama saya, cobaan ini sebagai pengingat untuk saya dan pelajaran yang sangat berharga.

Salam,
Next Post Previous Post